Kerjasama Antar Industri Kreatif - Panasonic Disebut Terkemuka dan Inovatif

 

NERACA

Jakarta - Potensi industri kreatif di dalam negeri sangatlah besar. Untuk itu, banyak pelaku usaha melakukan berbagai inovasi karya mereka. Sementara itu, dalam rangka mengetahui lebih dalam mengenai industri yang dikembangkan Panasonic, para pelaku industri kreatif yang tergabung dalam Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) wilayah Bandung Raya dan Bali dan Komunitas Desainer Nasional melakukan kunjungan kerja ke pabrik Panasonic Manufacturing Indonesia di Jakarta Timur.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur mengatakan seperti diketahui, Panasonic memiliki sejarah yang sangat panjang di Indonesia. Dimulai dengan kehadiran radio 'tjawang', ini merupakan salah satu hasil industri kreatif yang sangat bagus yang digagas oleh Almarhum Drs. H. Thayeb Moh.

"Gobel pada tahun 1954, TV pertama di tahun 1962, hadirnya brand National di tahun 1970, sampai pada akhirnya mengganti nama National dan menggunakan nama Panasonic di tahun 2004. Sampai saat ini Panasonic di Indonesia tetap merupakan brand elektronik yang paling terkemuka dengan sederet produknya yang inovatif," ujar Sobur di Jakarta, Kamis.

Menurut Sobur, Indonesia telah memasukkan industri berbasis tradisi dan budaya sebagai salah satu industri yang diunggulkan, sebagai penggerak pencipta lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan. "Industri ini merupakan basis dari karakter dan simbol kehadiran Bangsa Indonesia di tengah pergaulan antar bangsa di dunia,"ujarnya.

Lebih lanjut Sobur mengatakan dengan memperkuat industri ini, kekayaan intelektual (termasuk human capital) dan warisan budaya bangsa dapat dilestarikan sebagai sumber pendapatan dan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Warisan budaya merupakan sumber inspirasi untuk menghasilkan produk-produk inovatif baru bernilai tambah dan berdaya saing tinggi.

"Sebenarnya, industri berbasis tradisi dan budaya adalah potensi orisinal yang dimiliki industri nasional. Industri ini memiliki keunggulan yang ditopang oleh Bahan baku tersedia dan tersebar di seluruh Indonesia, memiliki karakter nilai budaya, dan  mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yang umumnya berskala kecil menengah," kata dia.

Cawang dengan tagline Art Radio kata Sobur menjadi contoh dari produk kreatif unggulan berbasis tradisi dan budaya yang bisa dipentaskan di pasar global. "Saat ini, di Bandung memproduksi radio transistor "Panasonic" dengan desain etnik untuk pasar Timur Tengah, disamping pasar domestik. Teknologi radio transistornya berasal dari Panasonic," kata dia.

Dia mengatakan mendapat kepercayaan memproduksi radio transistor tersebut setelah pada 2008 bertemu dengan mitra Panasonic di Indonesia yaitu Rachmat Gobel pada lomba desain Bahana Ventura. "Saat itu saya terpilih menjadi mitra Bahana Ventura, karena menang lomba desain dimana Pak Rachmat menjadi juri," katanya.

Rachmat Gobel yang tertarik dengan desain kotak etnik ala Sobur, lalu mengajak kerja sama menghidupkan kembali radio transistor Cawang dengan desain etnik. Radio transistor Cawang merupakan radio hasil kerja sama pihak Gobel dengan Panasonic. "Pak Sobur mendapat 'know how' memproduksi radio transistor yang sudah tidak kami produksi lagi," ujar Rachmat.

Rachmat yang juga Preskom PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) mengatakan sudah saatnya alih teknologi produk elektronik ke IKM, terutama yang berteknologi rendah. Oleh karena itu pihaknya, melalui Wapresdir PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Heru Santoso, terus mengawasi proses produksi agar sesuai standar perusahaan itu, termasuk pengolahan limbah serta kualitas dan daya tahan produk."Ini juga merupakan bagian dari CSR ( tanggung jawab sosial) kami menciptakan IKM yang mampu bersaing di pasar global," kata Heru.

Sejak tahun lalu PT Kriya Nusantara memproduksi radio transistor Cawang dengan desain etnik untuk pasar Timur Tengah. "Dalam waktu dekat kami akan mengembangkan untuk pasar domestik," kata Sobur. "Melalui momentum launching produk ini, kami berharap kedepan segera akan menyusul produk-produk kreatif lainnya yang memiliki akar dan semangat berbasis tradisi," ungkapnya.

Acara ini didahului dengan kunjungan para desainer dan pelaku industri kreatif ke beberapa sentra produksi Panasonic yang ada di kawasan pabrik dan dilanjutkan dengan diskusi dengan manajemen Panasonic Manufacturing Indonesia. Acara ini dihadiri oleh 50 desainer dan pelaku industri kreatif yang berasal dari berbagai daerah.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…