Dari GMF ke UNAOC

Dari GMF ke UNAOC

Oleh Bani Saksono (wartawan Harian Ekonomi Neraca)

 

Nusa Dua, Bali telah menjadi saksi bagi dua pertemuan internasional yang digagas oleh Perhimpunan Bangsa-bangsa (PBB). Yaitu, Global Media Forum (GMF) diselenggarakan oleh Badan PBB untuk masalah Pendidikan dan Kebudayaan (Unesco) bersama Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) serta Forum Aliansi Global untuk Peradaban (UNAOC).

 

Kedua pertemuan internasional  itu diadakan di tempat yang sama, yaitu Bali Nusa dua Convention Center (BNDCC) secara berurutan. GMF diselenggarakan pada 25-28 Agustus 2014 dan UNAOC pada 29-30 Agustus. Kedua pertemuan itu ada benang merahnya.  GMF diikuti berbagai unsur  pemerintah, jurnalis, perusahaan media, organisasi jurnalis, perusahaan media, serta kaum muda dan pelajar penggiat jejaring sosial dari 30 negara. Hasilnya, deklarasi dalam bentuk Bali Roadmap: The Roles of The Media in Realizing The Future We Want For All (Peran Media dalam Mewujudkan Masa Depan Kami Ingin Untuk Semua).  

 

Naskah Bali Roadmap tersebut merupakan deklarasi komunitas media, baik media profesional maupun  media jejaring sosial (sosmed) agar peran besarnya diakui dan diikutsertakan dalam program pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pasca 2015. Sebelumnya, dalam program pembangunan sebelumnya, yaitu Millenium Development Goals/MDGs (2000-2015) sama sekali tak menyertakan media sebagai bagian penting sukses tidaknya program tersebut. Agar dimasukkan sebagai bagian dari SDGs, naskah Bali Roadmap pun dititipkan langsung kepada Sekjen PBB Ban-Ki Moon dalam pertemuan UNAOC.

 

Dirjen Unesco Irina Bokova menyatakan, kebebasan berekspresi dan akses informasi yang diperankan oleh komunitas media harus tercermin dalam agenda SDGs 2015. Menurut Irina, kebebasan berekspresi adalah penting dalam menjunjung martabat, demokrasi, pembangunan berkelanjutan, dialog perdamaian, dan toleransi. Informasi dan pengetahuan memegang kunci untuk menyusun masa depan yang kita inginkan bersama.

 

Mandat GMF dalam bentuk Bali Roadmap itu sangatlah penting bagi upaya mewujudkan perdamaian internasional dan kesejahteraan seluruh umat manusia, sebagai masa depan yang kita inginkan semua.

 

Saat menutup GMF, Menteri Kominfo Tifaful Sembiring berkeyakinan, Indonesia bisa menjadi contoh dan laboratorium budaya  dan masyarakat sipil yang demokratis. Menurut dia, demokrasi tak terwujud jika tanpa peradaban. Dan, bagian dari peradaban itu, yaitu mewujudkan perdamaian, harus dimulai dari perilaku menolak kekerasan. Media pun berperan dan ikut bertanggung jawab mewujudkan keinginan tersebut.  [] 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…