Antisipasi Lonjakan Konsumsi di Bulan Ramadan - Pertamina Tambah Pasokan 2,9 Juta Elpiji 3 Kg

NERACA

Jakarta – Menghadapi bulan Ramadan, diperkirakan konsumsi akan semakin meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, PT Pertamina (Persero) bersiap untuk menambah pasokan gas elpiji ukuran 3 kg untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan total pasokan mencapai 2,95 juta unit. Hal tersebut seperti dikatak Asisten Manajer Hubungan Eksternal Region III Pertamina Milla Suciyani di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Ia mengatakan pasokan gas elpiji 3 kg tersebut akan mulai dipasok pada minggu ke dua bulan Juni 2014. Ia pun berharap dengan ditambah pasokan gas maka masyarakat akan lebih mudah mendapatkan gas elpiji tersebut. Menurut dia, wilayah Jabar mendapat tambahan dua juta tabung elpiji 3 kg.Saat ini, konsumsi harian di Jabar mencapai 1,15 juta tabung elpiji 3 kg. Lalu, DKI Jakarta ditambah 506 ribu tabung dengan konsumsi harian 338 ribu tabung.Terakhir, Banten mendapat tambahan 419 ribu tabung elpiji 3 kg dari konsumsi harian 280 ribu tabung.

Suci juga mengatakan, sejak Desember 2013, pihaknya sudah melakukan pengawasan distribusi elpiji 3 kg yang dikenal dengan simol3k. "Dengan sistem ini, perjalanan distribusi elpiji 3 kg dapat dipantau, sehingga mencegah aksi penyelewengan," katanya.

Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas, elpiji 3 kg hanya untuk rumah tangga dengan belanja bulanan maksimal Rp1,5 juta dan usaha mikro dengan omset maksimal Rp50 juta/bulan.

Di luar itu, Pertamina menyediakan produk elpiji nonsubsidi, yakni tabung 50 kg, Bright Gas kemasan 12 kg, maupun Ease Gas kemasan 9 kg dan 14 kg. "Kami mengajak masyarakat membantu pengawasan distribusi elpiji 3 kg agar hanya digunakan oleh orang yang berhak. Apabila ada indikasi terjadinya penyelewengan, masyarakat dapat menyampaikan laporan ke kepolisian setempat, pemda, Hiswana, atau pusat kontak Pertamina di nomor (021) 500-000," kata Suci.

Langkah Pertamina dengan langsung menyiapkan pasokan terbilang cepat. Padahal, sehari sebelumnya ada keluhan dari salah satu pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Sawah Besar, Jakarta Pusat, kekurang pasokan gas. “Sudah sekitar sebulan pengiriman gas dikurangi,” ucap Kastinah.

Pengurangan pasokan elpiji ini membuat pangkalan tersebut hanya buka hingga siang hari pada Ahad pekan lalu. “Itu pun pagi bisa buka karena Sabtu sore pasokan gas datang,” tutur Kastinah.  Pemilik pangkalan elpiji yang berlokasi di Jalan Kartini 2, Kelurahan Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, ini mengatakan normalnya setiap hari ada dua kali pengiriman pasokan gas. “Satu kali masuk sekitar 360 tabung ukuran 3 kilogram,” ujarnya.

Namun, semenjak pasokan dikurangi dari agen PT Pratama Mita Makmur yang terletak di daerah Ancol, menurut Kastinah, penjualan gas pun berkurang, khususnya pada Ahad. "Kata mereka, pasokan dari Pertamina juga dikurangi. Tak ada alasan jelas,”katanya. Ia pun khawatir menjelang Ramadan ini penurunan pasokan gas terus berlanjut. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, menjelang Ramadan hingga Lebaran biasanya pasokan gas datang telat. "Telat biasanya karena antre di tempat pengisian elpiji," tutur Kastinah.

Saat ini harga elpiji ukuran 3 kilogram adalah Rp 16 ribu per tabung, gas ukuran 12 kilogram seharga Rp 98 ribu per tabung, dan minyak tanah per liternya Rp 14 ribu. Untuk elpiji ukuran 12 kilogram, Kastinah bisa menjual sepuluh tabung per hari. Lebih jauh, Kastinah berharap pengurangan pasokan gas tak terus berlangsung, yang akhirnya menyebabkan kelangkaan elpiji. "Semoga tidak," ujarnya.

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Kota Bogor, Bahrium juga menyatakan bahwa di Bogor, Jawa Barat sempat terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg. atas hal tersebut, pihaknya langsung mengajukan surat kepada Pertamina. “Setelah mendapatkan informasi sudah mulai terjadi kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram, kami akan segera mengajukan surat extra dropping untuk wilayah Bogor,” katanya.

Lebih lanjut Bahrium mengatakan,  pihaknya berencana meminta tambahan 80 ribu hingga 100 ribu tabung gas melon ke Pertamina. Saat ini kebutuhan gas 3 kilogram di wilayah Bogor mencapai 4,2 juta unit tabung per bulan. Seluruh elpiji disebar ke 19 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Bogor.

Menurutnya, kelangkaan elpiji di sejumlah daerah di wilayah Bogor terjadi salah satunya karena makin banyak pengusaha dan pemilik rumah makan dan industri kecil yang beralih dari gas ukuran 12 kilogram ke gas ukuran 3 kilogram.

Bahrium menjelaskan, saat ini harga gas ukuran 12 kilogram di pasaran berkisar Rp 105-110 ribu per tabung. Sedangkan gas ukuran 3 kilogram dibanderol Rp 15.500 per tabung. “Wajar saja jika banyak yang beralih karena menggunakan gas 3 kilo jauh lebih hemat dibanding gas 12 kilo,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…