Mengawali Kota yang Humanis dari Identitas Warna

NERACA

Jakarta - Tingginya populasi masyarakat yang tinggal di Ibu Kota Jakarta, ditambah dengan kemacetan, banjir musiman makin memperburuk citra Jakarta sebagai kota yang bersahabat. Hal ini sangat beralasan, dibalik megahnya gedung-gedung bertingkat masih menyisakan masalah yang komplek terhadap penduduknya. Tengok saja soal pemukiman kumuh, di mana sebagian warganya tinggal di hunian yang tidak layak huni dan ditambah transportasi massal yang ideal.

Rupanya permasalahan yang di hadapi Jakarta sebagai ibu kota negara, juga dialami kota-kota besar lainnya di Indonesia. Masalah tata ruang menjadi akar masalah, semerawutnya kota-kota di Indonesia, khususnya Jakarta. Sebut saja, ruang terbuka hijau masih minim terealisasi sekitar 20% dan kehadiran wilayah ruang publik yang memadai.

Kondisi ini akan memperburuk Jakarta sebagai perkotaan yang tidak humanis. Bagaimana mewujudkan kota yang humanis, tidak hanya sekedar memperbaiki tata ruang kota, tetapi bagaimana menghadirkan energi positif dari cat tembok sehingga menjadikan kota yang lebih berenergi dan memberikan inspirasi.

Maka menjawab kebutuhan kota yang humanis di Indonesia, AkzoNobel sebagai produsen cat Dulux dan Catylac mempunyai gagasan untuk membangun kota yang humanis dan inspiratif dengan menjalin kerja sama OMA, firma arsitektur ternama dunia asal Belanda. Menurut penelitian AkzoNobel, saat ini 50% populasi dunia tinggal di perkotaan dan akan meningkat mencapai 75% di tahun 2050.

Karena itu masyarakat perlu dibina untuk bisa berhubungan baik dengan lingkungan sekitar dan mewujudkan kehidupan kota yang lebih humanis. AkzoNobel bersama OMA telah melakukan riset global terkait hubungan antara warna dan perkembangan ekonomi.

“Kami merasa memiliki pengaruh penting dalam proses transformasi perkotaan yang sedang berlangsung sehingga produk kami bisa memberikan kontribusi kepada segmen bangunan, infrastruktur, hingga transportasi,” kata CEO AkzoNobel Ton Buchner.

Ditambahkan Buchner, penelitian ini akan berfokus pada sejauh mana sebuah area yang menarik secara visual dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini akan digunakan AkzoNobel untuk melakukan pendekatan terhadap transformasi perkotaan. “Kami akan berupaya mewujudkan kota yang lebih berenergi, menginspirasi, dan menyemangati semua orang di seluruh dunia,”ujarnya.

Hal lainnya yang ingin diwujudkan melalui riset dan program ini adalah untuk membantu masyarakat terhubung secara emosional dengan mewujudkan kota yang humanis. Di dalamnya ada beberapa isu yang menjadi perhatian seperti penggunaan warna, pendidikan, dan pelestarian.

Dirinya menjelaskan, melalui teknologi yang dimiliki, diharapkan mampu membuat kehidupan kota lebih berenergi dan memberikan semangat bagi masyarakat di seluruh dunia, sehingga mampu melampaui aspek fungsional, untuk terhubung pada tingkat emosional.

Membangun Emosional

Sementara Rem Koolhaas, pendiri OMA, menyebutkan hubungan antara warna dan reaksi emosional untuk membangun sebuah lingkungan telah ada sejak zaman dulu dan masih berlaku hingga saat ini. “Warna mempunyai dampak berbeda dari semua faktor yang menentukan kehidupan sebuah kota dan hal tersebut memengaruhi persepsi kita,” jelasnya.

Untuk mendukung gagasan kota humanis, AkzoNobel telah melakukan beberapa kegiatan pendukung seperti program komunitas Let’s Colour Program, Art Foundation, selain kerja sama dengan berbagai pihak seperti Museum Rijks, UNESCO, dan Yayasan Cruyff.

AkzoNobel juga sudah mengubah alun-alun Santo Stefano di Venezia menjadi Lapangan Cruyff.“Di kota-kota seluruh dunia seharusnya ada lapangan Cruyff yang dibangun di tengah pemukiman agar anak-anak berkesempataan beraktivitas di lingkungan yang memadai,” imbuh Rem.

Kata Jun De Dios, Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia, membuat kota menjadi lebih manusia dapat dilakukan dengan menyeimbangkan antara ekonomi, sosial dan budaya. Bahkan menurutnya, membuat lingkungan kota yang lebih humanis dapat dilakukan sederhana dengan kekuatan energi warna.

“Kami berpikir setiap kota seharusnya berfokus dengan beberapa isu untuk membuat lingkungan kota yang lebih humanis melalui warna, seperti bangunan sejarah, sistem transportasi, sistem edukasi, olahraga dan rekreasi, serta kota yang berkelanjutan,”paparnya.

Berdasarkan Human Cities Initiative, kata Jun De Dios, kota humanis harus membangun sistem transportasi yang mumpuni untuk mempermudah pergerakan masyarakat dan barang. Selain itu, sistem pendidikan ikut menjadi perhatian karena inovasi perkotaan dipercaya terjadi atas dasar inovasi pendidikan untuk masyarakat.

“Kami berharap manifesto dari kota humanis akan memacu masyarakat untuk mencintai kota mereka lebih dari sebelumnya,”tandasnya. Selain itu, dia juga menjelaskan, warna memegang peranan penting dalam memberikan perasaan tertentu bagi setiap orang mengenai tempat, ruang, dan identitas.

Karenanya, lanjut dia, masyarakat harus diberikan kesempatan untuk mengekspresikan identitas mereka,”Kota harus memperlihatkan warna asli mereka. Di sana ada hubungan emosional yang terlahir dari penggunaan warna,” ujar dia.

Bahkan dirinya menyakini, memberikan warna kepada ruang publik adalah penting karena ada hubungan kuat antara warna dan emosi dari setiap masyarakat. Alhasil, dengan demikian dapat memberikan energi dan masyarakat akan merasa betah tinggal di kota mereka. [ahmad nabhani]

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…