Kapitalisasi Saham Masih Tertinggal - Banyak Emiten, Tapi Daya Saing Masih Lemah

NERACA

Jakarta – Meskipun industri pasar modal dalam negeri mengalami pertumbuhan indeks saham tertinggi kedua di kasawasan Asia Pasifik. Namun kapitalisasi pasar Saham Indonesia jauh tertinggal dibanding dengan negara-negara lain.

Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group 2 BEI, Umi Kulsum menjelaskan, pertumbuhan indeks saham Indonesia yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pertumbuhan sebesar 18,24% pada periode 2013 hingga Agustus 2014,”Di regional Asia Pasifik, pertumbuhan IHSG nomor dua di bawah Bombay Stock Exchange, India yang tumbuh 19,58%,”ujarnya dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, pertumbuhan IHSG tersebut mengalahkan indeks acuan di Thailand, Filipina, Hong Kong, Singapura, Malaysia dan juga Jepang. Namun sayangnya, meskipun pengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, nilai kapitalisasi pasar saham di Indonesia masih cukup kecil.

Pada awal Agustus ini, kapitalisasi pasar saham di Indonesia hanya sebesar US$ 425 miliar. Jauh di bawah Tokyo Stock Exchange yang tercatat US$ 4,65 triliun, Singapore Exchanges yang tercatat sebesar US$ 607 miliar dan Bursa Malaysia yang sebesar US$ 535 miliar. Selain itu, pihak BEI juga mengungkapkan, dalam kurun waktu awal 2012 hingga Juli 2014, total nilai emisi dari aksi korporasi perusahaan yang melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO), pencatatan saham baru (rights issue) maupun penerbitan obligasi mencapai Rp 268 triliun.

Kata Umi Kulsum, jika dirinci, total nilai emisi dari aksi korporasi IPO dan Relisting atau Secondary Offering berjumlah Rp 31,873 triliun, rights issue sebesar Rp 74,357 triliun dan hasil dari penerbitan obligasi, sukuk dan Efek Beragun Aset (EBA) sebesar Rp 161,184 triliun,”Sampai dengan akhir Juli 2014, total ada 502 perusahaan yang sahamnya telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia," jelasnya.

Untuk tahun ini, terhitung dari awal tahun sampai dengan 25 Juli 2014, Umi melanjutkan, terdapat 19 emiten atau perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia. Dimana nilai emisi dari seluruh perusahaan yang melantai tersebut mencapai Rp 4,99 triliun.

Kemudian untuk periode yang sama, nilai emisi dari perusahaan yang melakukan rights issue tercatat Rp 23,30 triliun. Sedangkan nilai emisi dari perusahaan yang menerbitkan obligasi, Sukuk dan EBA tercatat Rp 26,99 triliun,”Untuk obligasi, sukuk dan EBA terdapai 28 emisi yang diterbitkan oleh 26 emiten di BEI,"tandasnya.

Asal tahu saja, persaingan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015, sudah didepan mata. Ironisnya, ditengah sibuknya pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan infrastruktur pasar modal dan kapitalisasi pasar saham yang terus tumbuh hingga Rp 5.200 triliun, rupanya kepemilikan saham masih di dominasi investor asing.

Menurut pengamat pasar modal dari Universitas Pancasila, Agus Irfani, berbagai fasilitas dan kemajuan infrastruktur pasar modal belum menjadi kebanggaan bila peran investor lokal di bursa masih sedikit. Bahkan dirinya menilai, pasar modal Indonesia ternyata belum siap menyongsong ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pasalnya, perangkat seperti perundang-undangan belum memungkinkan. Di antara hambatan itu, masalah cross border offering atau penawaran saham publik lintas negara masih terhambat karena ketentuan mengenai profesi penunjang belum ada, bahkan di level ASEAN,”Sebelum memasuki MEA, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus menyiapkan regulasi terlebih dahulu. Masyarakat ekonomi ini awalnya konsepnya kerja sama, tapi akhirnya yang terjadi adalah persaingan. Bisa dilakukan karena terbentur regulasi, bisa terjadi bilateral antara negara-negara yang siap terlebih dahulu,” kata dia. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…