Industri Kreatif - Kemenperin Dorong IKM Tingkatkan Kualitas Produk

NERACA

Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Euis Saedah mengatakan industri kreatif merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. “Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah (IKM) sesuai standar dan mutu serta mendorong kemampuan IKM agar dapat memenuhi permintaan jumlah yang besar dalam waktu singkat,” ujarnya saat membuka Pameran “Jogja Extravaganza” di Jakarta, Senin (21/7).

Pameran yang diselenggarakan selama empat hari, tanggal 21 – 24 Juli 2014 dan dibuka untuk umum mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB, diikuti sebanyak 44 perajin IKM dengan menampilkan berbagai produk unggulannya, antara lain: batik, tenun, kulit, kayu, rajut, perak, tembaga, kerajinan wayang, herbal, aneka makanan dan lain-lain.

Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Ditjen IKM dengan Dekranasda Provinsi D.I. Yogyakarta, bertujuan untuk mempromosikan produk terbaik dari para perajin unggulan Yogyakarta yang dikuatkan oleh IKM unggulan Kabupaten Sleman. Pada kesempatan ini Pemerintah Daerah, Kabupaten Sleman meluncurkan Direktori Potensi Unggulan Sleman dengan tujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi-potensi daerah setempat kepada masyarakat luas, yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Sleman.

Dapat disampaikan, pada tahun 2012, IKM di Yogyakarta mencapai hasil produksi sebesar Rp 241 milyar, dimana kontribusi terbesar dari Kabupaten Sleman yang mencapai Rp 79 milyar dengan 215 unit usaha dan 1.918 tenaga kerja. Sementara itu, jenis IKM yang tersebar di Kabupaten Sleman, meliputi industri hasil pertanian, hasil perkebunan serta industri batik yang menjadi produk unggulan kabupaten Sleman dan menjadi salah satu penyokong ekspor untuk Yogyakarta.

“Batik Sleman bisa dijadikan komoditas yang menguntungkan, mengingat kualitas dan motifnya sangat unik karena memang hanya ada satu motif yang khas dari batik Sleman, yaitu motif batik Parijotho yang merupakan tumbuhan ciri khas lereng merapi, dan hanya ada di lereng merapi dengan warna dasar alam dan motif salak yang keduanya menjadi ikon batik Sleman,” tegas Dirjen IKM.

Selanjutnya, Dirjen IKM mengatakan, Yogyakarta memiliki banyak potensi industri kreatif diantaranya industri fesyen, kerajinan, seni pertunjukan dan makanan (kuliner). Yogyakarta mempunyai lebih 400 macam corak batik, dan batik adalah komoditas ekspor utama Yogyakarta. Pada produk kerajinan, terdapat berbagai kerajinan yang terkenal khas seperti kerajinan kayu dari Desa Kerebet, kerajinan kulit dari Desa Manding dan kerajinan perak dari Kota Gede. Sedangkan, produk ekspor andalan Yogyakarta meliputi produk olahan kulit, tekstil dan kayu, dimana tekstil mempunyai nilai ekspor tertinggi.

Dengan berbagai potensi yang ada tersebut, pemerintah daerah maupun pusat akan terus mendukung dan memberikan fasilitasi untuk para pelaku industri kreatif. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja muda terdidik dengan spesialisasi, lembaga-lembaga pendidikan terkait dengan industri kreatif, dan komunitas di berbagai bidang kreatif yang telah mengisi berbagai warna positif untuk Indonesia, baik ajang event dalam negeri maupun luar negeri.

Dirjen IKM menegaskan, IKM merupakan salah satu sektor yang cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. “Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan juga memberikan dampak ekonomi secara langsung pada kehidupan masyarakat sekitarnya”.

Terkait dengan hal tersebut, harus terus dilakukan upaya meningkatkan kecintaan pada produk dalam negeri, terutama produk IKM agar menjadi komoditas perdagangan yang memiliki daya saing tinggi. “Bukan hanya pada persaingan usaha dalam negeri tapi terlebih lagi pada persaingan antar negara, dalam mengisi pasar domestik maupun ekspor,terlebih dalam waktu yang tidak terlalu lama akan segera masuk Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang tidak bisa dihindarkan,” tegas Menperin.

Oleh karena itu, Dirjen IKM berharap dengan adanya Pameran Jogja Extravaganza, produk-produk IKM hasil perajin Yogyakarta akan semakin dicintai di kalangan masyarakat luas, dengan tampilan yang semakin baik dari segi kualitas, desain, kemasan, serta harganya yang kompetitif dan berdaya saing.

Ditambahkan Euis, industri kreatif, termasuk dalam IKM, memiliki peran strategis karena mampu memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Ini terlihat dari jumlah IKM sebanyak 3,9 juta unit pada 2013, yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10,3 juta orang. Dari jumlah itu dapat memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor sebesar US$19.579 juta. Bahkan, nilai produksi IKM mencapai Rp753 triliun atau memiliki kontribusi sebanyak 10%, dalam pembentukan PDB sektor industri terhadap PDB nasional.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…