Sido Muncul Akuisisi Lahan Rp 157,5 Miliar

NERACA

Jakarta – Sukses mengakuisisi pabrik farmasi Berlico di Yogyakarta senilai Rp 150 miliar, rupanya PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus berlanjut melakukan akuisisi. Teranyar, perseroan telah merampungkan akuisisi atas enam bidang tanah melalui anak usahanya, PT Muncul Mekar senilai Rp 157,5 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (8/9).

Kata Corporate Secretary PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Tiur Simamora, lokasi tanah yang diakuisisi perseroan berada di Kelapa Dua, Jakarta Barat dengan luas tanah 3.962 meter persegi. Disebutlan, penandatanganan akta jual beli tanah tersebut dilakukan pada 5 September tahun ini dan ini merupakan tindak lanjut surat perseroan pada 16 Mei 2014.

Sebelumnya, perseroan juga menuntaskan akuisisi atas 17.198 unit saham PT Berlico Mulia Farma atau sebesar 99,9% saham yang ditempatkan dan disetor Berlico Mulia senilai Rp 124,9 miliar. Nantinya, perseroan bakal memperbesar pabrik farmasi ini sehingga akan memberi kontribusi keuntungan yang signifikan bagi perseroan kedepan.

Dirut Sidomuncul, Irwan Hidayat pernah bilang, sebelumnya Berlico bukanlah pabrik besar. Bahkan, belum ada produk andalan yang dihasilkannya begitu populer di kalangan masyarakat. Tetapi, dirinya menegaskan bahwa kepopuleran produk yang dihasilkan pabrik farmasi tidaklah penting,”Yang penting, saat diambil alih Berlico statusnya baik-baik saja, ya artinya sudah untung. Yang penting lagi nanti pabrik farmasi ini bisa menghasilkan untung lebih besar dari yang ada sekarang,”ungkapnya.

Dirinya menegaskan, pihaknya berambisi membesarkan pabrik farmasi Berlico pasca diakuisisi sehingga akan menjadi salah satu usaha yang memberi kontributor keuntungan yang signifikan buat korporasi,”Dengan manajemen yang baik, kami yakin perusahaan ini bisa jadi lebih besar lagi,”tandasnya.

Tercatat pada semester pertama tahun ini, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih melesat tajam 86,75% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp174,22 miliar. Disebutkan, naiknya laba bersih tersebut tidak dibarengi berlawanan dengan angka penjualan perusahaan. Namun, menurunnya sejumlah beban dan naiknya pendapatan keuangan serta pendapatan lain-lain mendukung bertambahnya laba bersih perusahaan.

Penjualan perusahaan jamu tersebut pada enam bulan pertama tahun ini turun 1,75% menjadi Rp1,12 triliun dari enam bulan pertama tahun lalu sebesar Rp1,14 triliun. Sementara beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp727,78 miliar dari Rp690,61 miliar.

Akibatnya laba kotor perseroan susut menjadi Rp391,75 miliar dari Rp447,96 miliar. Namun, turunnya beban penjualan dan pemasaran menjadi Rp103,58 miliar dari Rp173,53 miliar, beban keuangan menjadi Rp4,31 miliar dari Rp7,08 miliar dan melonjakanya pendapatan keuangan menjadi Rp50,38 miliar dari Rp2,02 miliar dan pendapatan lain-lain menjadi Rp133,23 miliar dari Rp19,29 miliar menambah capaian laba bersih. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…