IHSG Akhir Pekan Dihantui Profit Taking

NERACA

Jakarta –Gara-gara aksi ambil untung yang dilakukan investor, setelah indeks menguat tajam memaksa perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis ditutup melemah. Mengakhiri perdagangan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 18,813 poin (0,36%) ke level 5.205,322. Sementara Indeks LQ45 turun 4,445 poin (0,55%) ke level 885,286.

Direktur Utama PT Kresna Graha Sekurindo Tbk, Michael Steven mengatakan, koreksi indeks BEI karena sudah menyentuh level tertingginya pada penutupan perdagangan Rabu (3/9),”Biasanya, indeks BEI akan terkoreksi terlebih dahulu dan itu wajar baru selanjutnya kembali menguat," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/9).

Menurut dia, potensi indeks BEI menguat ke depannya masih cukup terbuka seiring dengan ekspektasi perekonomian nasional masih terus tumbuh, pemerintahan baru mendatang akan fokus pada perkembangan infrastruktur, tentu akan disambut positif,”Membaiknya perekonomian maka saham sektor perbankan, infrastruktur, properti, dan konsumer dapat menjadi pilihan menarik," katanya.

Sementara itu, analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan, aksi jual saham di bursa-bursa regional membuat laju IHSG BEI tertahan untuk melanjutkan penguatan,”Bursa saham di kawasan regional menahan IHSG BEI untuk kembali menembus level tertinggi. Namun, tertekannya indeks BEI hanya sementara dan dapat digunakan sebagai kesempatan untuk mengakumulasi," paparnya.

Berikutnya, indeks BEI Jum’at akhir pekan diproyeksikan masih akan terkoreksi. Perdagangan Kamis kemarin, didominasi aksi jual investor lokal. Investor asing masih berburu saham, transaksi asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai lebih dari Rp 200 miliar di pasar reguler. Hanya sektor tambang dan infrastruktur yang bisa menguat. Delapan sektor lainnya jatuh ke zona merah dipimpin sektor aneka industri.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 105.868 kali dengan volume 2,7 miliar lembar saham senilai Rp 3,1 triliun. Sebanyak 133 saham naik, 144 turun, dan 79 saham stagnan. Rata-rata bursa Asia menutup perdagangan di zona merah. Pelaku pasar menyiapkan posisi menyambut hasil pertemuan Bank Sentral Eropa alias European Central Bank (ECB).

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 520 ke Rp 3.020, Mayora (MYOR) naik Rp 425 ke Rp 30.900, Pool Advista (POOL) naik Rp 375 ke Rp 1.875, dan Surya Essa (ESSA) naik Rp 295 ke Rp 3.485. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Merck (MERK) turun Rp 5.000 ke Rp 180.000, United Tractor (UNTR) turun Rp 900 ke Rp 21.550, Matahari (LPPF) turun Rp 700 ke Rp 15.950, dan Lippo Insurance (LGPI) turun Rp 475 ke Rp 5.100.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup terkoreksi tipis 7,119 poin (0,14%) ke level 5.217,016. Sementara Indeks LQ45 berkurang 1,749 poin (0,20%) ke level 887,982. Aksi beli selektif sempat membawa IHSG ke zona hijau, sampai ke titik tertingginya di level 5.232,663. Indeks masih belum bisa tembus rekor intraday tertingginya sepanjang masa di 5251,296 yang diraihnya pada Selasa 21 Mei 2013.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 105.868 kali dengan volume 2,7 miliar lembar saham senilai Rp 3,1 triliun. Sebanyak 133 saham naik, 144 turun, dan 79 saham stagnan. Bursa-bursa regional bergerak mixed cenderung melemah. Hanya bursa Tiongkok yang mampu menguat meski minim sentimen positif yang beredar.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 500 ke Rp 3.000, Surya Essa (ESSA) naik Rp 310 ke Rp 3.500, Tower Bersama (TBIG) naik Rp 275 ke Rp 8.375, dan Vale Indonesia (INCO) naik Rp 210 ke Rp 4.410. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Merck (MERK) turun Rp 20.000 ke Rp 165.000, Matahari (LPPF) turun Rp 825 ke Rp 15.825, United Tractor (UNTR) turun Rp 650 ke Rp 21.800, dan Unilever (UNVR) turun Rp 225 ke Rp 31.775.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat tipis sebesar 1,15 poin atau 0,02% ke posisi 5.225,28 dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik 0,28 poin (0,03%) ke level 890,02,”Indeks BEI lanjutkan penguatan kendati mulai terbatas setelah menembus poin tertingginya pada penutupan perdagangan Rabu, bursa Asia juga turut bergerak mendatar diawal perdagangan," kata Analis Samuel Sekuritas, Aiza.

Kendati demikian, dia menambahkan bahwa indeks BEI masih berpotensi untuk terus melanjutkan penguatan. Terdapat beberapa sentimen positif bagi IHSG diantaranya sinyal yang kuat dari pemerintahan mendatang untuk kenaikan harga BBM subsidi dalam waktu dekat.

Kemudian, lanjut dia, likuiditas perbankan di dalam negeri yang mulai membaik dapat menopang indeks BEI untuk tetap berada di area positif,”Saham sektor perbankan menguasai sekitar 25% dari nilai kapitalisasi pasar di BEI, kondisi itu akan cukup signifikan mempengaruhi pergerakan IHSG,”ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, adanya kenaikan harga nikel dunia sekitar 2,8% dapat menambah sentimen positif bagi saham-saham domestik sektor pertambangan seperti Vale Indonesia Tbk (INCO), dan Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sementara itu, analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya menuturkan, dalam jangka menengah dan panjang, IHSG BEI masih dalam kondisi "strong uptrend". Namun, investor juga tetap perlu mewaspadai sentimen yang dapat menekan indeks BEI kembali terkoreksi,”Itu bisa terjadi jika pelaku pasar mengambil aksi ambil untung setelah penguatan indeks BEI dalam beberapa hari terakhir ini," katanya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 80,23 poin (0,32%) ke level 25.237,72, indeks Nikkei turun 25,46 poin (0,16%) ke level 15.702,89 dan Straits Times melemah 6,51 poin (0,19%) ke posisi 3.342,26. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…