Pemerintah Baru Diminta untuk Meneruskan - Program MP3EI

NERACA

Jakarta - MasterPlan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia telah berumur tiga tahun sejak diterapkan pada 2011 lalu. Namun, pengembangan mega infrastruktur ini masih belum mencapai 100%. Meski demikian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan seteleh berjalan tiga tahun, terlihat bahwa pembangunan infrastruktur ini masih sejalan dengan target. Oleh karena itu, dia yakin proyek-proyek ini bisa selesai sesuai target.

"Saya memiliki keyakinan 2025 sasaran kita terwujud. Karenanya, saya titip pada Jokowi sebagai presiden terpilih, agar apa yang telah kami capai dalam rangka MP3EI tiga tahun ini bisa dilanjutkan, karena masih ada 11 tahun beruikutnya," kata SBY di Jakarta, Jumat (5/9) pekan lalu.

Sedangkan menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan MP3EI penting diteruskan pemerintahan baru. Dengan demikian, potensi Indonesia menjadi negara maju bisa tergarap. Dia menyebut Indonesia memiliki semua prasyarat untuk menjadi negara maju, semisal sumber daya alam melimpah, jumlah penduduk banyak dan produktif, dan lainnya.

"Semua yang kita susun harus dijalankan sungguh-sungguh dan berkelanjutan serta dipimpin oleh pemimpin yang kuat," ujarnya. Proyek akselerasi pembangunan ekonomi Indonesia ini sudah diinisiasi pemerintahan SBY sejak 2011-2012. Fokus utamanya menumbuhkan pusat ekonomi baru dan percepatan infrastruktur yang menghubungkan setiap wilayah di Tanah Air.

Pria yang kerap disapa CT ini mengklaim proyek MP3EI dapat mengerek pendapatan per kapita Indonesia hingga USD 15 ribu per tahun. "MP3EI ini menjadi jalan Indonesia menjadi negara maju. Terutama 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045 dengan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7," katanya.

Direktur Eksekutif Indonesia Global For Justice (IGJ) M. Riza Damanik mengatakan, program MP3EI sangat bertabrakan dengan visi dan misi Jokowi - JK yang menginginkan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Maka dari itu, presiden terpilih tidak melanjutkan program itu. "Jika memang benar presiden terpilih ingin menjadikan Indonesia negara maritim, maka memang sudah tidak perlu lagi melanjutkan program MP3EI," katanya kepada Neraca, kemarin.

Karena apa, setidaknya ada tiga hal kenapa program MP3EI tidak perlu dilanjutkan pertama hilangnya partisipasi publik dalam pembangunan nasional. Kedua, swasta lebih berperan dominan terhadap pembangunan nasional. Dan yang ketiga pembangunan hanya berpusat di darat, padahal Jokowi-JK menginginkan aadanya pembangunan di laut. "Makanya Jokowi - JK tidak melanjutkan program itu, karena kontras dengan visi dan misi yang sudah ditentukan," ujarnya.

Menurut data kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, realisasi proyek MP3EI dari 27 Mei 2011 hingga triwulan I-2014 sebesar Rp838,9 triliun. Untuk progres sektor infrastruktur dari APBN Rp131,8 triliun, BUMN Rp153,2 triliun, swasta Rp53,89 triliun dan campuran antara BUMN dan swasta sebesar Rp89,17 triliun.

Untuk penyebaran proyeknya, diantaranya Rp397,7 triliun tersebar ke Sumatera sebanyak 40 senilai Rp55,63 triliun, Jawa dengan 32 proyek Rp217,7 triliun, Kalimantan dengan 47 proyek sebesar Rp57,19 triliun, Sulawesi dengan proyek 24 proyek sebesar Rp22,496 triliun, Bali-NTB dengan 28 proyek sebesar Rp17,548 triliun, dan Papua-Maluku dengan 33 proyek sebesar Rp27,15 triliun. [agus]

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…