Disparitas Kompetensi Pekerja Konstruksi Masih Tinggi

NERACA

Jakarta - Disparitas kompetensi pekerja konstruksi di berbagai wilayah di Indonesia masih cukup tinggi. Karenanya diperlukan peningkatan pelatihan dan sertifikasi untuk mendapatkan tenaga konstruksi andal dengan penyebaran merata di Indonesia.

“Kami menyadari tingginya disparitas, karenanya masalah ini harus diselesaikan secara bersama,” kata Panitia Lomba Pekerja dan Sarasehan Konstruksi, Hasto, di Jakarta belum lama ini. Acara diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum.

Adanya disparitas ini, membuat beberapa pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan di luar pulau  Jawa, menggunakan tenaga kerja yang berasal dari Pulau Jawa. Guna meningkatkan kompetensi dan keahlian, kata dia, diperlukan pembinaan dan pelatihan secara intensif. “Untuk itu, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dan kami mengharap partisipasi dari pihak lainnya membantu, baik BUMN maupun swasta,” katanya. 

Hal ini penting, kata dia, mengingat pekerja konstruksi adalah salah satu unsur penting yang menentukan kualitas mutu dan keberlanjutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Untuk memberi apresiasi kepada tenaga konstruksi berprestasi, Pusbin KPK mengadakan Lomba Pekerja dan Sarasehan Konstruksi mengambil tema “Peluang Tenaga Kerja Indonesia Menyongsong Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.

Jenis-jenis bidang yang dilombakan merupakan keterampilan pekerja konstruksi yang dibutuhkan masyarakat maupun industri konstruksi. Lomba yang berlangsung selama 3 hari (10-12 September) diikuti oleh peserta lomba konstruksi dari utusan Pembina Jasa Konstruksi di setiap provinsi dan dari asosiasi perusahaan dan asosiasi profesi.  Sebanyak 170 peserta dari 22 provinsi dan 3 BUMN menunjukan kompetensinya dihadapan para juri untuk menjadi yang terbaik dalam lomba tersebut. Dari hasil karya para peserta lomba, didapatkan 

Nantinya, para pemenang lomba tidak hanya diberikan penghargaan dan uang pembinaan, namun juga diberikan para peserta yang memenuhi kelayakan akan diberi kesempatan memperoleh sertifikasi serta menjadi best practices saat kembali ke daerahnya masing-masing. 

”Dengan demikian para pengembang akan termotivasi untuk mereplikasi prestasi tersebut dengan membina dan meningkatkan kualitas tenaga kondtruksi,” ungkap Hasto. Sebelumnya, Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Masrianto mengatakan, pihaknya berharap lomba ini memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan daya saing pekerja konstruksi terampil. “Tentunya langsung menaikkan pendapatan dibandingkan sebelumnya,” ujar Masrianto. [ardi]

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…