IHSG Mulai Bergerak Konsolidasi

NERACA

Jakarta – Setelah sempat menyetuh rekor tertingginya pada awal pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung menjadi bulan-bulanan aksi ambil untung pelaku pasar. Alhasil mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (9/9), IHSG ditutup anjlok anjlok 49,364 poin (0,94%) ke level 5.197,119. Sementara Indeks LQ45 ditutup jatuh 9,061 poin (1,01%) ke level 883,662.

Kata Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada, indeks BEI kembali mengalami koreksi setelah menembus level tertinggi pada perdagangan awal pekan kemarin (Senin, 8/9) ke level 5.246 poin,”Aksi ambil untung mewarnai perdagangan saham di dalam negeri sehingga IHSG BEI terkoreksi,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dari sisi teknikal, lanjut dia, potensi indeks BEI melemah juga terlihat dari adanya "utang gap" (ruang kosong antara periode perdagangan saat ini dengan periode sebelumnya) di level 5.224-5.241 poin sehingga rawan tertekan.

Sementara analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa sentimen politik di dalam negeri seperti pembahasan perubahan undang undang Pilkada dinilai menjadi salah satu alasan pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung,”Itu dianggap kurang disukai pasar karena bisa merusak sistem demokrasi langsung, sehingga sedikit menghambat momentum kenaikan IHSG BEI," katanya.

Namun demikian, menurut dia, tekanan pada indeks BEI Selasa ini hanya efek sementara. Tertekannya saham-saham di dalam negeri saat ini bisa dijadikan kesempatan oleh investor untuk kembali mengakumulasi. Berikutnya, indeks BEI Rabu diproyeksikan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah.

Pada perdagangan kemarin, seluruh indeks sektoral terkena koreksi dan kompak melemah di zona merah. Saham-saham tambang terkena koreksi paling dalam. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 181.612 kali dengan volume 6,211 miliar lembar saham senilai Rp 5,209triliun. Sebanyak 60 saham naik, 259 turun, dan 68 saham stagnan.

Bursa regional akhirnya kompak menguat dan menutup perdagangan di zona hijau. Membaiknya ekonomi Jepang dan Tiongkok menjadi sentimen positif. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Multi Bintang (MLBI) naik Rp 11.000 ke Rp 1,04 juta, Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 5.000 ke Rp 350.000, Centex (CNTX) naik Rp 1.825 ke Rp 15.500, dan BCA (BBCA) naik Rp 250 ke Rp 12.525. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 1.950 ke Rp 16.500, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.250 ke Rp 27.650, Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 1.200 ke Rp 4.800, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.150 ke Rp 54.150.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup terkoreksi 37,428 poin (0,71%) ke level 5.209,055. sementara Indeks LQ45 anjlok 7,373 poin (0,83%) ke level 885,350. Indeks tak sempat sentuh intraday tertinggi karena keburu kena koreksi. Aksi ambil untung menjegal penguatan IHSG.

Seluruh indeks sektoral terkena koreksi dan kompak melemah di zona merah. Saham-saham tambang terkena koreksi paling dalam. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 99.336 kali dengan volume 2,562 miliar lembar saham senilai Rp 2,728 triliun. Sebanyak 60 saham naik, 238 turun, dan 72 saham stagnan.

Pergerakan bursa regional masih sama seperti diawal perdagangan, mixed dengan kecenderungan menguat. Bursa Tiongkok masih tertinggal di zona merah. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 10.000 ke Rp 355.000, Multi Bintang (MLBI) naik Rp 3.000 ke Rp 1,03 juta, Centex (CNTX) naik Rp 2.325 ke Rp 16.000, dan Matahari (LPPF) naik Rp 200 ke Rp 16.275.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Goodyear (GDYR) turun Rp 2.450 ke Rp 16.000, Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 1.200 ke Rp 4.800, Indo tambangraya (ITMG) turun Rp 1.050 ke Rp 27.850, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 850 ke Rp 20.950.
Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat 2,59 poin atau 0,05% menjadi 5.249,08, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,65 poin (0,07%) ke level 893,37. Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, sentimen positif dari dalam negeri menopang indeks BEI untuk melanjutkan penguatan,”Membaiknya data cadangan devisa Indonesia menjadi sinyalemen positif bagi pasar modal Indonesia,"katanya.

Dirinya menambahkan bahwa kenaikan cadangan devisa juga akan berdampak positif terhadap upaya penguatan pondasi kebijakan dari pengaruh eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Bank Indonesia merilis cadangan devisa Indonesia selama Agustus 2014 bertambah US$ 700 juta menjadi US$ 111,2 miliar dibanding jumlah cadangan devisa bulan sebelumnya US$ 110,5 miliar. Kendati demikian, lanjut dia, pasar saham Asia yang bergerak bervariasi akan membuat pergerakan indeks BEI menjadi terbatas. Di sisi lain, data ekonomi dari Tiongkok yang terbilang positif telah terefleksikan pada perdagangan saham di kawasan Asia kemarin (Senin, 8/9).

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, Williams Surya Wijaya menambahkan, proses transisi menuju pemerintahan baru cukup kondusif, situasi itu dapat menambah kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia ke depan dapat lebih baik dan akhirnya berpengaruh terhadap indeks BEI,”Situasi yang positif di dalam negeri menunjukkan bahwa kenaikan IHSG BEI masih terus berlanjut," katanya.
Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 49,70 poin (0,20%) ke level 25.190,45, indeks Nikkei naik 48,20 poin (0,31%) ke level 15.753,31 dan Straits Times menguat 6,55 poin (0,20%) ke posisi 3.341,83. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…