Kontrak Baru WIKA Capai Rp 6,4 Triliun

NERACA

Jakarta – Perusahaan konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sudah mencatatkan kontrak baru hingga Mei tahun ini sebesar Rp6,4 triliun atau sekitar 24,78% dari target kontrak baru 2014 sebesar Rp25,83 triliun. Beberapa kontrak yang telah diperoleh antara lain proyek flyover simpang air hitam, Samarinda senilai Rp105,9 miliar; proyek pembangunan jembatan Dompak, Tanjung Pinang, Riau sebesar Rp284,4 miliar; proyek CBD Surabaya Apartemen Rp634,6 miliar; proyek Dharma Husada Tower sebesar Rp401,8 miliar.

Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Agrawan mengungkapkan, perseroan menargetkan total kontrak dihadapi (order book) tahun ini sebesar Rp49,97 triliun. Angka itu naik 28,56% terhadap target tahun 2013 sebesar Rp38,87 trilun,”Total kontrak dihadapi ini, terdiri dari target kontrak baru tahun 2014 sebesar Rp25,83 triliun dan carry over dari tahun 2013 sebesar Rp24,14 triliun," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia menuturkan, perseroan juga tengah menggarap proyek terminal BBM Pulau Sambu, Kepulauan Riau Rp740,45 miliar; proyek penimbunan gasoline Tanjung Uban, Kepulauan Riau Rp1,14 triliun; proyek pengadaan jasa pembangunan infrastruktur dan gedung baru ITB senilai Rp178,66 miliar; proyek konstruksi fisik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jakarta Selatan Rp188,28 miliar; dan proyek pembangunan gedung kuliah Universitas Telkom di Bandung sebesar Rp110,22 miliar.

Lanjut Natal, saat ini komposisi perolehan kontrak baru WIKA berasal dari induk perusahaan 70% dan sisanya 30% dari anak perusahaan. Sementara Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo menambahkan, perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini membukukan penjualan sebesar Rp2,79 triliun. Penjualan pada kuartal I/2014 didorong pertumbuhan laba di beberapa segmen bisnis.

Segemen bisnis WIKA, antara lain infrastruktur dan gedung, energi dan industrial plant (jasa konstruksi energi dan EPC serta jasa operasi pemeliharaan pembangkit listrik), industri (beton pracetak, konstruksi baja, dan industri pertambangan) serta properti.

Dia menuturkan, perseroan pada kuartal I/2014 memperoleh laba bersih sebesar Rp167,51 miliar atau mencapai 24,68% dari target sepanjang 2014 sebesar Rp678,65 miliar. WIKA juga menargetkan pada tahun 2014 akan memperoleh total kontrak dihadapi sebesar Rp49,97 triliun atau naik sebesar 28,56% terhadap target tahun 2013 sebesar Rp38,87 triliun.

Kata Bambang, tahun ini perseroan menargetkan penjualan (termasuk penjualan proyek joint venture) sebesar Rp18,82 triliun atau naik 22,84% dari target tahun lalu sebesar Rp15,41 triliun. Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tahun ini ditargetkan dapat mencapai angka Rp678,65 miliar atau naik sebesar 22,27% dari target tahun lalu sebesar Rp555,06 miliar,”Meningkatkan target penjualan dan laba tahun tahun ini, seiring dengan meningkatnya tender kontrak infrastruktur baik dari sipil, BUMN maupun swasta," ujarnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…