Menkeu: Inline untuk Jaga Fiskal - Serapan Belanja Modal Rendah

NERACA

Jakarta- Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan realisasi belanja modal yang masih rendah hingga akhir April 2013, sesuai dengan perkiraan pemerintah yang ingin menjaga defisit anggaran tidak terlalu melebar hingga pertengahan tahun. "Saya kira dengan belanja yang relatif lambat ini, itu 'inline' untuk menjaga fiskalnya," katanya di Jakarta, kemarin.

Chatib menjelaskan penyerapan belanja modal maupun belanja barang yang nisbi melambat, bisa menahan pelebaran defisit anggaran lebih awal, apalagi realisasi belanja subsidi energi telah mencapai kisaran 27%. "Kalau belanjanya terlalu cepat dan belanja subsidi naik, nanti (defisit) fiskalnya bisa lebih. Kita sekarang masih (menggunakan) APBN 2014, defisitnya 1,7%, kan tidak bisa lebih dari itu," ucapnya.

Dia mengatakan sesuai trennya, defisit anggaran akan meningkat pada triwulan tiga dan triwulan empat, sehingga apabila tidak dijaga sejak pertengahan tahun, kondisi ini akan menyulitkan pemerintahan baru. Untuk itu, lanjut Chatib, sebagai upaya agar pemerintahan baru yang bekerja mulai Oktober 2014 tidak mengalami persoalan fiskal maka defisit anggaran harus terus terjaga, agar tidak melebar dari target.

"Defisit harus dijaga pelan-pelan supaya nanti triwulan tiga dan empat, 'disburstment'-nya tidak meledak. Itu sebabnya kita datang dengan ide penghematan supaya ketika pemerintahan baru datang, defisitnya tidak besar," tutur Chatib. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga 30 April 2013, realisasi pendapatan negara mencapai Rp413,1 triliun atau 24,8% dari target APBN Rp1.667,1 triliun dan belanja negara Rp432,7 triliun atau 23,5% dari pagu Rp1.842,5 triliun.

Realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp354,4 triliun atau 27,7% dari target APBN Rp1.280,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak telah mencapai Rp58,4 triliun atau 15,2% dari target yang ditetapkan sebesar Rp385,4 triliun. Sementara, dari belanja pemerintah, realisasi belanja pegawai mencapai Rp72,1 triliun atau 27,4 persen dari pagu APBN Rp263 triliun, belanja barang Rp27,8 triliun atau 13 persen dari pagu Rp214,4 triliun dan belanja modal Rp12,8 triliun atau 7 persen dari Rp184,2 triliun.

Realisasi belanja energi mencapai Rp76,4 triliun atau 27,1 persen dari pagu Rp282 triliun yang terdiri dari subsidi BBM Rp53 triliun atau 25,2 persen dari Rp210,6 triliun dan subsidi listrik Rp23,4 triliun atau 32,8 persen dari pagu Rp71,4 triliun. [agus]

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…