Bumi Minerals Siapkan Capex US$ 60 Juta

NERACA

Jakarta – Perusahaan batubara, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure/capex sebesar US$ 60 juta atau sekitar Rp720 miliar (kurs Rp12.000) pada tahun ini.

Direktur Keuangan PT Bumi Resources Minerals Tbk, Fuad Helmy mengatakan, belanja modal perseroan tahun ini akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur pertambangan mineral di PT Dairi Prima Mineral dan PT Citra Palu Minerals,”Kebutuhan dana tahun ini, Dairy Prima butuh pre-infarstruktur sekitar USD10 juta-20 juta. Kemudian untuk Gorantalo, kita mau meningkatkan kita punya report level USD30-35 juta. Sedangkan Citra Palu butuh USD5-8 juta," ujarnya di Jakarta, Senin (30/6).

Lebih lanjut dia menjelaskan, sumber dana untuk belanja modal tahun ini berasal dari strategic partnership, project finance serta aliran dana masuk atau cash flow,”Mereka bisa masuk dalam partnership, mungkin project finance, pembayaran dari cash flow dari project tersebut, semuanya di project travel,”paparnya.

Kemudian seiring lesunya bisnis batubara, PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) berhasil memperpanjang waktu jatuh tempo pembayaran utang kepada Credit Suisse AG menjadi kuartal III/2014 dari sebelumnya 19 April 2014. Saat ini, perseroan tengah mencari pendanaan lain untuk bisa melunasi utang tersebut,”Kita selalu lakukan pendekatan dengan institusi-institusi, untuk refinancing atas pinjaman itu. Supaya bisa dibayar di kuartal III/2014 nanti, kita cari bunga yang sesuai,”kata Investor Relations BRMS Erwin Hidayat.

Dia menuturkan, pada kuartal III/2014 utang yang jatuh tempo di atas US$ 400 juta. Menyikapi kondisi keuangan yang sulit saat ini, pilihannya perseroan extend atau refinance. Utang tersebut dialokasikan untuk pengembangan proyek BRMS di PT Newmont Nusa Tenggara sebesar US$ 300 juta dan proyek tambang PT Dairi Prima Mineral US$ 100 juta di Sumatera Barat.

Sekadar informasi, anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk ini memiliki utang jangka pendek senilai US$ 116,56 juta dan fasilitas jangka panjang US$ 333,03 juta kepada Credit Suisse. Dalam perjanjian utang yang baru, terdapat dua klausul yang diubah. Pertama, BRMS dan Credit Suisse akan mengubah definisi pokok pinjaman, sehingga nilai pokok pinjaman meliputi bunga yang masih harus dibayar. Strategi kedua adalah dengan kembali meminta perpanjangan utang yang jatuh tempo menjadi kuartal III/2014.

Kata Erwin Hidayat, keputusan Newmont menutup pertambangan tersebut tidak terlalu berdampak signifikan bagi perseroan. Hal ini karena kontribusi pendapatan dari Newmont terhadap perusahaan cenderung turun. Cadangan emas dari Newmont pada 2013 mengalami penurunan menjadi 48 ribu ons dari 68 ribu ons di 2012,”Tidak signifikan dampaknya pada kinerja karena kontribusinya dia kan stagnan ya," ujarnya.

Terlebih, lanjut dia, kepemilikan saham BRMS atas Newmont hanya minoritas, sehingga dampak penutupan tambang tersebut tidak akan signifikan,”Kan dari 75% saham Newmont, 24% sahamnya punya kita. Artinya secara spesifik, saham kita hanya 18%," tuturnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…