MENANTI KEPUTUSAN MK - Transaksi Bursa Saham Meredup Sesaat

NERACA

Jakarta –Drama sengketa pemilu presiden (Pilpres) 2014 akan segera berakhir dengan ditandainya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang rencananya diumumkan hari ini, setelah bersidang selama lebih dari sepekan. Kondisi ini menjadi perhatian para pelaku pasar modal, ketimbang proses perjalan sidangnya. Hal ini sangat beralasan, karena pelaku pasar sudah lelah dengan sengketa pilpres. Kini pasar kembali mencermati hasil sidang MK lantaran menunggu kepastian presiden terpilih nanti pada pemerintahan baru.

Tidaklah mengherankan, jika hasil keputusan MK akan menjadi puncaknya bagi pasar untuk mengambil langkah ke depan apakah ujung dari keputusan sidang ini berjalan damai atau tidak. Sehingga sentimen ini menjadi hambatan terhap laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut pengamat pasar modal dari Panin Asset Management, Rudiyanto, pergerakan IHSG menjelang pengumuman hasil sengketa pilpres 2014 cenderung kurang semarak,”Aktivitas di pasar modal pada tahun ini tidak terlalu besar, sentimen terkait pilpres di dalam negeri yang salib-menyalib dengan sentimen lainnya membuat investor menahan keputusan investasinya, jadi banyak yang masih wait and see, sehingga mempengaruhi IHSG BEI,”ujarnya di Jakarta, Kamis (20/8).

Di sisi lain, lanjut dia, kurang semaraknya aktivitas pasar modal domestik pada tahun ini juga dikarenakan banyak investor yang masih merugi akibat koreksi IHSG BEI pada 2013. Tercatat, kinerja IHSG BEI di sepanjang tahun 2013 mencatatkan penurunan sebesar 0,98% ke posisi 4.274,18 poin,”Indeks BEI pada 2013 sempat mencapai di kisaran level 5.200 poin, lalu turun dan banyak investor yang belum untung sehingga pada tahun ini mereka cenderung menunggu sampai portofolionya kembali. Setelah itu, pasar kemungkinan akan kembali semarak,"tuturnya.

Dia berharap, setelah adanya hasil keputusan MK pasar saham kembali semarak lantaran tidak lagi membuat keraguan terhadap investor. Setelah itu, lanjut dia, pelaku pasar akan mencermati aksi pemerintahan baru. Jika pemerintahan mendatang komitmen menerapkan kebijakannya seperti mengurangi anggaran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun depan, diprediksi akan disambut positif pasar,”Jalan atau tidaknya suatu kebijakan pemerintah itu akan mempengaruhi pasar. Dari sudut pandang keuangan negara, kebijakan BBM itu akan baik," kata Rudiyanto.

Dia memproyeksikan bahwa pada tahun ini indeks BEI akan berada di kisaran level 5.200 poin. Jika kebijakan pemerintah dinilai sesuai dengan harapan, maka diekspektasikan level IHSG BEI itu bisa ditembus. Sementara Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menegaskan, apapun hasil keputusan MK nantinya, pasar menghendaki kondisi keamanan yang tetap kondusif,”Pasar menghendaki jelang keputusan MK kondisi keamanan secara nasional tetap terjaga dan pada koridor damai,”ujarnya.

Dia menambahkan, pernyataan dari masing-masing pihak calon presiden yang siap menerima keputusan MK mampu meredakan kekhawatiran pasar terkait keamanan di dalam negeri. Di sisi lain, kata Alfiansyah, terbatasnya pergerakan indeks BEI dikarenakan sentimen eksternal yakni terkait konflik geopolitik Ukraina dan Rusia,”Rusia kemungkinan akan memberlakukan larang impor mobil negara barat sebagai tindakan balasan jika AS dan Uni Eropa memberikan sanksi tambahan,”paparnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, pelaku pasar saham tampaknya masih "wait and see" terhadap hasil sidang gugatan Pilpres 2014 di MK sehingga tidak terlalu agresif untuk melakukan transaksi beli,”Laju IHSG pun masih akan bervariasi dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran 5.156--5.188 poin,”paparnya.

Asal tahu saja, pernyataan penolakan hasil pilpres 2014 oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo dan Hatta sempat membikin panik pelaku pasar yang mengkhawatirkan memanasnya politik dalam negeri sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untung saja, kondisi tersebut tidak direspon secara berlebihan dan indeks BEI kembali bergerak menguat.

Sejatinya, pada Kamis (21/8), Mahkaham Konstitusi akan memutuskan hasil sengketa pilpres 2014. Maka untuk mengantisipasi yang tidak di inginkan, Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Sutarman menyatakan, Jakarta siaga satu menjelang keputusan Mahkamah Konstitusi.  Namun hal itu tidak memberikan mempengaruhi psikologis para pelalu pasar modal. Tercatat dari menguatnya indeks BEI pada penutupan perdagangan Rabu (20/8) sebesar 24,999 poin (0,48%) ke level 5.190,167. bani

 

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…