Rencanakan Private Placement - VIVA Incar Dana Segar US$ 105 Juta

NERACA

Jakarta – Dalam rangka perkuat modal mendanai ekspansi bisnis, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) berencana akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement dengan melepas hingga 10% saham anak usaha, yakni PT Intermedia Capital Tbk (MDIA).

Wakil Presiden Direktur VIVA Robertus Bismakara mengatakan, dengan melakukan private placement ini perseroan mengincar dana segar sebesar US$ 105 juta,”Dengan melakukan private plamcement ini kami ingin mempercepat pelunasan utang yang dimiliki perseroan,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut, dia menyebutkan dana private placement akan digunakan untuk percepatan pelunasan utang yang diperoleh perseroan pada 1 November 2013 senilai US$ 220 juta atau sebesar Rp 2,6 triliun kepada Credit Suisse dengan tingkat suku bunga sebesar Libor + 7,75% per tahun. 

Sebelumnya, pada April 2014 perseroan telah mendivestasikan 2,5% saham miliknya melalui initial public offering (IPO) Intermedia Capital. Nilai divestasi tersebut mencapai Rp 130,2 miliar. Adapun, dana hasil divestasi saham Intermedia telah digunakan untuk membayar sebagian utang kepada Credit Suisse tersebut."Kami tak mau lepas terlalu banyak saham Intermedia. Saat ini kepemilikan kami masih di atas," kata Robert.

Dia menuturkan perseroan juga berencana untuk melakukan penerbitan surat utang atau obligasi untuk me-refinancing atau pembayaran kembali sebesar 50% atau sekitar US$ 104,5 juta dari total utang pokok kepada Credit Suisse,”Kami ingin utang baru nanti dalam bentuk rupiah dan bukan lagi bentuk dolar AS. Mekanismenya sedang dipelajari sesuai kondisi pasar antara pinjaman domestik atau surat utang,”paparnya.

Sementara Presiden Direktur VIVA terpilih, Anindya Novyan Bakrie pernah bilang, saat ini VIVA mengalami momentum pertumbuhan bisnis yang sangat positif. Oleh karena itu dengan dukungan dari pemegang saham untuk memperkuat modal perusahaan,”Tentunya VIVA akan memiliki ruang yang lebih luas untuk melanjutkan ekspansi dan memaksimalkan potensi industri televisi yang sedang tumbuh pesat, sehingga kinerja perusahaan akan terjaga dan tumbuh secara berkelanjutan,”ungkapnya.

Menurut Anindya, fokus VIVA saat ini adalah terus menjaga dan memperkuat pertumbuhan bisnis dengan menjadikan tvOne dan ANTV, menjadi TV nomor satu di segmen pasarnya masing-masing. Berdasarkan survey AC Nielsen periode Januari - 25 Juni 2014 di 10 kota di Indonesia, tvOne menjadi televisi berita nomor 1 berdasarkan target audience 15+ ABC1.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, laba bersih VIVA melonjak 545,14% menjadi Rp9,29 miliar dari Rp1,44 miliar pada kuartal I/2013. Begitu juga pendapatan tumbuh 27% menjadi Rp396,48 miliar. Selama tahun 2013, VIVA berhasil meraih laba bersih sebesar Rp105,8 miliar atau tumbuh 45,13% daripada tahun 2012 sebesar Rp72,9  miliar. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…