Normalisasi Kali Ciliwung Capai 17% - Terhambat Pembebasan Lahan

NERACA
 
Jakarta - Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, mengaku bila proyek normalisasi Kali Ciliwung telah mencapai 17%. "Sampai saat ini (konstruksi) sudah berjalan sekitar 17%," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, T. Iskandar, di Jakarta, Kamis (17/7) pekan lalu.
 
Pada akhir Juni 2014, imbuh dia, pekerjaan proyek normalisasi Kali Ciliwung yang masih terhambat pembebasan lahan milik warga ini baru mencapai 15%. Proyek yang ditargetkan selesai akhir 2016 ini sudah memulai pekerjaannya sejak Desember 2013 lalu.

Iskandar menegaskan, secara umum kendalanya masih pada pembebasan lahan milik warga, sehingga pekerjaan hanya pada lahan milik pemerintah dan pengembang. "Lahan pengembang dan pemerintah ada sekitar empat kilometer di Kebun Baru, Casablanka, Tebet, Kalibata, dan Condet," ujarnya.

Dia juga menjelaskan bahwa di Tebet, tepatnya jembatan layang yang menghubungkan Kampung Melayu dengan Tebet, pengerjaan sudah memasuki pengerukan dan pemasangan turap. "Di daerah Condet, tepatnya Rindam Jaya, sudah ada pengerukan dan pelebaran. Sedangkan di Pengadegan, Kalibata, alat-alat sudah masuk dan mulai bekerja," jelas Iskandar.

Adapun di lahan milik warga dari pintu air Manggarai hingga ruas Tol TB Simatupang sedang dilakukan sosialisasi peta bidang dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dilakukan pembebasan lahan. "Daerah Kampung Pulo itu sudah dipatok. Jadi tinggal tunggu kesepakatan warga dengan Pemprov DKI Jakarta untuk penggantian lahannya," akunya.

Proyek Normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 19 kilometer ini menghabiskan dana sebesar Rp1,25 triliun dan terbagi dalam empat paket yakni paket I sepanjang 4,89 kilometer (Manggarai-Jembatan Kampung Melayu). Kemudian, paket II sepanjang 6,61 kilometer, dari Jembatan Kampung Melayu sampai Jembatan Kalibata.
 
Paket III sepanjang 6,49 kilometer, dari Jembatan Kalibata sampai Jembatan Satu Condet. Terakhir, paket IV sepanjang 6,18 kilometer, dari Jembatan Satu Condet sampai Jembatan Tol JORR TB Simatupang. Proyek tersebut merupakan salah satu langkah dari sejumlah kegiatan untuk pengendalian banjir di Jakarta dan sekitarnya.
 

Sejumlah langkah itu antara lain, normalisasi Kali Sunter, Pesanggrahan, dan Angke yang menghabiskan anggaran Rp237 miliar serta pembangunan Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur dengan alokasi dana Rp492 miliar. [ardi]

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…