Pasar Bebas ASEAN - MEA 2015 Buka Peluang Pasar Bagi Produk Lokal

NERACA

Jakarta – Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat mengingatkan kembali kepada para stakeholder industri bahwa pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah semakin dekat, yaitu akhir Desember 2015. Diberlakukan MEA 2015 bertujuan untuk menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN.

“Oleh karena itu, MEA 2015 merupakan momen penting bagi Indonesia karena berpeluang memperluas pasar bagi produk-produk industri nasional. Namun di sisi lain, pemberlakuan MEA 2015 juga akan menjadi tantangan mengingat penduduk Indonesia yang sangat besar tentunya akan menjadi tujuan pasar bagi produk-produk negara ASEAN lainnya,” kata MS Hidayat di dalam keterangan tertulis yang diunduh dari situs resmi Kemenperin, Selasa.

Dalam upaya menghadapi berbagai tantangan tersebut, Menperin mengharapkan dukungan dan sinergi dengan masyarakat khususnya dunia usaha. “Untuk itu, pelaku usaha diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya agar produk-produk Indonesia mampu bersaing tidak hanya di pasar ASEAN tetapi juga pasar dalam negeri,” tegas Menperin. Selanjutnya, ke depan diharapkan kerjasama antara Kementerian Perindustrian dengan Kadin, Asosiasi atau lembaga-lembaga lainnya lebih ditingkatkan dan disamakan persepsinya sebagai usaha untuk memperkokoh kekuatan daya saing dalam rangka menghadapi pasar ASEAN.

Sebagai informasi, disampaikan Menperin, bahwa di tengah kondisi perekonomian yang belum stabil, industri pengolahan non-migas sampai Triwulan I tahun 2014mampu tumbuh sebesar 5,56% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,21%. Cabang industri yang tumbuh tinggi di antaranya adalah Industri Makanan, Minuman & Tembakau sebesar 9,47%, Industri Alat Angkut, Mesin & Peralatannya sebesar 6,03%, serta Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya sebesar 5,17%.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2014 mencapai US$ 14,83 miliar atau mengalami peningkatan 3,73% dibandingkan April 2014 sebesar US$ 14,30 miliar. Peningkatan nilai ekspor Mei 2014 disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar US$ 12,45 miliar atau naik 6,95% dibandingkan April 2014 sebesar US$ 11,64 miliar. Sementara itu, beberapa produk nonmigas yang mengalami peningkatan ekspor, antara lain: produk kimia sebesar US$ 104,1 juta (36,56%), alas kaki sebesar US$ 31,2 juta (8,70%), dan kertas/karton sebesar US$ 3,8 juta (1,17%). Dari sisi volume, ekspor Indonesia pada Mei 2014 mengalami peningkatan 4,12% dibandingkan April 2014, yang disebabkan peningkatan volume ekspor nonmigas sebesar 4,99%.

Data Kemenperin menunjukkan, ekspor produk industri pada Triwulan I Tahun 2014 sebesar US$ 29,27 miliar, mengalami kenaikan sekitar 3,55% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Ekspor produk industri tersebut memberikan kontribusi sebesar 66,05% dari total ekspor nasional. Defisit neraca perdagangan produk industri telah ditekan sebesar 87,8%, dari US$ -3,87 miliar pada Triwulan I 2013 menjadi US$ -473,8 juta pada Triwulan I 2014. Hal ini dikarenakan pada bulan Februari dan Maret 2014 terjadi surplus. Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah dan para stakeholder industri, dapat memberikan optimisme kinerja perdagangan produk industri akan semakin positif.

Sementara itu, investasi PMDN mencapai Rp 11,11 triliun atau meningkat sekitar 1,73%. Sedangkan investasi PMA mencapai US$ 3,49 miliar. Investasi menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan yang sekaligus menyerap tenaga kerjadi sektor industri.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…