Realisasi Investasi Rp116,2 Trilliun - Triwulan II 2014

NERACA

Jakarta – Berdasarkan data yang dirilis oleh  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi triwulan II (April-Juni) 2014 kembali mencatat rekor tertinggi dan menembus di atas Rp 100 triliun atau tepatnya Rp 116,2 triliun.

Kepala BKPM Mahendra Siregar mengatakan realisasi investasi triwulan II yang mencapai Rp 116 triliun merupakan nilai realisasi tertinggi yang pernah dicatatkan di BKPM. Menurut Mahendra untuk keempat kalinya realisasi investasi kembali menembus Rp 100 triliun. Sebelumnya realisasi investasi triwulan III 2013 mencapai Rp 100,5 triliun, triwulan IV 2013 mencapai Rp 105,3 triliun, triwulan I 2014 mencapai Rp 106 triliun dan triwulan II 2014 mencapai Rp 116 triliun.

Mahendra mengatakan realisasi investasi triwulan II 2014 mengalami peningkatan 16,4% jika dibandingkan dengan perolehan investasi pada periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 99,8 triliun. Realisasi investasi triwulan II 2014 sebesar Rp 116,2 triliun terdiri dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 38,2 triliun dan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 78 triliun. " Iklim investasi di Indonesia terus meningkat, buktinya dalam beberapa kurun waktu belakang sampai dengan triwulan sekarang tumbus di atas Rp 100 trilliun," katanya saat Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II" di Jakarta, Kamis (24/7).

Mahendra menjelaskan jika dilihat secara kumulatif realisasi investasi semester I (Januari-Juni) tahun 2014 adalah sebesar Rp 222,8 triliun yang terdiri dari realisasi investasi PMDN sebesar Rp 72,8 triliun dan realisasi investasi PMA sebesar Rp 150 triliun.

Dia mengatakan dari sebaran investasi berdasarkan wilayah pada semester I tahun 2014, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 131,1 triliun dan realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 91,7 triliun. Realisasi investasi di luar Pulau Jawa meningkat 10,1% jika dibandingkan semester 1 2013 sebesar Rp 83,3 triliun. "Pertumbuhan realisasi investasi pada 2014 terjaga baik di tengah Pemilu dan Pilpres bahkan mencapai rekor tertinggi," tegasnya.

Mahendra menjelaskan pada semester I 2014 (Januari-Juni) 2014, realisasi PMDN berdasarkan 5 sektor usaha terbesar adalah Listrik, gas dan Air dengan nilai Rp 28,4 triliun, Makanan Rp 9,8 triliun, Tanaman Pangan dan Perkebunan Rp 5,8 triliun, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 4,9 triliun dan konstruksi Rp 4,9 triliun.

Sedangkan realisasi PMDN berdasarkan 5 lokasi proyek adalah Jawa Timur Rp 18,2 triliun, Jawa Barat Rp 10,5 triliun, DKI Jakarta Rp 8,3 triliun, Jawa Tengah Rp 7,7 triliun dan Kalimantan Timur Rp 6,5 triliun.

Realisasi PMA berdasarkan 5 sektor usaha terbesar adalah Pertambangan US$ 2,7 miliar, industri makanan US$ 2,1 miliar, transportasi, gudang dan telekomunikasi US$ 1,7 miliar, tanaman pangan dan perkebunan US$ 1,1 miliar dan industri alat angkutan US$ 1,0 miliar.

Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek adalah Jawa Barat US$ 3,2 miliar, DKI Jakarta US$ 2,1 miliar, Kalimantan Timur US$ 1,5 miliar, Banten US$ 1,1 miliar dan Jawa Timur US$1 miliar. Realisasi PMA berdasarkan asal negara adalah Singapura US$ 3,4 miliar, Jepang US$ 1,5 miliar, Malaysia US$ 0,7 miliar, Amerika Serikat US$ 0,7 miliar.

Mahendra mengatakan dengan terpilihnya presiden baru Jokowi membuat prospek investasi semakin membaik. Hal utama yang dilihat investor adalah bagaimana presiden baru meningkatkan investasi melalui beberapa kebijakan.

Menurut dia Indonesia sudah mempunyai keunggulan yaitu pertumbuhan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi ditambah kelas menengahnya yang terus naik, dua keunggulan ini harus disempurnakan dengan kebijakan investasi. Mahendra menjelaskan berdasarkan data realisasi investasi triwulan II sebesar Rp 116,2 triliun, 31% adalah perluasan investasi dan 61% investasi baru. [agus]

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…