Perkuat Modal Usaha - Sekar Bumi Rencanakan Rights Issue

NERACA

Surabaya – Produsen olahan hasil laut, PT Sekar Bumi Tbk bakal berencana menerbitkan saham baru atau rights issue sebanyak 85.139.000 saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Rencana tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST).

Direktur Utama PT Sekar Bumi Tbk, Harry Lukminto mengatakan, penerbitan saham baru dimaksudkan untuk memperkuat pendanaan perseroan dan ekspansi bisnis, “Diharapkan dengan tambahan modal baru tersebut penjualan Sekar Bumi akan mengalami peningkatan 50% dari saat ini,”ujarnya di Surabaya, Selasa (10/6).

Dia menuturkan, tahun ini perseroan mengalokasi dana sebesar Rp 300 miliar. Dimana sekitar Rp 250 miliar akan di investasikan untuk pembangunan dua pabrik baru di Cikupa dan Lamongan. Pendanaan pembangunan pabrik, selain pinjaman dari bank juga sekitar 30%nya akan didanai dari belanja modal tahun ini, “Investasi bangun pabrik di Cikupa-Tangerang serta Lamongan Jawa Timur, ditujukan untuk meningkatkan produksi olahan hasil laut yang nantinya, kapasitasnya akan mencapai 12ribu ton pertahun untuk setiap unit, “ungkapnya.

Kata Lukminta, diharapkan dengan pembangunan pabrik ini akan meningkatkan pasar domestik dengan produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Asal tahu saja, saat ini total produksi perseroan yang dipasarkan dalam negeri hanya 5%. Sementara sebagian besar di ekspor ke berbagai negara, diantaranya ekspor produk udang ke Amerika Serikat dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hanya saja perseroan baru mampu memenuhi kurang dari 5%.

Sementara pabrik baru di Bali lebih fokus pada makanan beku. Pada tahun ini, perseroan juga berencana melakukan diversifikasi produk diantaranya sosis sapi, fish tofu dan fish cake yang diharapkan mampu meningkatkan penjulan hingga 25%.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2013, perseroan berhasil membukukan kenaikan penjualan sebesar 72% dari Rp 753,7 miliar menjadi Rp 1,296 triliun. Disebutkan, kenaikan penjualan bersih ini ditopang oleh ekspor produk hasil laut yang mencapai 95% dari total produksi, “Penjualan meningkat cukup tajam karena berkurangnya ekspor  produk udang dari negara tetangga Thailand akibat serangan penyakit IMS yang menyerang budidaya udang di Thailand,”kata Lukminto.

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi kesempatan mengambil kue Thailand untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Mengingat, budidaya udang di Thailand difokuskan pada satu lokasi sehingga penyakit IMS mudah menyebar dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihannya,“Selain mengambil ceruk pasar Thailand, perseroan juga sedang mencermati perkembangan budidaya udang yang dilakukan India dan Equador,”ungkapnya.

Dia mengungkapkan, kedua negara ini mengalami peningkatan cukup signifikan untuk produk hasil laut terutama udang. Langkah yang diambil perseroan tahun ini selain tetap mempertahankan performance juga berusaha menjajaki buyer-buyer yang sebelumnya dipasok Thailand. Hal ini mengingat karena produk udang merupakan consumer produk yang penjualannya ritel. Karena konsumen biasanya hanya mau jika kemasannya sesuai dengan produk sebelumnya. Tetapi penjualan Thailand yang menurun memang merupakan ceruk pasar yang harus dimanfaatkan perseroan.

Ditegaskan Lukminto, pihanya juga akan terus meningkatkan produk dengan nilai tambah (value added), “Untuk meningkatkan nilai tambah, perseroan akan tetap menjalin kemitraan yang baik dengan para petambak yakni dengan memberikan informasi pasar yang dikehendaki pasar ekspor,”tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, perseroan juga melakukan budidaya udang sendiri di Sumbawa dengan tetap menjalin kemitraan dengan petambak udang di berbagai daerah dan ini sangat menguntungkan bagi perseroan karena Indonesia merupakan negara kepulauan dimana produk udang tersebar di berbagai daerah.

Untuk pasar ekspor menurut Lukminto,  penjualan perseroan mencapai 8500 ton pertahun dengan tujuan ekspor Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara Eropa. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan udang di China yang tidak mampu dicukupi dari negeri sendiri, Sekar Bumi akan menjajaki ekspor ke negeri tirai bambu yang dinilai cukup menjanjikan bagi perseroan, mengingat negeri ini perkembangan ekonominya cukup pesat sehingga kebutuhan akan produk udang meningkat dan tidak mampu dipenuhi dalam negeri. (shanty)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…