NERACA
Jakarta - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sampai pada akhir tahun 2014 ini hanya akan berada di kisaran 5,1% - 5,5% atau lebih rendah dari target pemerintah di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 yang sebesar 6%. Untuk mencapai itu pun harus dengan satu upaya dan syarat yaitu dengan percepatan reformasi struktural.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan percepatan reformasi struktural adalah langkah yang harus dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan juga lebih sustainable. Untuk melakukan itu, setidaknya ada tiga hal penting untuk dapat mempercepat pelaksanaan reformasi struktural. Pertama, meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Sejauh ini permintaan dari kelas menengah terus mengalami peningkatan, sedangkan kemampuan peningkatan produksi masih terbatas. Akhirnya kita harus impor sejumlah bahan pangan, bahan baku otomotif dan properti. Ini yang menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan," ujar " ujarnya di Jakarta, Jumat (6/6).
Upaya kedua adalah pembangunan infrastruktur guna mendukung konektivitas antar daerah. "Ini harus dilakukan, untuk memfasilitasi investasi domestik antar daerah. Infrastruktur penting untuk mendorong pertumbuhan dan mengendalikan inflasi," katanya.
Sedangkan langkah yang ketiga adalah dengan cara melakukan pendalaman pasar keuangan. Langkah ini telah dilaksanakan oleh pemerintah dan BI. Selama ini, kata Perry, pasar keuangan domestik lebih banyak menerbitkan instrumen obligasi pemerintah, medium term note, obligasi korporasi dan saham untuk pembiayaan ekonomi.
Atas dasar itu semua, lanjut Perry, BI memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2014 bisa mencapai 5,3%. Tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut lebih dikarenakan faktor konsumsi rumah tangga dan investasi yang konsisten.
“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi (Kuartal II-2014) di level 5,3%. Pergerakan konsumsi dan investasi itu masih konsisten dengan pertumbuhan ekonomi 2014,” tuturnya.
Angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2014 tersebut sesuai dengan perkiraan BI sebelumnya. Pada 2014, BI memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,1%-5,5 %. Hal ini lebih rendah jika dibandingkan dengan target pemerintah yang tertuang di APBN 2014 yakni sebesar 6%. [agus]
Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…
NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…
NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…
Pemeran Bangkok RHVAC dan Bangkok E&E 2024 akan Tampilkan Inovasi dan Teknologi Terkini NERACA Jakarta - Bangkok RHVAC 2024 dan…
NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…
NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…