Pasar Domestik di ASEAN

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Industri dan Perdagangan

Dinamika pasar telah menjadi sumber penggerak produksi barang dan jasa di setiap negara yang melakukan industrialisasi. Ini memberikan sebuah pemahaman bahwa fenomena itu memberikan sebuah deskripsi tentang ekonomi yang pergerakkannya sudah semakin kuat dihela oleh sisi permintaan. Purchasing Managers Index (PMI) adalah salat alat ukur yang sering dipakai untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja output produksi, permintaan ekspor baru dan penggajian.

Jika indeks itu berada pada levet di atas 50, maka ini menunjukkan kinerja yang naik. Tetapi jika angkanya di bawah 50, maka hal yang demikian menunjukkan kinerja PMI yang menurun. Kondisi yang demikian sangat fluktuatif dan faktor dinamika pasar akan menjadi salah satu penentunya.Oleh sebab itu, seiring dengan akan mulai diimplementasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015, Indonesia harus mengambil peran penting di kawasan ini yang pilar utamanya adalah politik, budaya, dan ekonomi.

Khusus di bidang ekonomi, para penentu kebijakan publik, pelaku bisnis, dan masyarakat pada umumnya sebaiknya membangun sebuah platform baru yang memberikan perhatian bahwa pasar ASEAN yang secara demografis mempunyai sekitar 600 jiwa penduduk adalah menjadi bagian dari pasar dalam negeri, yang sekitar 240 juta jiwa di antaranya ada di wilayah kita sendiri. Indonesia tentu harus mengambil manfaaat yang sebesar-besarnya atas kenyataan ini sebagai pusat produksi dan distribusi yang efisien dikawasan ASEAN.

Kalau tidak maka Indonesia bisa menjadi raksasa Asean yang tidak berdaya,dan dengan konsekwensi bahwa potensi kebutuhan masyarakat ASEAN yang jumlahnya mencapai sekitar 600 juta jiwa penduduk akan diambil oleh negara lain. Pada tataran kebijakan,pola dan struktur kebijakan publik di bidang ekonominya harus selaras di antara rumpun kebijakan industri, investasi dan perdagangan, yang didukung oleh kebijakan ekonomi makro yang stabil, dan penyediaan infrastruktur yang berkualitas.

Interkoneksi antar daerah menjadi bersifat given, dan tidak boleh dihambat oleh sekat-sekat wilayah administrasi yang bersifat kaku karena alasan otonomi daerah. Inilah yang tadi kita sebut bahwa menghadapi dan bergabung ke dalam MEA, seluruh pemangku kepentingan harus membangun platform baru yang memberikan prespektif bahwa bangsa Indonesia telah bersiap diri dengan baik.

Mengutip pendapat Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Indonesia akan semakin terbawa ke skim-skim kerjasama yang lebih luas dan lebih mendalam. Oleh sebab itu, meningkatkan modernisasi, efisiensi dan peningkatan produktifitas dan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah tanah air yang terbagi ke dalam 33 wilayah propinsi dan sekitar 500 wilayah kabupaten dan kota menjadi sebuah keniscayaan karena bangsa Indonesia membutuhkan postur yang sehat dan produktif di lingkungan ASEAN.

Indonesia sebagai pusat produksi dan distribusi tidak berada dalam kondisi ideal, jika lingkungan ekonomi domestiknya selalu dibayang-bayangi oleh tingkat inflasi yang tinggi, karena akan menghambat aspek permintaan, baik atas harga input maupun output. Artinya inflasi menjadi sumber penyebab yang mengganggu daya saing.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…