Ada yang berbeda di perayaan hari kemerdekaan kali ini, seribu bendera merah putih dikibarkan di kaki Gunung Merapi dalam aksi Seribu Cita Satu Indonesia 2014 untuk memperingati HUT RI ke-69. Lokasi penyelenggaraan kegiatan kebangsaan ini digelar di Bunker Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Pengibaran sang saka dilakukan tepat pada 17 Agustus lalu diiringi upacara yang dilakukan oleh semua relawan dan pengunjung. Mereka bersama-sama mengekspresikan cinta untuk menjaga, mempertahankan dan mengabadikan integritas serta identitas bangsa.

Dalam adat Jawa, seribu adalah simbol syukur dan hari ke-seribu adalah hari yang harus dirayakan. Seribu dalam acara ini tak lepas dari konsep itu. Indonesia dibangun oleh ribuan elemen yang berbeda-beda dan sesungguhnya mampu disatukan menjadi lukisan yang harmonis. Seribu bendera yang dikibarkan adalah cara untuk merayakan perbedaan.

Selain pengibaran bendera, Seribu Cita Satu Indonesia 2014 juga telah dirayakan dengan tirakatan dan pemanjatan doa untuk pahlawan bangsa, serta pembuatan foto dan video Seribu Cita Satu Indonesia 2014. Acara ini didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi), Muspika Kepuharjo dan Polsek Cangkringan.

Kaliadem berjarak sekira 30 km dari Kota Yogyakarta ke arah utara. Daerah ini merupakan sungai atau ngarai aliran lahar. Sebelum mendaki Gunung Merapi, kita akan melewati kawasan Kaliadem ini.  Kaliadem bersuhu sejuk dengan udara yang sedikit dingin.  Dahulu Kaliadem dihiasi pemandangan hutan pinus yang hijau dan lebat. Akan tetapi, kini pemandangan tersebut berbanding terbalik karena yang terlihat hanya pemadangan lahan kosong yang tertimbun oleh pasir dan bebatuan berbagai ukuran.

Rupa Kaliadem yang telah berubah justru memberikan pesona tersediri bagi pengunjung sehingga dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan menghasilkan rezeki bagi warga setempat. Material vulkanik memberikan kesuburan tanah, pepohonan pinus yang dulu hangus kini pun mulai tumbuh kembali. Kaliadem melengkapi keindahan Gunung Merapi sekaligus menjadi bukti bahwa alam memiliki cara untuk menyeimbangkan dirinya.