Industri Otomotif - Pajak Mobil Sedan Masih Terlalu Tinggi

NERACA

Jakarta - Pajak mobil sedan di Indonesia masih tinggi ketimbang MPV (Multi Purpose Vehicle). Itu yang menjadikan penjualan sedan di industri otomotif nasional lesu. Pada dasarnya, pasar untuk sedan di Indonesia cukup Tinggi, tapi karena pajaknya besar, jadi kurang diminati masyarakat. Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan pemerintah tengah menggodok peraturan agar pajak untuk sedan di Indonesia bisa diturunkan.

Menurut dia, pasar sedan di Indonesia sekarang ini sudah terbilang cukup kuat yakni di atas 100.000 sampai 150.000 unit per tahunnya. Tapi masih ada hal lain yang harus dipenuhi sebelum nantinya pajak. "Kalau ingin sedan pajaknya murah ya harus dibuat di sini, tapi volumenya juga harus ada, yakni diatas 300.000 unit per tahunnya," kata Budi di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dengan begitu, pajak untuk Sedan nantinya. Sambung Budi sekarang pajak untuk Sedan beda 20% dari MPV. Nantinya, jika tidak terlalu jauh maka kans-nya juga akan besar. "Kalau sudah seperti itu pasti penjualan sedan di Indonesia akan tinggi. Jadi yang sudah punya sedan harus mau diproduksi disini. Selain Toyota sudah banyak merek lain yang ngantri, semua merek sudah punya sedan, pertimbangan mereka adalah jualnya gimana karena kemahalan jika pajaknya tidak diturunkan," tukasnya.

Sementara itu, Marketing Director & After Sales Service PT HPM, Jonfis Fandi mengatakan tahun lalu, market share sedan di tanah air 2,8 %. Sedang tahun ini prediksinya hanya 2 % saja. Kehadiran mobil-mobil LCGC dan meningkatnya permintaan mobil jenis MPV jadi penyebabnya. "Permintaan LCGC kita lihat cukup tinggi," sambung dia.

Meski begitu, Honda tetap yakin All New City mampu menguasai pasar. Dari segmen mini sedan, mobil andalannya ini diharapkan mampu mengambil porsi 45 % di pasar. "Kami targetkan penjualan sebanyak 1.950 unit dari April sampai Desember 2014," beber Jonfis.

Sedang Honda sendiri mengaku tetap akan konsisten memasarkan mobil sedan di Tanah Air. "Salah satu kekuatan dan reputasi Honda di Indonesia selalu disumbang oleh model sedan. Kami menjadi market leader bertahun-tahun," ujar Tomoki Uchida, President Director PT HPM.

Di sisi lain,  mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) Toyota Agya dan Daihatsu Ayla diluncurkan dan mulai dipasarkan. Agya dijual dengan harga  Rp 99,9 juta sampai Rp 120,75 juta  per unit. Sementara Ayla ditawarkan berkisar Rp 76 juta hingga Rp 106 juta. Dipastikan kedua mobil tersebut  menggunakan komponen lokal hingga 84 persen dan teknologi ECO terbaru, yang menjadikan mobil ini ramah lingkungan dan kadar gas buang rendah.

PT Astra Daihatsu Motor menargetkan bisa menguasai 40 persen pasar untuk kendaraan jenis city car ini dari total keseluruhan jenis mobil yang diproduksi di Indonesia. Sementara Toyota Astra Motor menargetkan hingga akhir tahun bisa menjual 15 ribu unit Agya. Kedua mobil murah itu, sejatinya membidik segmentasi pasar kalangan middle low yang terobsesi memiliki mobil murah berkapasitas kecil.

Bagi Toyota dan Daihatsu, kalangan middle low potensinya sangat besar dalam menyumbang transaksi penjualan mobil murah ramah lingkungan sepanjang tahun ini. Para produsen mobil asal Jepang kini bisa fokus menggarap segmentasi pasar middle low dengan menyasar kalangan pengguna sepeda motor yang terobsesi memiliki sebuah mobil berharga murah.

Tak mau ketinggalan dengan Toyota dan Daihatsu,  PT Honda Prospect Motor (HPM) meluncurkan Brio Satya. Mobil mobil murah  jagoan Honda itu ditawarkan dalam tiga pilihan dengan banderol paling murah mulai Rp 106 juta. Brio Satya dirancang sebagai jawaban Honda untuk program LCGC, yang diproduksi di Indonesia dengan kandungan lokal yang ditingkatkan hingga 85 %. Meski Honda Brio Satya dibanderol murah bukan berarti murahan. Bahkan bos Honda, Tomoki Uchida, menyatakan soal kualitas, dia menjamin Satya bukan mobil murahan.

Apalagi mobil tersebut juga menggunakan platform Honda Brio yang sudah dikenal ketangguhannya. Sama halnya dengan dua kompetitornya tersebut, Honda Brio Satya juga membidik keluarga baru menikah atau punya anak.

Honda menargetkan jagoan baru tersebut  bisa terjual 30 persen dari angka yang ditargetkan untuk Brio Series, yakni 4.000 unit sebulan. Berarti, 1.200 unit Satya diharapkan bakal menyumbang penjualan tiap bulan.

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…