Kualitas Produk Fashion RI Setara Dengan Perancis dan Italia

NERACA

Jakarta - Industri pakaian atau fashion Indonesia tidak kalah kualitasnya dibandingkan dengan produk asing. Bahkan telah mampu bersaing dengan produk dari Korea, Jepang, bahkan Italia dan Perancis

Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, pemasukan negara dari ekspor produk fashion sudah mencapai 55% dari total ekspor industri kreatif pada tahun 2010 yang mencapai US$ 72 miliar.

Yang terpenting, imbuh Menperin, industri fashion telah mampu menyerap banyak sekali tenaga kerja. Sehingga tingkat perekonomian rakyat dapat terbantu.

Namun, sambungnya, ada beberapa kendala yang menghambat dalam memajukan industri fashion, antara lain adalah keterbatasannya modal dan tingkat sumber daya manusia. “Selain itu masih banyak produk-produk fashion kita tidak mempunyai ‘Branding’ atau ‘Merk’,” kata Menperin dalam pembukaan Indonesia Fashion Week 2012, di Jakarta, Senin (15/8).

Menperin menyebut, untuk masalah permodalan, Kemenperin akan mencoba mengajukan tambahan modal  dari APBN. “Ini memang lumayan berat, namun apa salahnya kalau kita coba, karena dengan cara ini diharapkan lebih bisa memacu industri fashion,” imbuhnya.

Dia menambahkan, untuk masalah logistik, pemerintah bersama asosiasi tekstil menyiapkan kain yang original. Sementara bahan baku malam untuk pembatikan yaitu gondorukem, akan ada kerjasama dengan Perhutani sebagai BUMN kehutanan.

Para perajin harus profesional, lanjut Menperin, pendidikannya ditambah, agar kendala seminim mungkin bisa dihindari oleh  para pekerja  industri. “Oleh karena itu, saya akan kerja sama dengan Menteri Pendidikan, agar sentra-sentra batik diberi biaya pendidikan untuk regenerasi,” terangnya

Hidayat mengungkap, pihaknya belum bisa menyebutkan nilai subsidi karena harus dikomunikasikan terlebih dahulu. “Berapa kebutuhannya, nanti disiapkan. Ini kan saya baru inisiatif untuk itu. Kita siapkan, stakeholder untuk  bertemu dan membicarakan ini. Fashion kan ada turunan dan puluhan, dan masuk jadi sub sektor,” jelasnya.

Dia mengungkap, salah satu strategi untuk mengenalkan produk fashion dari mereka adalah memberikan nama dari daerah asal dari tempat mereka memproduksi, misalnya batik dari Cirebon atau busana muslim dari Bandung, sehingga dunia fashion juga mengingatkan masyarakat bahwa produk fashion Indonesia tidak kalah mutunya dan ikut melestarikan kebudayaan nasional.

Pergelaran Indonesia Fashion Week 2012 yang digagas Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), direspons positif oleh Hidayat. Dengan mengangkat tema Colorful Indonesia Culture acara ini diharapkan dapat menjadi media penggerak ekonomi kreatif Indonesia.

“Indonesia Fashion Week 2012 juga menampilkan inovasi, kreatifitas dan informasi dalam industri mode secara lengkap, berkualitas dan unik,” tutur Dia.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…