Menuju Penutupan Akhir Tahun 2014 - Bagaimana Pasar Saham di tangan Pemerintahan Baru ?

Kondisi perekonomian global masih menunjukkan pemulihan yang tersendat. Beberapa perekonomian negara maju dan negara yang dianggap sebagai mesin pertumbuhan dunia masih berkutat dengan masalah domestiknya masing-masing. Namun ada persamaan dalam upaya untuk mendorong laju perekonomiannya, melalui rezim suku bunga rendah dan peluncuran berbagai stimulus.

 

 

NERACA

 

Sepanjang paruh pertama tahun 2014 kondisi makroekonomi Indonesia masih meneruskan perbaikan secara gradual. Namun dibutuhkan reformasi kebijakan untuk menangani beberapa masalah fundamental yang ada, agar pelemahan makroekonomi tidak menjadi siklus yang berulang.

 

Mohammad Anggun Indallah, Head of Equity mengatakan, pergerakan pasar saham menuju akhir tahun yang akan dipengaruhi beberapa faktor. seperti: Dengan kepastian situasi politik domestik yang. Situasi politik domestik. semakin jelas, perputaran roda ekonomi di Indonesia, kemampuan pemerintahan baru untuk paruh kedua tahun 2014 dapat membaik, dan memenuhi ekspektasi pasar (terutama kami cukup berharap kita telah melalui titik susunan kabinet inti setelah pelantikan). terendah dari perlambatan PDB Indonesia di kuartal ke-2 kemarin.

 

Menurutnya volatilitas neraca transaksi berjalan, diharapkan tingkat laba yang dihasilkan para yang kami perkirakan akan menyentuh emiten juga akan menunjukkan tren yang tingkat terendahnya di kuartal ke-2 sama. Pandangan kami terhadap pasar saham untuk kemudian berangsur-angsur tetap positif, dengan berbagai katalis yang membaik hingga akhir tahun. mengerucut pada harapan kemampuan.

 

Arah kebijakan BBM Bersubsidi, yang pemerintah baru untuk mengeksekusi mungkin saja dapat menjadi kejutan reformasi di bidang energi dan infrastruktur. positif bagi pasar. Dengan mempertimbangkan segala potensi.

 

Perbaikan tingkat laba korporasi di yang ada, kami cukup percaya IHSG dapat kuartal ke-3 dan ke-4. mencapai 5400 akhir tahun 2014 ini, dengan valuasi PER 15 kali laba tahun 2015.

 

 

Tentu saja kita juga harus mempertimbangkan sentimen global yang hingga kini masih dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan arah kebijakan taper off yang diimplementasi di sana, serta keberhasilan negara-negara berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik dan ekonomi di tengah normalisasi likuiditas.

 

Prioritas Pemerintah dan Bank Indonesia sebenarnya ada satu hal fundamental yang yang mengedepankan stabilitas masih harus diperbaiki agar perbaikan dibandingkan kuantitas pertumbuhan kondisi makroekonomi akan berkelanjutan ekonomi masih menjadi kunci perbaikan dan tidak menjadi siklus yang berulang, kondisi makroekonomi Indonesia. yaitu kebijakan mengenai subsidi BBM.

 

Penguatan nilai tukar yang terlalu cepat akan mendorong peningkatan impor, Pelemahan nilai tukar Rupiah dan dan peningkatan impor yang berlebihan meningkatnya harga minyak mentah dunia membuat upaya perbaikan neraca menjadi faktor pemberat subsidi.

 

Berbagai transaksi berjalan akan terhambat. Di lain cara efisiensi pembatasan penggunaan BBM pihak, turunnya aktivitas impor yang Bersubsidi masih sekedar wacana. Saat ini termasuk impor bahan baku produktif penanganan masalah subsidi BBM dan kebijakan moneter yang masih ketat menyandera fleksibilitas alokasi belanja akan berkontribusi pada perlambatan Pemerintah.

 

Melesetnya asumsi-asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2014. Tapi pokok pada APBN 2014 sebagai dampak kondisi ini memang telah disadari dan dari faktor eksternal dan domestik, diantisipasi oleh Pemerintah, yaitu membawa konsekuensi peningkatan alokasi keseimbangan antara perbaikan kondisi subsidi serta pengurangan belanja makroekonomi dan toleransi kementerian dan lembaga, juga berpotensi perlambatan ekonomi sampai tingkat melebarkan defisit anggaran terhadap PDB tertentu.

 

PDB tahunan pada kuartal dari 1,7% menjadi 2,4%. Ini adalah kedua 2014 melambat menjadi 5,12% pekerjaan rumah yang cukup berat bagi dibandingkan kuartal keempat 2013 di pemerintahan baru Indonesia. angka 5,7%. Proyeksi PDB keseluruhan tahun 2014 pun telah direvisi turun dari 6% menjadi 5,5%.

BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…