BNI-WRS Permudah Pelaku UMKM Bertransaksi - Kartu Kredit Komunitas

NERACA

Jakarta - Dalam rangka memberikan kemudahan transaksi perbankan serta melindungi usaha mitra binaan, PT Wahana Rezeki Sempurna (WRS), perusahaan yang bergerak dalam bidang event organizer dan properti, menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, menerbitkan fasilitas Kartu Kredit Komunitas BNI-WRS.

Direktur Utama WRS, Rizal Mulyana mengatakan, penerbitan kartu kredit komunitas ini bertujuan untuk memudahkan mitra binaan WRS, yang notabene pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dalam bertransaksi perbankan.

"Salah satu yang terpenting adalah mitra binaan kami dapat menggunakan kartu kredit ini untuk melakukan pembayaran cicilaan sewa tempat usaha yang kami kelola dengan jangka waktu satu tahun. Dengan begitu, kalangan pelaku UMKM dapat melakukan ekspansi usaha yang lebih luas lagi," kata Rizal, Pusat Grosir Cililitan, Jakarta, Senin (14/7).

Menurut dia, penerbitan kartu kredit ini merupakan komitmen perusahaannya dalam membina, dan memperkuat kalangan pelaku usaha UMKM. "Apalagi, dengan kemudahan teknologi informasi yang semakin berkembang, membuat kartu ini memberi banyak manfaat bagi mitra binaan WRS," tambahnya.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, kartu kredit yang baru diluncurkan ini memiliki beragam fitur, keuntungan serta value added services. Diantaranya gratis iuran tahun pertama, cicilan bunga ringan hanya 0,8% per bulan (minimal transaksi Rp1 juta) dan pilihan periode cicilan selama 3, 6, 9, dan 12 bulan.

Dia menambahkan, untuk mendapat kartu kredit ini para mitra binaan di bawah WRS cukup menunjukkan surat domisili usaha mereka. Pihaknya sendiri menargetkan 10 ribu mitra binannya bisa memiliki kartu kredit komunitas tersebut. "Untuk permulaan, BNI menghadirkan dua jenis kartu kredit WRS-BNI, yaitu Gold dengan batas maksimal Rp7 juta serta Platinum Rp20 juta," tukasnya.

Menyiasati perlambatan kredit

Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Divisi Manajemen Product Customer Retail BNI, Dodit Wiweko Probojakti mengungkapkan, program ini dinilai tepat sasaran lantaran mendorong nilai transaksi kartu kredit BNI di tengah melambatnya pertumbuhan kredit. Dia pun tak menampik kalau perseroan tengah menyiasati di tengah lambatnya pertumbuhan transaksi kredit dengan melakukan kerja sama di sektor riil.

"Kami semua menyadari, karena memang Bank Indonesia menginginkan itu. Makanya, kami menyiasatinya dengan masuk ke sektor riil, salah satunya ke pelaku usaha UMKM di Pusat Grosir Cililitan ini yang sudah jelas pemanfaatan kreditnya untuk apa," kata Dodit.

Dengan demikian, imbuh dia, selain mendorong nilai transaksi, BNI juga akan membantu Bank Indonesia dalam menyalurkan kartu kredit dengan penggunaan secara bijaksana dan transaksi rutin. "Kami ingin membangun transaksi rutin, karena ini adalah benar-benar tujuan divisi konsumer dan ritel BNI,” jelasnya.

Dodit juga mengatakan, pertumbuhan transaksi kredit BNI diprediksi melambat menjadi 13%-14% pada akhir 2014 dibandingkan akhir 2013, di mana pertumbuhannya mencapai 30%-35%. "Akhir tahun target dari total kredit yang dikucurkan sebesar Rp5,9 tiliun-Rp6 triliun. Tapi, dari sisi nilai transaksi itu besarnya sekitar Rp22,5 triliun sampai akhir 2014," katanya.

Sementara itu, dirinya menambahkan, jumlah penerbitan kartu kredit pada 2014 lebih sedikit, yakni 15 ribu per bulan dibandingkan pada 2013 yang mencapai 30 ribu-35 ribu per bulan, yang diprediksi akan ditutup pada angka 1,7 juta kartu pada akhir tahun ini.

Adapun sumbangan fee based income atau pendapatan nonbunga, baik kartu kredit maupun debet sebesar 82% pada divisi konsumer dan ritel yang terdiri dari biaya pengelolaan rekening, bisnis kartu dan kerja sama ATM BNI dengan bank lain. "Jadi ketiganya menyumbang 82% dari fee based income konsumer dan ritel, dan menyumbangkan 40% dari total fee based income BNI," tandasnya. [ardi]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…