BEI Suspensi Saham - Gagal Bayar, Pil Pahit Bagi Bumi Resources

NERACA

Jakarta – Citra kinerja keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali tercoreng di mata investor lantaran pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan efek perseroan di seluruh pasar sejak sesi I perdagangan efek pada Rabu, 11 Juni 2014.
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI I gede Nyoman Yetna dalam siaran pers di Jakarta, Rabu mengemukakan bahwa hal itu dilakukan terkait dengan jatuh tempo pembayaran kupon obligasi yang diterbitkan Bumi Capital Pte. Ltd dan Bumi Resources Tbk sebagai penjamin,”Maka dalam rangka menjaga pasar yang teratur, wajar dan efisien, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek Bumi Resources," katanya di Jakarta, Rabu (11/6).

Dia menambahkan, Bursa telah melakukan permintaan penjelasan kepada perseroan terkait dengan hal itu dan pihak BEI juga meminta kepada para pemangku kepentingan untuk memperhatikan setiap keterbukiaan informasi yang disampaikan oleh perseroan khususnya mengenai pemenuhan kewajiban kupon obligasi itu.

Menanggapi hal itu, Direktur dan Sekertaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava menyampaikan bahwa perseroan telah memperoleh persetujuan dari pemberi pinjaman untuk menyelesaikan transaksi China Investment Corporation (CIC),”Perseroan melakukan pembayaran kupon atas obligasi yang jatuh tempo tahun 2016 pada hari ini dalam masa tenggang atau 'cure period',”paparnya.

Sebelumnya, PT Bumi Reources Tbk gagal membayar kupon obligasi valas yang seharusnya dilakukan pada 12 Mei 2014. Perseroan memiliki waktu tenggang hingga 11 Juni 2014. Obligasi itu diterbitkan melalui anak usaha perseroan Bumi Capital Pte Ltd dan jatuh tempo pada 2016. Nilai obligasi yang diterbitkan anak usaha BUMI itu sebesar US$ 300 juta.

Asal tahu saja,  hingga triwulan pertama tahun ini, total utang perseroan mencapai lebih dari US$ 3,6 miliar. Perusahaan akan fokus kepada pemangkasan utang tahun ini, terutama pembayaran utang pokok kepada China Investment Corp (CIC) yang nilainya mencapai US$1,3 miliar.

Utang tersebut diperoleh melalui Country Forest Limited (CFL) pada 18 September 2009. Pinjaman masih yang tersisa sebesar US$ 1,3 miliar, dari jumlah itu, US$ 600 juta di antaranya akan jatuh tempo 18 September tahun ini. Sedangkan US$ 700 juta sisanya harus dilunasi sebelum 18 September 2015.

Utang lainnya yang akan dilunasi peerseroan adalah ke Castleford Investment Holdings Ltd sebesar US$ 150 juta. Pinjaman ini diperoleh pada 14 November 2013. Utang ketiga yang akan dibayar sebesar US$ 225 juta untuk membayar sebagian guaranteed convertible bond due 2014 serta beberapa fasilitas utang BUMI kepada para kreditur lain. Dana yang digunakan untuk membayar utang-utangnya tersebut akan diambil dari hasil penerbitan saham baru alias rights issue yang diperkirakan nilainya mencapai Rp 6,5 triliun. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…