NERACA
Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama bersama Patroli Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya secara resmi tidak akan memberlakukan kembali contra flow system (sistem lawan arus) Ruas Tol Dalam Kota Cawang-Semanggi pada Rabu (1/10) mendatang. Direktur Operasional Jasa Marga, Hasanuddin mengungkapkan, penonaktifan contra flow Tol Cawang-Semanggi ini lantaran telah resmi beroperasinya Jalan Tol JORR W2 Utara Ciledug-Ulujami, pada Juli 2014 lalu.
"Kita telah memberlakukan sistem ini selama 29 bulan. Nah, dengan dibukanya JORR W2 Utara, maka berakhirlah contra flow tersebut," ujarnya, di Jakarta, Rabu (24/9). Hasanuddin juga mengakui bahwa penerapan contra flow ini sangat membantu pengendara kendaraan roda empat atau lebih untuk sampai tujuan lebih cepat.
Tak hanya itu. Tujuan lain dari penutupan contra flow ini adalah mengurangi kepadatan arus lalu lintas dari arah Bekasi menuju arah barat Jakarta dan Tangerang menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Hal itu karena sebelum diberlakukan sistem tersebut kepadatan tol dalam kota membuat kendaraan nyaris tidak bergerak.
Dia juga mengatakan, JORR W2 Utara ini membantu menurunkan volume lalu lintas ruas tol dalam kota sebesar 11,2% dari total 500 ribu kendaraan per hari. “Pengendara yang dari Bekasi sekarang bisa langsung mengakses jalan ke arah Semanggi,” tambahnya.
Contra flow ruas tol dalam kota ini dapat diterapkan karena perbedaan volume kapasitas kendaraan dibanding arah sebaliknya. Jalur arah Bandara Internasional Soekarno-Hatta begitu padat sehingga kendaraan bergerak lambat. Sementara itu, sisi jalur sebaliknya, atau ke arah Cawang, masih dalam batas ideal.
Dengan resmi ditutupnya contra flow Tol Cawang-Semanggi, Hasanuddin berharap penjagaan dan pengaturan lalu lintas di simpul-simpul kemacetan ruas tol dalam kota, khususnya di pintu keluar tol (off ramp) Semanggi I, dapat mengalir lancar.
“Selain itu, percepatan transaksi di gerbang-gerbang tol di ruas tol dalam kota dapat mengurangi kepadatan antrean. Dan juga yang tidak kalah penting, penegakan hukum di ruas tol dalam kota pada jam-jam sibuk kerja dapat berfungsi kembali karena selama penerapan contra flow, hal itu ditiadakan,” tegas Hasanuddin.
Sebelumnya, Jasa Marga berencana menargetkan transaksi di mulut gerbang tol di bawah satu detik. Saat ini, perseroan sudah berhasil melakukan transaksi selama lima hingga enam detik per mobil. Hasanudin pun menjelaskan, saat transaksi nanti pengguna tol tak perlu mengurangi kecepatan. Jika berjalan lancar, mulut gerbang tol tak akan mengalami kemacetan panjang.
"Seluruh pintu tol di wilayah Jadebotabek hanya mampu menampung 2,2 juta transaksi kendaraan per hari. Sementara terdapat 2,8 juta kendaraan melakukan transaksi. Artinya, terdapat potensi tidak tertampung sebesar 600 ribu kendaraan. Penyebabnya karena supply and demand tidak seimbang," ungkap Hasanudin. [ardi]
UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…
NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…
NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…
UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…
NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…
NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…