Geliat Industrialisasi Akuakultur di Karawang - Teknologi Budidaya Patin Hasilkan Produk Berdaya Saing

NERACA

Karawang - Budidaya patin di kawasan Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang sudah bergeliat dan menuju ke arah industrialisasi. Dengan memanfaatkan teknologi budidaya patin kolam dalam, BLUPPB Karawang telah berhasil memproduksi ikan patin dengan ukuran konsumsi sebanyak 3 – 4 ton per hari.

"Teknologi budidaya patin kolam dalam yang diterapkan di sini telah berhasil meningkatkan produksi dan kualitas patin yang dihasilkan. Patin yang dihasilkan lebih fresh dan mampu bersaing dengan produk impor. Ini adalah bukti bahwa kita siap bersaing di era Pasar Bebas ASEAN 2015," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat memberikan pernyataan terkait panen patin dan launching mesin Individual Quick Frozen, di kawasan BLUPPB Karawang, Rabu (20/8).

Slamet menambahkan bahwa kerjasama antara BLUPPB Karawang dengan PT Adib Global Food Supplies yang telah dimulai sejak awal tahun 2012 sampai dengan lima tahun mendatang memberikan hasil yang menguntungkan kedua belah pihak. "Pada tahap awal kemitraan, BLUPPB menjadi mitra penyedia bahan baku dan PT Adib sebagai mitra pengelola UPI (Unit Pengolah Ikan), yang mengolah ikan patin menjadi fillet untuk dipasarkan di jaringan pasar PT Adib di seluruh Indonesia. Dengan berkembangnya skala usaha, kemitraan dilanjutkan dengan pengelolaan bersama di sektor budidaya untuk lebih menjamin kestabilan pasokan bahan baku ikan patin untuk proses fillet," tambah Slamet.

Selama kurun waktu dua tahun, telah terjadi peningkatan serapan patin yang diolah oleh PT. Adib. Dari yang semula sebanyak 1-1,5 ton per hari, menjadi 3 ton per hari pada tahun 2014. "Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja oleh PT ADIB, dimana tenaga kerjanya berasal dari dari masyarakat sekitar. Dampak positif yang menggembirakan kita semua," papar Slamet.

Pada kesempatan yang sama, Manajer Operasional PT. Adib, Ari, mengatakan bahwa lokasi budidaya dan pengolahan yang terintegrasi dalam satu kawasan telah memberikan nilai tambah pada produk yang diolah. Selain ikan dibudidayakan dengan sistem CBIB (cara budidaya ikan yang baik), ikan dikirim dalam kondisi hidup sehingga terjaga mutu dan kesegarannya.

"Saat ini, PT Adib telah menginvestasikan biaya sebesar Rp 2.000.000.000,- untuk mengoperasionalkan 4 petak tambak patin dan Rp 500.000.000,- untuk biaya perbaikan dan pengadaan aset lainnya. Dan untuk meningkatkan kualitas produk, PT Adib juga melakukan upgrade di lini proses termasuk pemasangan mesin pembekuan Tunnel IQF (Individual Quick Frozen) dari Jepang jenis CO2 (Non NH3) yang ramah lingkungan (low emission)," kata Ari.

Mesin Tunnel IQF yang berada di BLUPPB Karawang sat ini merupakan  unit pertama yang terpasang di Indonesia. Nilai investasi yang dikeluarkan untuk mesin IQF sebesar Rp 6.000.000.000.-. Sehingga total investasi yang telah dikeluarkan oleh PT ADIB sebesar Rp 8.500.000.000,-.

Dengan pemakaian sistem ini, proses pembekuan produk fillet hanya memakan waktu sekitar 17 menit (dari fresh ke frozen), sehingga kualitas daging fillet ikan semakin sempurna. Saat ini fillet patin budidaya BLUPPB Karawang telah tersedia di beberapa outlet retail seperti Lotte Mart dan Hypermart, hotel, jaringan restauran dan segmen Industri.

Integrasi antara kawasan produksi budidaya dengan unit pengolahan yang terdapat di BLUPPB karawang ini merupakan bukti bahwa industrialisasi perikanan budidaya mampu memberikan nilai tambah pada produk perikanan, mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan produksi perikanan budidaya.

"Kawasan Industrialisasi perikanan budidaya di lokasi lokasi ini juga memudahkan pengawasan menyeluruh mulai tahap budidaya sampai ke produksi akhir (fillet dll). Ketersediaan lahan yang tersedia luas juga memungkinkan ekspansi operasional budidaya sampai proses sesuai dengan peningkatan kebutuhan produksi/pasar.Semakin padunya kerjasama antara BLUPPB dengan PT ADIB merupakan contoh nytata terjadinya Sinergitas antara instansi pemerintah dan swasta," pungkas Slamet.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…