Kejar Target Ekspor, Daerah dan Pusat Harus Bersinergi

NERACA

Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak meminta seluruh daerah memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat. “Sinergi dan sinkronisasi pemerintah pusat dan daerah dapat membuat masing-masing pihak lebih proaktif sehingga dapat membantu dunia usaha dalam mencapai target ekspor yang ditetapkan pemerintah,” tegas Dirjen Nus, dalam keterangan yang diterima, Kamis (28/8).

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Nus menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja ekspor Provinsi Jawa Barat yang menunjukkan capaian yang menggembirakan pada periode Januari-Mei 2014. “Kami sangat mengapresiasi capaian ekspor Jawa Barat yang senilai US$ 11,16 miliar atau naik 2,25% dibanding periode yang sama tahun 2013. Ekspor nonmigas Provinsi Jawa Barat sendiri berhasil mencapai US$ 10,74 miliar, meski mengalami sedikit penurunan 0,61% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ujarnya.

Dirjen Nus juga menambahkan, ekspor nonmigas Provinsi Jawa Barat disumbang oleh tiga produk utama, yaitu kimia organik (HS 29) sebesar US$ 115,8 juta; minyak mineral (HS 27) sebesar USD 82,4 juta; serta produk besi dan baja (HS 73) sebesar US$ 46,8 juta. Pada 2014, Kemendag telah menetapkan target pertumbuhan ekspor sebesar 4,1% atau senilai US$ 190 miliar, dengan proyeksi peningkatan ekspor nonmigas 2014 sebesar 5,5%-6,5% atau sejumlah US$ 158-160 miliar. Proyeksi pertumbuhan ekspor tersebut kemudian dibagi dalam kelompok pasar; produk utama dan prospektif; serta produk nonmigas lainnya.

Untuk mencapai target peningkatan ekspor tersebut, pihaknya berkomitmen untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat Indonesia melalui Undang-Undang Perdagangan No. 7 Tahun 2014. Terkait dengan pengembangan ekspor dan promosi dagang, hal-hal yang diatur antara lain mengenai pembinaan terhadap pelaku usaha melalui pemberian insentif, fasilitas, informasi peluang pasar, bimbingan teknis, serta bantuan promosi dan pemasaran; penyelenggaraan promosi dagang yang meliputi pameran dagang berskala internasional, nasional, dan lokal, serta misi dagang; pemenuhan standar penyelenggaraan dan keikutsertaan pameran dagang; kampanye pencitraan Indonesia; dan pembentukan Badan Promosi Dagang di luar negeri atau Indonesian Promotion Office.

Pembentukan badan ini, lanjut Nus, merupakan peningkatan dan perluasan dari tugas dan fungsi dari Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang telah ada selama ini mengintegrasikan kegiatan promosi di sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata. “Dengan amanat Undang-Undang Perdagangan ini, marilah kita menciptakan keselarasan dan sinergisme yang baik sehingga tercipta iklim usaha yang kondusif, bersahabat, murah, cepat, dan nyaman bagi para pelaku usaha di setiap daerah di Indonesia,” tutur Dirjen Nus.

Sekedar informasi, sampai dengan Juni 2014, tercatat bahwa ekspor Indonesia mencapai US$ 15,42 miliar atau meningkat 4% dibandingkan ekspor bulan Mei 2014, serta meningkat 4,45% bila dibandingkan ekspor bulan Juni 2013. Sementara itu, ekspor nonmigas Juni 2014 berhasil mencapai US$ 12,63 ribu atau naik 1,43% dibanding Mei 2014, demikian juga bila dibandingkan ekspor bulan Juni 2013 atau naik sebesar 5,58%. Sedangkan, ekspor nonmigas periode Januari-Juni 2014 mencapai US$ 73,14 miliar atau menurun 2,14% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 74,70 miliar.

Dengan demikian, bila kita hitung persentase capaian terhadap target ekspor nasional, maka hingga bulan Juni 2014, kinerja ekspor nonmigas telah mencapai 47,28% dari target ekspor yang telah ditetapkan. Kemendag optimis bahwa hingga akhir tahun 2014, proyeksi pencapaian ekspor akan mencapai target yang ditentukan.

Yakin Tercapai

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyatakan keyakinannya target ekspor Indonesia 2014 sebesar US$ 190 miliar akan tercapai, meskipun pada semester pertama untuk nonmigas baru mengantongi US$ 88,8 miliar. “Capaian nilai ekspor nonmigas pada semester pertama masih kurang 2,5% dari target, namun saya masih optimis bahwa target US$190 miliar itu akan tercapai,” kata Lutfi.

Lutfi yakin akan ada perbaikan kinerja ekspor Indonesia memasuki semester II 2014, terlebih dengan sudah diperbolehkannya lima perusahaan tambang melakukan ekspor termasuk PT Freeport Indonesia yang sudah mengantongi izin ekspor konsentrat. “Setidaknya ada lima perusahaan yang sudah mengantongi izin dan siap melakukan ekspor, dengan nilai kurang lebih sebesar dua miliar dolar AS yang akan memperbaiki kinerja ekspor kedepan,” kata Lutfi.

Lutfi menjelaskan kinerja ekspor ke beberapa negara juga mengalami pertumbuhan pada semester I 2014, seperti Singapura mengalami pertumbuhan sebesar 2,2%, Amerika Serikat 5,1%, Inggris 4,9 persen dan Italia 4,6%. “Memang juga ada beberapa negara yang mengalami penurunan, seperti Jepang yang turun 16% dan Tiongkok 13,4%,” ujar Lutfi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor ke beberapa negara prospektif juga mengalami peningkatan, seperti Australia tumbuh 40%, Uni Emirat Arab 69,4% dan Republik Afrika Selatan sebesar 101,7%. Sementara untuk produk-produk utama yang mengalami peningkatan adalah produk kimia tumbuh 14,9%, makanan olahan 13,9% dan juga sumbangan dari industri otomotif sebesar 6,6%.

Selain itu, untuk produk prospektif seperti perhiasan juga mengalami pertumbuhan sebesar 99,6%, udang 31,6%, kakao dan olahannya 21,8%. Meskipun demikian, beberapa produk Indonesia yang mengalami penurunan ekspor pada semester I diantaranya adalah tekstil dan produk tekstil sebesar 2,3%, produk elektronik 8,0%, kopi 25,6% dan ikan serta produk ikan 14,8%.

BERITA TERKAIT

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Konsumen Cerdas Cipakan Pasar yang Adil

NERACA Jakarta – konsumen yang cerdas dapat berperan aktif dalam menciptakan pasar yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Konsumen perlu meluangkan…

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…