Wacana Kenaikan TDL pada 2012 - BPS Prediksi Kenaikkan Inflasi Sekitar 0,2%

NERACA 

Jakarta----Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan rencana kenaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10% yang akan berlaku mulai April 2012 justru akan mendorong kenaikkan inflasi sebesar 0,2%. "Saya kira ada tambahan inflasi 0,2% kalau jadi naik 10% (TDL). Dan itu jika dikenakan pada semua konsumen baik yang masuk 450-1.300 VA, berapapun kenaikan akan inflasi 0,2%," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/8)

 

Namun, kata Rusman, jika kenaikan TDL ini tidak untuk semua segmen pelanggan PLN, maka laju inflasi yang terjadi bisa lebih rendah dari itu. "Jadi tergantung juga kenaikan 10% ini dikenakan kepada siapa. Kalau kepada semua konsumen tanpa kecuali, memang dampak inflasinya bisa 0,2%," tambahnya

 

Dalam RAPBN 2012, pemerintah mengurangi subsidi terhadap PLN dari Rp 65 triliun di 2011 menjadi Rp 45 triliun di 2012. Tentu ini konsekuensinya adalah bakal ada penetapan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

 

 Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan dalam RAPBN 2012, pemerintah membuat kebijakan untuk menurunkan anggaran subsidi termasuk subsidi listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM).

 

Sebelumnya, Ekonom INDEF Didik J Rachbini juga telah memprediksi kenaikan tarif dasar listrik (TDL) 10% pada April 2012  hanya akan menndorong tekanan inflasi. “Ya pasti, otomatis imbasnya  ke inflasi. Karena itu TDL untuk golongan masyarakat miskin, itu nggak boleh dinaikkan," ujarnya

 

Oleh karena itu, mantan Rektor Universitas Mercu Buana ini menyarankan pemerintah sebaiknya mengubah sumber pembangkit listrik dari BBM ke gas atau sumber lain yang lebih murah. Alasana agar tidak membebani biaya yang dikeluarkan masyarakat. "Kalau mahal, biaya tidak efisien itu dibebankan kepada konsumen. Itu saja. Sekarang kalau mau ada penyesuaian menurut saya ya harus dilihat dulu efisiensi pembangkitannya seperti apa,” tambahnya.

 

Menurut Didik, pembangkit PLN yang mengkonsumsi solar dan minyak tanah maka harus digantikan denan gas dan bartu bara. “Yang dengan solar, minyak tanah itu yang harus dipotong semua, diganti dengan gas dan batubara yang lebih banyak, panas bumi dan lain-lain. Kalau ketika semua digantikan efisien dan tidak perlu naik," paparnya.

 

Menyinggung soal asumsi inflasi dalam RAPBN 2012 sebesar 5,3% yang kemungkinan tak akan tercapai dengan adanya kenaikan TDL tersebut, Didik mengungkapkan hal tersebut tergantung dari strategi kebijakan pemerintah sendiri. "Ya itu tergantung strategi menaikkannya. memang administered price (harga diatur pemerintah)-nya. Karena itu strategi menaikkan TDL pada waktu deflasi. Sebenarnya inflasi kita sudah terlalu tinggi," terangnya

 

Namun Didik mengakui rencana kenaikan TDL pada April 2012 dinilai saat yang tepat. Karena pada bulan-bulan tersebut inflasi agak menurun.  "Ya memang pada bulan-bulan itulah Mei-April inflasi turun. Pada waktu panen suplai beras kan naik tapi detilnya saya gak hapal," imbuhnya

 

Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan TDL sebesar 10% karena terkait dengan penurunan subsidi listrik dari Rp65 triliun pada APBN-P 2011 menjadi Rp45 triliun dalam RAPBN 2012.

 

Ditempat terpisah, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan PLN menyerahkan keputusan rencana kenaikan TDL tersebut ke pemerintah dan DPR.  "Saya sih terserah pemerintah dan DPR. Kalau pemerintah dan DPR memang menaikkan TDL, PLN akan laksanakan," terangnya

 

Lebih jauh Dahlan mengaku PLN tidak memiliki wewenang memaksa kenaikan TDL tersebut. Kewenangan menaikkan TDL sepenuhnya ada di tangan pemerintah. "Kalau tidak jadi naik seperti tahun lalu PLN juga ikut saja. Ini sesuai dengan aturan yang berlaku bahwa soal TDL, PLN tidak memiliki wewenang apa, karena wewenang itu ada di pemerintah bersama DPR," jelasnya. **cahyo

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…