Akhir Pekan, IHSG Berpeluang Menguat

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia Kamis sore, ditutup tertekan yang dipicu aksi ambil untung pelaku pasar. Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 37,539 poin (0,76%) ke level 4.934,407. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 7,554 poin (0,90%) ke level 834,527.

Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan posisi acuan suku bunga bank (BI Rate) di level 7,5% tidak memberikan dampak yang berarti terhadap pergerakan indeks BEI. Analis PT Anugerah Sekurindo Indah Bertoni Rio mengatakan, pergerakan indeks BEI terpengaruh bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas tertekan menyusul hasil riset Bank Dunia yang memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat,”Proyeksi ekonomi global direvisi turun dari 3,2% menjadi 2,8%, kabar tersebut dijadikan salah satu alasan bagi pelaku pasar untuk melepas sahamnya," kata dia di Jakarta, Kamis (12/6).

Dia menambahkan, faktor teknikal juga menjadi salah satu penekan indeks BEI Kamis. Dimana saham-saham di dalam negeri telah mengalami penguatan selama dua hari sebelumnya."Kondisi itu mendorong pelaku pasar untuk merealisasikan keuntungan di tengah pergerakan pasar saham yang konsolidasi, pelaku pasar cenderung melakukan transaksi untuk jangka pendek," katanya.

Dirinya mengharapkan bahwa bursa global kembali mengalami penguatan sehingga indeks BEI pada Jum’at akhir pekan akan mengikuti dan diperkirakan IHSG bergerak di kisaran 4.895-4.985 poin. Menurutnya, saham yang layak dikoleksi pada akhir pekan adalah Telekomunikasi Indonesia (TLKM), AKR Corporindo (AKRA), Kalbe Farma (KLBF) dan Adaro Energy (ADRO).

Pada perdagangan kemarin, indeks sempat meluncur ke titik terendahnya di level 4.920. Aksi jual terjadi di saham-saham unggulan dan lapis dua. Sembilan sektor melemah, hanya satu yang menguat yaitu sektor industri dasar. Dana asing yang parkir di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 42,1 triliun dan transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 463,2 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 178.736 kali pada volume 5,979 miliar lembar saham senilai Rp 5,487 triliun. Sebanyak 80 saham naik, 192 turun, dan 93 saham stagnan. Dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh World Bank memberi sentimen negatif terhadap pergerakan bursa-bursa di Asia. Hanya pasar saham Singapura yang masih bisa menguat.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.050 ke Rp 68.000, Indocement (INTP) naik Rp 600 ke Rp 24.425, First Media (KBLV) naik Rp 405 ke Rp 2.300, dan Mandom (TCID) naik Rp 300 ke Rp 16.000. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 875 ke Rp 54.025, Bina Dana (ABDA) turun Rp 500 ke Rp 5.000, Unilever (UNVR) turun Rp 475 ke Rp 30.000, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 250 ke Rp 26.400.

Pada perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup melemah 37,325 poin (0,75%) menjadi 4.934,621. Sementara indeks LQ45 juga terpangkas 8,333 poin (0,99%) menjadi 833,748. Sepanjang perdagangan sesi pertama, indeks bergerak di teritori merah. Titik tertingginya adalah 4.965,883 sementara terendah 4.934,59.
Frekuensi transaksi sebanyak 95.628 kali yang melibatkan 3,2 miliar saham senilai Rp 2,59 triliun. Sebanyak 77 saham menguat, 167 terkoreksi, dan 73 stagnan. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah First Media (KBLV) naik Rp 455 menjadi Rp 2.350, Indocement (INTP) naik Rp 175 menjadi Rp 24.000, dan Link Net (LINK) naik Rp 125 menjadi Rp 5.125.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mandom Indonesia (TCID) turun Rp 1.000 menjadi Rp 14.700, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 875 menjadi Rp 54.025, dan Unilever (UNVR) turun Rp 475 menjadi Rp 30.000.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun sebesar 8,83 poin atau 0,18% menjadi 4.963,12. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,30 poin (0,27%) ke level 839,78,”Setelah indeks BEI mengalami penguatan cukup signifikan, indeks dilanda aksi ambil untung oleh sebagian pelaku pasar," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada.

Dia juga menuturkan, pelaku pasar juga tetap perlu mewaspadai pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang pagi ini mayoritas dalam tekanan. Sementara analis Samuel Sekuritas Tiesha Narandha Putri menambahkan, IHSG BEI masih akan bergerak konsolidasi akibat sentimen pemilu presiden yang cenderung lancar dan juga bursa regional menyusul langkah Bank Dunia yang memangkas perkiraan pertumbuhan global.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 95,71 poin (0,41%) ke level 23.161,58, indeks Nikkei turun 149,69 poin (0,99%) ke level 14.919,79 dan Straits Times melemah 0,96 poin (0,02%) ke posisi 3.289,32. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…