Suku Bunga Tinggi Beratkan Pengusaha UKM

NERACA

Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Dhaniswara K Harjono mengatakan, salah satu masalah yang memberatkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia adalah faktor permodalan. Pasalnya, suku bunga di Indonesia terlalu tinggi untuk pengusaha awal.

"Modal yang ada di mereka ini sebenarnya adalah modal yang bersuku bunga tinggi dibandingkan dengan negara lain," katanya di Jakarta, Kamis (25/9). Dia mengatakan, antara suku bunga yang diberlakukan untuk UKM, konsumen dan dibandingkan dengan korporasi atau perusahaan besar, suku bunga UKM adalah yang paling tinggi.

"Bayangkan di sini UKM 18%, sementara Singapura 0,5%. Akhirnya kita tidak ada kesetaraan, kalau seperti ini bagaimana pun juga pasar bebas ini mengharuskan kita adil. Nah, ini yang perlu kita perjuangkan," jelas dia. Menurut Dhaniswara, Apindo tidak akan berhenti memperjuangkan keadilan bagi UKM. Dengan demikian, maka ke depannya para UKM bisa mendapatkan perlakuan yang paling sesuai.

"Tidak ada kata mundur. Kita harus tetap maju, itu harus ada yang diperjuangkan. Paling tidak, negara harus menjalankan tugas mereka, bantuan hukum bagi UKM. Mereka enggak bisa berpangku tangan kemudian menyerahkan kepada mekanisme organisasi perusahaan saja, tapi negara juga harus membantu," tegasnya.

Mengingat  jumlah UKM di Indonesia jumlah UKM yang paling besar dibanding negara-negara lain. Namun, kebanyakan UKM ini tidak didukung dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, jumlah saja tidak cukup untuk menjadi kunci keberhasilan persaingan. "Nah sayangnya sebagian besar dari mereka tidak memiliki pendidikan yang cukup," ujarnya 

Dia mengatakan, pemerintah seharusnya ikut mendukung dan memudahkan segala langkah UKM, agar diperjalanannya nanti para pengusaha tersebut dapat bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya dengan lebih produktif. "Harus ada keberpihakan juga dari negara, dan di samping itu juga perlindungan termasuk perlindungan hukum itu yang sangat penting yang harus diberikan kepada pelaku usaha tersebut, ini yang harus kita perjuangkan," tuturnya.

Menurut dia, menjelang pasar bebas semua UKM secara umum sangat rentan terhadap persaingan bebas. Karenanya, dibutuhkan peran pemerintah untuk menjaga UKM tersebut. "Karena memang mereka punya keuntungan pada umumnya juga enggak terlalu banyak, nah kalau misalkan mereka direpotkan dengan masalah pajak, atau masalah hukum, kemudian tidak ada yang membantu mereka, ini mereka rentan untuk gulung tikar," pungkasnya. [agus]

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…