Obat-obatan Berkualitas Kunci Pelayanan Kesehatan yang Dibutuhkan Masyarakat - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

 

 

 Setiap pasien berhak untuk memiliki akses terhadap obat-obatan berkualitas tinggi, aman dan efektif yang dibutuhkan. Hal ini merupakan tanggung jawab para penyedia layanan kesehatan untuk menghormati hak para pasien tersebut dan mengenali kebutuhan pasien yang berbeda-beda.

 

NERACA

 

“Oleh karena itu, sangatlah penting membantu dan memastikan para pasien untuk dapat memiliki akses pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya,” tutur Parulian Simanjuntak, direktur eksekutif IPMG.

 

Lebih lanjut Parulian menjelaskan bahwa untuk mendukung program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN), pelaku industri farmasi diharapkan dapat berpartisipasi dengan

memproduksi obat-obatan yang berkualitas tinggi, aman, dan efektif sesuai dengan Cara

Pembuatan Obat yang Baik (GMP – Good Manufacturing Process).

 

"Pasien JKN berhak mendapat obat berkualitas yang dibutuhkan," kata Hasbullah yang juga merupakan Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia di Jakarta, Kamis.


Menurut Thabrany yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI itu, semua obat yang diperlukan dalam sistem JKN sudah tersedia di pasar Indonesia.

"Dalam JKN rumah sakit atau dokter sudah dibayar atau dijamin akan dibayar. Kewajiban mereka mengobati penyakit pasien sampai sembuh, dan Badan POM bertugas melakukan sampling untuk menguji obat yang beredar dan melakukan pemeriksaan secara rutin," katanya.

Dia juga menambahkan, peran industri farmasi sudah cukup memadai karena Indonesia memiliki industri farmasi yang banyak yakni lebih dari 200 industri farmasi.

Bahkan jika perlu, industri farmasi PMA yang memiliki "quality control" dari perusahaan induknya bisa mendapat izin memproduksi dan menjual obat generik dan generik berlogo untuk memacu persaingan dalam kualitas obat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda mengatakan harga obat generik bisa jauh lebih murah karena tidak membutuhkan biaya promosi seperti halnya obat bermerek.

"Meski harganya jauh lebih murah, sebenarnya tidak ada perbedaan antara kualitas obat generik jika dibandingkan dengan obat bermerek. Kedua sebenarnya merupakan obat copy dari obat paten (originator), sehingga tidak berbeda dalam hal zat aktif, indikasi, dan bentuk sediaan," katanya.


Parulian Simanjuntak mengatakan, IPMG berperan secara aktif sebagai mitra pemerintah dalam upaya meningkatkan sistem pelayanan kesehatan nasional melalui keunggulan para anggotanya, di antaranya di bidang inovasi medis serta produksi obat berkualitas yang sesuai dengan standar keamanan internasional.

 

Melalui investasi para anggota IPMG dalam bidang penelitian dan

pengembangan untuk memproduksi obat-obatan yang berkualitas tinggi, aman dan efektif,

IPMG juga menyampaikan komitmennya untuk menyediakan akses bagi obat-obatan inovatif

serta membangun layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

 

Sanofi Group Indonesia, sebagai salah satu perusahaan multinasional di Indonesia dan juga

anggota dari IPMG, menunjukkan kontribusi perusahaannya dengan cara

mendemonstrasikan proses penting pembuatan obat-obatan yang beretika dalam rangka

acara kunjungan ke pabrik mereka yang dibagi menjadi dua bagian: produksi dan tempat

penyimpanan.

 

“Sanofi Group Indonesia, sebagai salah satu anggota IPMG, berkomitmen untuk hanya

memproduksi dan mendistribusikan obat-obatan dengan kualitas terbaik dan aman yang

sesuai dengan aturan dan tata cara berdasarkan hukum, standar dan regulasi yang berlaku,

terutama Praktik Manufaktur Bertanggung jawab (cGMP),” tutur Hanum Yahya, direktur komunikasi dan public affairs, Sanofi Group Indonesia.

 

Disela-sela kunjungan pabrik, Prof. DR. dr. Armen Muchtar, DAF., DCP., Sp.FK(K), ahli

Farmakologi dari Universitas Indonesia, berbagi wawasan tentang pentingnya standarisasi

produksi obat-obatan yang beretika. Beliau juga menekankan bagaimana sebuah proses

pembuatan menentukan mutu dan keamanan dari obat-obatan tersebut, serta kriteria dari

obat-obatan berkualitas tinggi, aman dan efektif berdasarkan pandangan keilmuan.

 

 

“Kami percaya adanya peluang untuk memaksimalkan potensi kontribusi sektor swasta

dalam program Jaminan Kesehatan Nasional melalui kesetaraan partisipasi dalam ecatalogue

dapat memperluas akses pasien terhadap obat-obatan inovatif sesuai kebutuhan

pasien. IPMG berharap melalui inisiatif dan komitmen ini, pelayanan kesehatan menyeluruh

bagi masyarakat Indonesia dapat diwujudkan,” tutur Parulian.

 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…