Indonesia Butuh US$2,12 Milliar - Bangun Kabel Bawah Laut

NERACA

Jakarta - Pemerintah Indonesia akan mematangkan rencana pembangunan proyek infrastruktur kabel bawah laut yang akan menghubungkan Sumatera, Jawa, dan Bali. Sebab, rencana ini sudah diputuskan dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana, jika dilihat dari pembiayaannya nilai proyek pembangunan kabel bawah laut itu adalah US$2,12 miliar.

"Terdiri dari empat tahap, satu dan dua sudah ada dananya. Dan, untuk revisi blue book tahap tiga dan empat nilainya US$933,8 juta. Diperlukan, supaya proses penandatanganan kontrak oleh PT PLN dapat dilakukan," kata Armida di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/6).

Sedangkan sambung Armida pemerintah masih mencari pendanaan untuk proyek kabel listrik bawah laut Jawa-Sumatera ini. Kepastian pendanaan ini diperlukan agar kontrak dengan PT PLN (Persero) bisa dilakukan. Dengan total nilai proyek ini mencapai USD2,128 miliar. Proyek ini sendiri terbagi atas empat tahap.

“Tahap satu dan dua sudah ada dananya. Dan untuk revisi bluebook tahap tiga dan empat nilainya USD1,8 juta. Diperlukan supaya proses penandatanganan kontrak dengan PLN dapat dilakukan,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Menko Perekonomian, Chairul Tanjung, mengatakan bahwa pembangunan kabel bawah laut itu sangat diperlukan.

"Kami ingin ada konektifitas antara pembangunan pembangkit tenaga listrik di Sumatera, di mana di situ pusat batu baranya dan dapat dialirkan ke jaringan transmisi Jawa-Bali yang banyak membutuhkan listrik," kata CT.

Dimana pemerintah menginginkan konektifitas antara pembangunan pembangkit tenaga listrik di Sumatera. Di mana pulau ini adalah pusat produksi batu bara, dan dengan kabel ini, listrik dapat dialirkan ke jaringan transmisi Jawa-Bali yang banyak membutuhkan listrik.

“Untuk itu diperlukan pembangunan kabel bawah laut, dengan demikian pembangkit listrik di Jawa tidak perlu dibangun kembali karena jika dibangun kembali, batu baranya harus didatngkan dari Sumatera itu akan terjadi inefisiensi atau pemborosan ongkos transportasi batu bara ke Jawa,” tutur dia.

Dengan dibangunnya kabel bawah laut ini, yang rencananya akan diselesaikan tahun 2017, maka akan mengalir dari listrik dari Sumatera ke Jawa.

“Untuk memenuhi listrik di Sumatera, juga akan dibangun jaringan transmisi 500 Trans-Sumatera. Sehingga pembangkit listrik di Pulau Sumatera akan bisa mencukupi kebutuhan listrik di Sumatera dan Jawa. Dengan demikian, nanti dengan selesainya jaringan Sumatera ini juga akan terkoneksi Sumatera Jawa Bali diharapkan selesai tahun 2017 ini,” paparnya. [agus]

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…