Awal Pekan, IHSG Bergerak Konsolidasi

NERACA

Jakarta – Menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) berturut-turut dalam beberapa hari terakhir, memicu aksi jual pelaku pasar akhir pekan. Alhasil, indeks BEI sejak pembukaan hingga akhir perdagangan tergerus aksi profit taking. Tercatat mengakhiri perdagangan, indeks BEI ditutup melemah 68,816 poin (1,32%) ke level 5.132,563. Sementara Indeks LQ45 anjlok 13,887 poin (1,57%) ke level 870,523.

Menurut Kepala Riset Recapital Securities, Andrew Argado, faktor eksternal menjadi sentimen utama terkoreksinya bursa saham di dalam negeri,”Investor menyikapi sentimen teknikal dan global, itu menjadi salah satu 'trigger' untuk investor melakukan ambil untung,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia mengemukakan bahwa Rusia yang sedang menyusun undang-undang yang memungkinkan untuk menyita aset-aset asing di negaranya membuat investor di pasar saham khawatir konflik geopolitik akan semakin memanas sehingga mempengaruhi perbaikan ekonomi global.

Di sisi lain, lanjut dia, indeks BEI yang sempat mencapai level tertingginya ke posisi 5.246 poin pada 8 September lalu menjadi salah satu alasan sebagian pelaku pasar di dalam negeri masih mengambil posisi ambil untung. Kendati demikian, menurut Andrew Argado, sentimen itu bersifat jangka pendek, masih ada sentimen yang masih terus dipantau pasar yakni pengurangan stimulus keuangan AS dan kenaikan suku bunganya (Fed rate).

Sementara itu, Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar kecewa terhadap hasil sidang paripurna DPR yang menyetujui RUU Pilkada tidak langsung "Kendati demikian, sentimen itu masih dapat ditahan menyusul sentimen ke depan juga cukup positif seperti pembentukan kabinet baru dan fenomena 'window dressing' manager investasi," katanya.

"Window dressing" merupakan suatu fenomena di pasar modal yang umumnya harga saham akan meningkat seiring spekulasi kinerja emiten lebih baik, serta positifnya data-data ekonomi menjelang akhir tahun. Senin awal pekan, indeks BEI diproyeksikan akan bergerak konsolidasi.

Pada akhir pekan kemarin, seluruh indeks sektoral di lantai bursa kena koreksi. Koreksi paling dalam dialami sektor tambang dan finansial, sektor tempat saham-saham unggulan. Investor lokal masih mencatat pembelian bersih. Namun investor asing terpantau melakukan penjualan bersih (foreign net sell) sekitar Rp 1,4 triliun di pasar reguler.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 225.051 kali dengan volume 5,2 miliar lembar saham senilai Rp 6,6 triliun. Sebanyak 66 saham naik, 240 turun, dan 64 saham stagnan. Hanya satu bursa saham di Asia yang berhasil menguat, yaitu pasar saham Tiongkok. Bursa regional lainnya terjebak di zona merah.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mayora (MYOR) naik Rp 500 ke Rp 30.500, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 500 ke Rp 72.500, Unilever (UNVR) naik Rp 500 ke Rp 31.800, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 400 ke Rp 56.950. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.500 ke Rp 25.150, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 825 ke Rp 15.125, Indocement (INTP) turun Rp 675 ke Rp 22.175, dan United Tractor (UNTR) naik Rp 525 ke Rp 20.150.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup anjlok 84,465 poin (1,62%) ke level 5.116,914. Sementara Indeks LQ45 amblas 17,444 poin (1,97%) ke level 866,966. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 124.151 kali dengan volume 2,4 miliar lembar saham senilai Rp 3,5 triliun. Sebanyak 45 saham naik, 243 turun, dan 53 saham stagnan. Rata-rata bursa di Asia masih melemah pada sesi pertama, tapi ada satu yang bisa menguat yaitu pasar saham Tiongkok yang naik tipis.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Siloam (SILO) naik Rp 325 ke Rp 15.850, MNC Sky (MSKY) naik Rp 170 ke Rp 1.485, Multi Prima (LPIN) naik Rp 125 ke Rp 6.500, dan Renuka (SQMI) naik Rp 115 ke Rp 1.135. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.050 ke Rp 25.600, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 825 ke Rp 55.725, Indocement (INTP) turun Rp 725 ke Rp 22.125, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 675 ke Rp 12.775.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka terkoreksi 76,98 poin atau 1,48% menjadi 5.124,39, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 17,75 poin (2,01%) ke level 866,65,”Posisi IHSG BEI terkena aksi ambil untung diawal perdagangan terpengaruh bursa saham AS menyusul data pesanan peralatan turun dan klaim pengangguran di AS meningkat," kata Analis Woori Korindo Securities, Reza Priyambada.

Dari dalam negeri, lanjut dia, sentimennya juga kurang mendukung menyusul hasil sidang paripurna DPR yang menyetujui RUU Pilkada dilakukan melalui DPR-D. Pelaku pasar saham, lanjutnya cenderung merespon negatif hal itu sehingga indeks BEI terkena imbas negatif dari sentimen dalam dan luar negeri.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 165,96 poin (0,70%) ke 23.602,17, indeks Nikkei turun 189,92 poin (1,16%) ke 16.184,22 dan Straits Times melemah 13,48 poin (0,41%) ke posisi 3.277,51. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…