EVALUASI MUDIK LEBARAN 2014 - Siapkan infrastruktur Jalan dan Rekayasa Lalu Lintas

 

Kata kunci suksesnya perjalanan mudik Lebaran Idul Fitri dari tahun ke tahun ke wilayah tujuan adalah waktu tempuh perjalanan serta jumlah kasus kecelakaan yang terjadi.

 

Lamanya waktu tempuh perjalanan dipengaruhi oleh tingkat kepadatan jalan dan kecepatan laju kendaraan. Dan, tragedi longsornya jembatan Kali Comal di pantai utara (pantura) di ruas Pemalang – Pekalongan, Jawa Tengah dan jembatan Cibaruyan di Kecamatan Cihaurbeti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat telah menjadi pelajaran penting bagi pemerintah sebagai penyelenggara sarana lalu lintas jalan raya maupun para pemudik dalam memilih waktu mudik dan jalur mudik.

 

Dari hasil evaluasi mudik dan arus balik lebaran 2014 yang dibuat Korlantas Polri, menunjukkan bahwa rata-rata waktu tempuh perjalanan mudik, juga arus balik bertambah lama. Jika pada 2013, panjang antrean di Cikopo, rata-rata mencapai 6 kilometer per 2 jam, tahun ini tambah lama menjadi 7 kilometer per 2,5 jam. Di Jomin, arah keluar tol Cikampek, rata-rata antrean  mencapai 2 kilometer per 30 menit, lebih lama dari tahun lalu, yaitu 3 km per 1 jam.  

 

Di jalur selatan, tingkat antrean kendaraan di ruas Nagrek -  Tanjakan Gentong mencapai 9 kilometer per 4 jam, atau lebih lama dari tahu lalu yang jauhnya 8 kilomete ditempuh dalam waktu yang sama, 4 jam.  “Ya akibat Comal, perjalanan mudik saya nyaris dua kali waktu tempuhnya lebih lama,” kata Jumari, sorang pemudik dari Tapos, Depok ke Boyolali di Jateng.

 

Alhasil, janji Kapolri Jenderal Sutarman untuk perjalanan Jakarta – Cirebon dapat ditempuh dalam waktu 10 jam, tak kesampaian. Sebab, volume kendaraan meningkat empat kali lipat dari kondisi normal. “Apalagi, tumbuhnya kemacetan bersifat eksponensial, sehingga sedikit saja gangguan lalu lintas di jalan, maka panjang antrean akan menyebabkan seluruh jaringan jalan akan terganggu,” kata Ketua Umum MTI Prof Danang Parikesit.

 

Kabag Operasional Korlantas Polri Kombes Istiyono menjelaskan, tingkat antrean kendaraan di jalur mudik itu dipengaruhi oleh volume kepadatan lalu lintas, perbaikan jembatan, banyaknya lintasan sebidang jalur kereta api, maupun adanya banyak penyempitan jalan (bottle neck).

 

“Bersama Ditlantas Polda  dan instansi terkait menyiapkan jalur altenatif dan melakukan rekayasa lalu lintas,” kata Istiyono, saat menjadi salah satu nara sumber diskusi bertajuk “Catatan Evaluasi Angkutan Lebaran 2014: Perlunya Kebijakan Inovatif Mengelola Mudik Lebaran’ yang diadakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) bersama Institute Studi Transporasi (Instran) di Jakarta, pertengahan Agustus (18/8).  

 

Rekayasa Lalu Lintas

 

Menurut Istiyono, dalam kondisi tingginya kepadatan lalu lintas yang ditandai dengan kemacetan yang parah, yang dilakukan polisi setidaknya ada tiga tindakan. Yaitu, buka tutup ruas jalan, pengaihan arus, serta model contra flow (melawan arus).

Pengalihan arus dilakukan dengan memindahkan arus lalu lintas ke rute lain, misalnya rute atau jalur tengah dan jalur  alternatif lainnya. Sedangkan,  contra flow, adalah mengambilan satu lajur jalan dari jalur berlawanan.

Imam Hambali, ketua Posko Lebaran Tingkat Nasional 2014, membenarkan, kemacetan yang parah selama musim mudik di jalur darat, setidaknya disebabkan oleh empat hal, yaitu adanya penyempitan jalan, aktivitas sisi jalan, adanya perlintasan sebidang jalur kereta api, serta masih banyaknya kerusakan jalan.

Menurut Imam, dari hasil evaluasi, adanya perbedaan hari libur cuti bersama telah menyebabkan perbedaan tingkat kepadatan lalu lintas di jalur mudik. “Perbedaan itu  dimungkinkan oleh panjangnya hari libur Lebaran dan hari libur sekolah,” kata dia di tempat yang sama. “Untuk menyebar tingkat kepadatan lalu lintas jalur mudik, kelihatannya perlu ada penggabungan hari libur sekolah dan hari libur Lebaran,” kata dia.

Muslich Zainal Azikin, salah seorang ketua MTI, menambahkan, yang perlu dilakukan selain rekayasa lalu lintas, adalah mengubah fungsi jalan. Jalur darat pantura seharusnya disterilkan dari angkutan barang dan logistik. “Alihkan angkutan barang dan logistik melalui rel,” kata dia. (saksono)

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…