Pendidikan Solusi Menangkal Ideologi Radikal

Isu ISIS pengaruhi ideologi generasi muda. Agar tidak meluas, penyebaran wabah ini harus dicegah sedini mungkin. Salah satunya adalah melalui pendidikan. Karena pendidikan adalah pintu masuk dalam penyadaran masyarakat dan penetralisir akan faham-faham atau ideolgi yang merusak.

NERACA

Globalisasi tidak selalu membawa manfaat bagi dunia. Globalisasi yang pesat bahkan cenderung ektrim mulai menancapkan kukunya guna menggeser peradapan-peradapan lokal bangsa ke posisi yang semakin terjepit dan terpinggirkan. Fenomena globalisasi yang cenderung ekstrim ini kian jelas terlihat seiring dengan semakin hebohnya berita tentang gerakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) atau Islamic State (IS).

Tak ayal, ideologi menyimpang yang di bawa oleh organisasi ini membahayakan eksistensi sebuah negara. Ideologi Pancasila pun tercabik. Tidak sedikit warga negara Indonesia yang berbaiat kepada organisasi yang sangat kontra dengan nilai-nilai kemanusiaan. Padahal, sebagai ideologi terbuka , Pancasila pada prinsipnya dapat menerima unsur-unsur dari bangsa lain sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya. 

Ketika ada ideologi yang mencoba menyelewengkan ideologi bangsa, maka negara harus hadir untuk meluruskannya. Seperti diketahui, pemerintah sudah menetapkan bahwa gerakan ISIS merupakan gerakan terlarang karena mencoba menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara.

Pemerintah sudah memerintahkan aparat keamanan untuk mengambil tindakan kepada mereka yang menyebarkan ideologi politik itu. Sikap pemerintah ini didukung pula oleh kelompok masyarakat. Organisasi Kemasyarakatan Islam sependapat dengan pemerintah bahwa gerakan itu tidak ada kaitannya dengan agama. Kelompok ISIS mencoba menyebarkan ideologi politik ke Indonesia.

Hal krusial lain yang harus dilakukan adalah menjaga keluarga dan lingkungan sekitar dari upaya masuknya paham tersebut. Pasalnya, ideologi ISIS yang sedang berkembang saat ini sangat mudah masuk dan diterima oleh anak muda.  Oleh Karena itu, peran dunia pendidikan sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi meluasnya gerakan ISIS yang ada di Indonesia

“Lembaga pendidikan seperti sekolah, madrasah, dan pondok pesantren paling efektif dalam upaya mencegah dan menangkal penyebaran faham radikal Islamic State Irak-Syiria. Sedangkan aparat keamanan lebih banyak kepada upaya penegakkan hukum terhadap ISIS,” ujar Mentri Agama, Lukman Hakim Saifuddin

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan ideologi yang dibawa Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) tidak bisa dilawan secara fisik tapi harus dilawan dengan ideologi.

"ISIS itu persoalan ideologi, tidak bisa dilawan dengan fisik, tetapi harus dengan ideologi. Pemerintah telah memperkuat pemahaman tentang Pancasila dalam kurikulum, antara lain dengan memasukkan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Saya berharap upaya tersebut juga dapat menanamkan kecintaan anak-anak kepada bangsa dan negara,” kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat belum lama ini.

Secara histories, nilai – nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia, asal muasal nilai – nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.

Atas dasar pengertian dan alasan historis inilah maka sangat penting bagi generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual muda untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai – nilai yang dimiliki sendiri.

Sementara itu, dalam konteks Negara Indonesia, ISIS sangat kontra dengan nilai-nilai ajaran Islam yang secara mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia dan bertentangan dengan falsafah bangsa dan Negara yaitu Pancasila. Gerakan ini merupakan paham radikal yang menggunakan kekerasan demi perjuangan mereka. Mereka memandang bahwa Pancasila adalah thagut atau berhala yang harus diperangi dan dihancurkan. Dan tentunya pandangan seperti itu bukan lagi dipandang sebagai bertentangan dengan Pancasila, melainkan mereka adalah musuh nyata bagi falsafah bangsa dan Negara.

"Ideologi ISIS bertentangan dengan Pancasila. Mengatakan Pancasila sebagai thogut (berhala) yang harus diperangi itu sudah amat kelewat batas," kata Menag meminta umat Islam Indonesia untuk tidak terprovokasi. 

BERITA TERKAIT

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

Tips Bagi Mahasiswa untuk Produktif Setelah Libur Lebaran

  Setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri, baik pelajar maupun mahasiswa harus kembali ke aktivitas normal di sekolah maupun…

BERITA LAINNYA DI

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

Tips Bagi Mahasiswa untuk Produktif Setelah Libur Lebaran

  Setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri, baik pelajar maupun mahasiswa harus kembali ke aktivitas normal di sekolah maupun…