Kualitas pendidikan, khususnya STEM akan makin meningkat jika pemerintah memberi ruang lebih lapang kepada pihak swasta untuk berperan dalam proses pemajuan pendidikan.
NERACA
Pendidikan adalah proses berkembang yang secara konsisten memperkenalkan teori-teori dan praktek terkini yang sesuai dengan penelitian terbaru yang tersedia. Salah satu perkenalan terbaru ke dalam dunia pendidikan saat ini adalah pendidikan Science, Technology, Engineering, and Math (STEM), yang berfokus pada pelajaran inti ilmu pengetahuan, rekayasa teknologi, dan matematika.
Pendidikan ini juga membantu anak-anak memahami isu yang lebih kompleks dan mencari solusi kreatif. Namun sayangnya pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika, menurun.
Mengutip laporan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) tentang derajat penilaian siswa internasional (PISA), kinerja siswa Indonesia dalam bidang sains dan matematika berada pada posisi 64 dari 65 negara yang disurvei pada 2013. Sejumlah laporan juga menunjukkan siswa Indonesia tak hanya kurang berkemampuan dalam bidang STEM, namun juga memiliki minat yang rendah dalam mempelajari STEM.
Ketertinggalan siswa Indonesia dalam bidang STEM dinilai disebabkan metode pembelajaran yang kurang tepat. Guna memecah kebuntuan rendahnya kemampuan siswa Indonesia di bidang ini, sejak tahun lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil langkah merevisi kurikulum yang menjadikan sains sebagai penggerak dari pelajaran lain.
Selain itu, Kemendikbud juga memberi pembekalan guru yang intensif dalam mengembangkan metode pengajaran kurikulum baru agar dapat membuat sesi belajar matematika dan ilmu pengetahuan, khususnya, menjadi lebih menarik dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari dan persepsi dari anak yang belajar tersebut.
Acting Assistant Administrator Asia Bureau, U.S Agency for International Development (USAID), Denise A. Rollins menuturkan, pembangunan sistem pendidikan adalah investasi jangka panjang yang mahal dan pemerintah tidak akan bisa sendirian memikulnya karena memiliki banyak keterbatasan. Kualitas pendidikan, khususnya STEM akan makin meningkat jika pemerintah memberi ruang lebih lapang kepada pihak swasta untuk berperan dalam proses pemajuan pendidikan.
"Kita mesti melibatkan banyak pihak yang berkepentingan untuk memajukan kualitas pendidikan. Kita tahu pemerintah menghadapi banyak keterbatasan dan dari sini swasta bisa berperan banyak. Itu yang kami lakukan di Amerika Serikat," kata Rollins.
Rollins menilai sukses kemitraan pemerintah dan swasta di negerinya bisa diterapkan pula di banyak negara, termasuk Indonesia. USAID sendiri, sambung dia, memiliki komitmen besar dan menjadi mitra pemerintah Indonesia dan pihak-pihak berkepentingan lain di negeri ini dalam turut memajukan sistem pendidikan di Indonesia.
Kunci Sukses
Kualitas pengajaran STEM menempati posisi amat penting, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan bangsa dalam menjawab tantangan-tantangan masa kini dan mendatang yang saat ini umumnya berpusat pada STEM. Berdasarkan National Sciene Foundation, 80% pekerjaan di sepuluh tahun yang akan datang membutuhkan keahlian matematika dan ilmu pengetahuan.
Kunci untuk sukses dan agar pendidikan STEM menjadi efektif adalah dengan melakukan integrasi yang sebenarnya dari disiplin ilmu ini menjadi meta-disiplin. Upaya ini di implementasikan oleh USAID melalui kolaborasi dengan raksasa piranti lunak komputer Intel Corporation dalam memanfaatkan teknologi untuk pembangunan ekonomi dan sosial di seluruh dunia, salah satunya dengan mengembangkan pola pengajaran sains yang inovatif.
"Di sini kami menemukan cara yang menarik dan lebih efisien untuk menciptakan inovasi baru yang akan menjadi kekuatan baru dalam menghadapi tantangan-tantangan amat penting bangsa di masa kini dan mendatang," kata Rollins.
Lebih lanjut Rollins mengungkapkan, kemitraan dengan Intel pula yang salah satunya dikenalkan kepada Indonesia, khususnya dalam ikut menyebarkan benih sains dan memupuk ilmuwan muda Indonesia lewat sistem pembelajaran sains yang inovatif dan menarik sehingga generasi muda tertarik mendalami STEM.
Menurut Rollins, seiring dengan meningkatnya ketertarikan anak-anak dan remaja dalam mengeksplorasi ilmu STEM nantinya tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup mereka, namun juga meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di kancah panggung dunia
“Jika memiliki sistem pendidikan STEM yang kuat, maka Indonesia akan memiliki kompetensi dalam menjawab tantangan-tantangan ekonomi, energi, kesehatan, perlindungan lingkungan, hingga keamanan nasional,” ujar dia