Pasang Harga Dibawah Pasar - BEI Mencurigai Rights Issue BW Plantation

NERACA

Jakarta –Lantaran menawarkan harga jauh di bawah harga pasar, aksi korporoasi PT BW Plantation Tbk berupa penerbitan saham baru atau rights issue menuai kecurigaan dari otoritas pasar modal. Oleh karena itu, pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertanyakan harga dan rasio rights issue perseroan,”Kami tanyakan alasan penentuan harga dan rasionya terhadap aksi korporasi itu,”ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen di Jakarta, kemarin.

Dalam prospektus yang diterbitkan perseroan dijelaskan bahwa aksi korporasi itu dilakukan dengan cara penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan rasio satu banding 6 (1:6). Dengan demikian, setiap pemegangan satu saham lama berhak atas enam saham HMETD.

Sebelumnya, Sekertaris Perusahaan BWPT Kelik Irwantoro mengatakan, penerbitan saham baru sebanyak 27,021 miliar lembar saham dengan harga saham baru ditawarkan di kisaran Rp390-Rp411 per lembar saham. Dari dari aksi itu, sebanyak-banyaknya sekitar Rp11,105 triliun.

Dijelaskannya, dana yang diperoleh dari "right issue" itu setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk pendanaan akuisisi Grup Green Eagle sebesar Rp10,530 triliun. Dan sisanya untuk modal kerja Perseroan.

Kepala Eksekutif Bidang Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan bahwa pihaknya akan melihat mulai dari harga penawarannya yang berada di bawah harga pasar. Kemudian jenis transaksinya, apakah bersifat material atau tidak. "Dokumennya akan kami lihat terlebih dahulu," katanya.

BEI menginformasikan bahwa saham PT BW Plantation Tbk (BWPT) mengalami penurunan harga yang diluar kebiasaan dibandingkan periode sebelumnya atau "unusual market activity (UMA). Bursa mengharapkan para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa. lalu mencermati kinerja pemiten dan keterbukaan informasinya.

Selain itu, BEI meminta kepada investor untuk mengkaji kembali rencana aksi korporasi emiten apabila rencana itu belum mendapatkan persetujuan RUPS. Dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul dikemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Tercatat sepanjang semester pertama tahun ini, PT BW Plantation Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp141,22 miliar atau naik 67,28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp84,42 miliar. Sementara laba bersih per saham dasar meningkat menjadi Rp31,53 dari Rp20,83 dan laba bersih per saham diluasian menjadi Rp30,31 dari Rp19,89 per lembar.

Perseroan menjelaskan, melonjaknya laba bersih perusahaan perkebunan sawit tersebut didukung meningkatnya pendapatan usaha dan selisih kurs. Pendapatan usaha BWPT selama enam bulan pertama tahun ini naik 36,35% menjadi Rp744,93 miliar dari periode enam bulan tahun lalu senilai Rp546,35 miliar. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…