Tangkal Faham ISIS dengan Pancasila dan Pluralisme

NERACA

Di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen, sebuah ideologi yang netral (Pancasila) mampu mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.

Nila-nilai luhur dari agama (termasuk dan terutama Islam) dan budaya yang  terintegrasi dalam ideologi negara telah menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang relatif kokoh. Kokohnya ideologi Pancasila telah terbukti dengan daya tahannya yang tinggi terhadap segala gangguan dan ancaman dari waktu ke waktu, sehingga sampai saat ini tetap eksis sebagai falsafah dan landasan serta sumber dari segala sumber hukum bagi negara-bangsa Indonesia.

Saat ini Pancasila mengalami proses pendangkalan, bahkan pendistorsian nilai-nilai. Pasalnya kebebasan berserikat dan menyuarakan pendapat yang telah dijamin oleh UUD 1945, dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang  menghendaki ideologinya radikalnya bisa diterima oleh sebagian besar masyarakat. 

Indikator yang nampak saat ini adalah munculnya sebuah organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menyuarakan berbagai ideologi guna memenangkan kepentingannya. Bahkan organisasi yang dinilai radikal ini terang-terangan menolak isi dari Pancasila tersebut.

Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI) Bidang Pendidikan, Bambang Wibawarta menuturkan, pemerintah harus gencar mensosialisasikan apa itu ISIS dan bagaimana bahayanya bagi NKRI. Sehingga jika masyarakat sudah paham akan muncul kesadaran dari masyarakat dengan sendirinya.

"Secara sistematis, media, Pemda, Pemerintah pusat dengan utuh menyuarakan terkait radikalisme, koonflik diantara suku bangsa kita yang sangat besar, suku bangsa di Indonesia, tak sama muaranya, keberagaman harus dijunjung tinggi agar muaranya sama yakni kepentingan bangsa," jelas dia

Sepanjang sejarah kemanusiaan, pendidikan selalu menjadi domain penting untuk ditelaah dan dikemukakan sebagai dasar terciptanya tatanan sosial yang beradab. Bahkan hampir semua agama menitahkan para penganutnya untuk memiliki keadaban dalam perilaku dan memperlakukan sesama, serta didasari oleh pandangan dan nilai-nilai yang positif.

Semua nilai positif pasti berasal dari sikap jiwa atau karakter yang positif. Karena itu, ada benarnya jika Jokowi bilang kita perlu revolusi mental. Untuk itu, demi keutuhan NKRI, sebagian pemerhati politik atau akademisi mengkampanyekan pluralisme sebagai satu semangat untuk menghargai keberagaman beragama dalam mejaga kerukunan hidup masyarakat.

Negara Pancasila bukanlah negara agama, bukan pula negara sekuler apalagi negara atheis. Namun, negara Pancasila mendorong dan memfasilitasi semua penduduk untuk tunduk pada agamanya masing-masing.

Tak perlu ada ketakutan ataupun kecemburuan apapun, karena hukum-hukum agama hanya berlaku pada pemeluknya. Penerapan konsep pluralitas akan menghapus superioritas satua gama atas agama lainnya, tak ada lagi asumsi mayoritas-minoritas.

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…