Jadi Motor Penggerak Ekonomi - Produk Kreatif Harus Bersaing di Pasar Global

NERACA

Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengatakan dengan berkembangnya industri kreatif diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang unik serta memiliki nilai seni tinggi dan dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

”Hasil semuanya itu yang kemudian akan dapat digunakan sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat perajin," ujar Euis saat membuka pameran Sumatera Barat Food & Craft VII di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (17/6).

Lebih lanjut Euis mengatakan untuk melestarikan budaya lokal yang telah ada, para perajin dan masyarakat dituntut untuk terus menggali keunikan dan berinovasi sehingga dapat mengembangkan beragam produk unggulan daerah khususnya produk industri kreatif. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri kreatif guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Perkembangan Sentra IKM di Sumatera Barat semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini terlihat pada tahun 2011 yang mencapai 7.124 unit usaha dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.769.301 orang dengan jumlah produksi sebesar  Rp 967.409.185. Sementara itu, pada tahun 2012, Sentra IKM mencapai 7.126 unit usaha dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.769.323 orang dengan jumlah produksi sebesar  Rp 967.877.185," papar Euis.

Menurut dia, persaingan pasar global semakin kompetitif, sehingga menuntut para perajin untuk lebih kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, Menperin mengharapkan Dekranas khususnya Dekranasda Sumatera Barat agar dapat lebih meningkatkan pembinaannya, melalui program-program yang ditujukan untuk peningkatan daya saing produk-produk industri khususnya kerajinan seperti program-program pelatihan, bimbingan serta pendampingan yang berkelanjutan, sehingga para pelaku IKM dapat berkembang menjadi lebih maju dan mandiri.

Dalam kesempatan yang sama, Euis juga mengatakan globalisasi tak hanya berarti industri dalam negeri bisa menjajaki luar negeri, tetapi juga sebaliknya, industri asing juga bisa menduduki industri dalam negeri. Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan pesan kepada pemerintahan baru untuk tidak melupakan industri dalam negeri terutama industri kecil dan menengah (IKM).

"Pemerintahan baru harus memberikan perhatian khusus kepada IKM. Pasalnya, jika perhatian tersebut tidak diberikan kemungkinan besar lambat laun IKM akan hilang keberadaannya,"ujarnya.

Euis melanjutkan, ada beberapa hal yang harus dilakukan dilakukan oleh pemerintahan baru. Pertama, pemerintahan baru harus menggandeng para pembina IKM untuk memetakan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Dengan pemetaan tersebut maka pendampingan bisa dilakukan dengan maksimal.

Kedua, pemerintah baru mesti menjaga pasokan bahan baku untuk IKM. Pemerintah baru mesti memiliki lembaga untuk mengawasi ketersedian bahan baku. "Kalau tidak dipelototin orang lama-lama tidak mau bikin," kata dia.

Ketiga, pemerintah baru mesti memberikan fasilitas akan kebutuhan akomodasi. Hal itu dilakukan agar komoditas IKM terjaga kualitasnya serta untuk mengontrol harga agar produknya tidak terlampau mahal.

Keempat, Euis melanjutkan, pemerintah baru mesti membantu para pelaku IKM untuk memiliki akses ke industri perbankan bank. Pelaku IKM seharusnya akrab dengan industri bank agar mudah mendapat pinjaman dana dari bank. "Perlu dibantu untuk membuat administrasi yang baik sehingga bisa mengakses bank. Supaya akrab sama bank, suatu saat pinjam tidak kesulitan," tukasnya.

Pameran yang diselenggarakan selama empat hari, tanggal 17 – 20 Juni 2014 dan dibuka untuk umum mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB, diikuti sebanyak 46 IKM binaan dari Dekranasda Provinsi dan Kabupaten-Kota se-Sumatera Barat.

Beragam produk unggulan yang ditampilkan, antara lain adalah produk kerajinan seperti tenun songket, bordir, sulaman, kerajinan perak, kerajinan kayu, serta produk pangan seperti keripik balado dan rendang, aneka pangan dari umbi-umbian, kacang-kacangan, ikan olahan, dan lain-lain.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…