Dihantui Profit Taking, IHSG Mulai Konsolidasi

NERACA

Jakarta- Mengakhiri perdagangan saham Selasa kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 14,395 poin (0,28%) ke level 5.130,503. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 2,987 poin (0,34%) ke level 867,342. Posisi indeks BEI yang sudah menguat berturut-turut, dimanfaatkan investor asing untuk meraup keuntungan dengan melakukan aksi jual. Kendatipun demikian, dana asing masih terus mengalir keluar dari lantai bursa.

Kepala Riset Recapital Securities, Andrew Argado mengatakan, indeks BEI mengalami tekanan terbawa sentimen pertemuan FOMC pada 17-18 September, dalam situasi itu pelaku pasar cenderung mengamankan asetnya dengan melepas saham,”Dalam pertemuan FOMC itu akan membahas data-data ekonomi AS. Data ekonomi AS yang ada cenderung mengalami perbaikan sehingga ada potensi untuk the Fed kembali melakukan pengurangan stimulus (quantitative easing/QE),”ujarnya di Jakarta, Selasa (16/9).

Disebutkan, satu spekulasi muncul di pasar bahwa the Fed akan kembali memangkas stimulus keuangannya membuat khawatiran investor,”Saat ini, program QE Amerika Serikat sebesar US$ 25 miliar, diperkirakan dikurangi sebesar US$ 15 miliar,”paparnya.

Menurut Andrew Argado, program stimulus keuangan AS akan berakhir pada tahun ini, setelah itu the Fed diekspektasikan menaikan suku bunga (Fed rate). Imbas dari kebijakan tersebut, investor global alan melirik pasar keuangan AS dan dapat berdampak negatif bagi 'emerging market'.

Dari dalam negeri, lanjut dia, terkait pengumuman menteri yang dinilai strategis yaitu kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertanian, dan Keuangan akan berasal dari kalangan profesional itu diharapkan dinilai positif pasar.

Dia menegaskan, diisinya orang profesional di empat kementerian itu akan berdampak baik untuk melaksanakan kebijakan fiskal. Namun, pasar masih memantau nama-nama menteri itu. Berikutnya, indeks BEI Rabu akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat.

Perdagangan kemarin, investor asing masih terus melepas saham dan tarik dana ke luar lantai bursa. Transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai lebih dari Rp 500 miliar di pasar reguler. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 249.664 kali dengan volume 4,3 miliar lembar saham senilai Rp 4,2 triliun. Sebanyak 112 saham naik, 164 turun, dan 105 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia kompak melemah sore kemarin. Rencana The Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga membuat investor khawatir. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 11.975 ke Rp 400.000, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.150 ke Rp 27.175, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 550 ke Rp 56.550, dan Samudera Indonesia (SMDR) naik Rp 450 ke Rp 7.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 14.000 ke Rp 1,4 juta, Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 965 ke Rp 3.689, Asuransi Bina Dana (ABDA) turun Rp 875 ke Rp 5.025, dan Indocement (INTP) turun Rp 475 ke Rp 23.525.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup melemah tipis 4,820 poin (0,09%) ke level 5.140,078. Sementara Indeks LQ45 berkurang 0,705 poin (0,08%) ke level 869,624. Aksi jual didominasi investor asing, sampai siang asing sudah jual bersih (net sell) sekitar Rp 220 miliar di pasar reguler. Saham-saham lapis dua yang terkena aksi jual.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 131.276 kali dengan volume 1,8 miliar lembar saham senilai Rp 2 triliun. Sebanyak 116 saham naik, 137 turun, dan 91 saham stagnan. Bursa-bursa di regional bergerak mixed masih cenderung melemah. Maraknya sentimen negatif dari luar negeri membuat bursa Asia sulit bergerak ke atas.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 1.125 ke Rp 389.150, Samudera Indonesia (SMDR) naik Rp 600 ke Rp 7.900, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 550 ke Rp 26.575, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 525 ke Rp 56.525. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multi Bintang (MLBI) turun Rp 14.000 ke Rp 1,4 juta, Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 965 ke Rp 3.689, Matahari (LPPF) turun Rp 475 ke Rp 15.725, dan Lion Metal (LION) turun Rp 450 ke Rp 10.500.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 6,89 poin atau 0,13% menjadi 5.151,78, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,72 poin (0,20%) ke level 872,05,”Bursa Asia, termasuk indeks BEI dibuka bergerak mendatar seiring dengan minimnya sentimen. Pergerakan bursa saham yang mendatar itu juga seiring dengan aksi investor yang sedang menunggu hasil pertemuan The Fed pada tanggal 17--18 September nanti," kata Analis Samuel Sekuritas Aiza.

Dia berharap, sentimen dari dalam negeri dapat menopang IHSG BEI pada hari perdagangan Selasa. Awal pekan kemarin, calon presiden terpilih Joko Widodo mengumumkan struktur kementerian, sebanyak 18 menteri berasal dari profesional yang pada pemerintahan sebelumnya hanya 13 menteri.

Dengan kabar struktur kabinet tersebut, kata Aiza, diharapkan mampu menopang indeks BEI.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Ito Warsito megatakan, inverstor akan melihat perubahan kementerian yang dilakukan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih,”Investor akan menilai apakah perubahan atau penggabungan kementerian itu akan bisa mendorong efisiensi birokrasi pemerintahan atau tidak. Misalnya, efisiensi persoalan perizinan, termasuk efisiensi anggaran,"ungkapnya.

Menurut dia, dari rancangan kementerian baru itu, akan terlihat potensi perbaikan kinerja birokrasi di pemerintahan negara ini. Tercatat bursa regional diantaranya, indeks KOSPI dibuka menguat 5,61 poin (0,28%) ke level 2.041,43; indeks Nikkei turun 49,85 poin (0,31%) ke level 15.897,48; dan Straits Times melemah 13,12 poin (0,40%) ke posisi 3.299,02. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…