Dorong Koperasi Mampu Cukupi Kebutuhan Masyarakat

Dorong Koperasi Mampu Cukupi Kebutuhan Masyarakat

 

Di negara-negara Eropa, koperasi mampu mencukupi antara 30-40% kebutuhan hidup masyarakatnya. Artinya, koperasi di sana mampu menyediakan barang dan jasa kebutuhan masyarakat. Bagaimana di Indonesia?

 

Pertanyaan itu dilontarkan Asisten Deputi Bidang Infobis Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah (KUKM) Prijambodo. Dia berharap, koperasi di Indonesia juga mempunyai kemampuan menyediakan semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.   “Kami berharap koperasi-koperasi bidang jasa, juga produsen, maupun simpan pinjam kita mampu mencukupi kebutuhan anggota dan juga masyarakat pada umumnya,” kata Prijambodo.   

 

Untuk itu,  kata Prijambodo, Kementerian Koperasi dan UKM mencoba mengkondisikan hal melalui optimalisasi produk koperasi yang dihimpun dari para anggota di sentra-sentra produksi.

 

Program one village on product atau OVOP kita arahkan untuk memproduksi berbagai kebutuhan masyarakat. Dengan carat itu, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada  impor,” kata dia kepada Neraca. Dia berharap, koperasi bahkan mampu menciptakan pasar komoditas, baik di tingkat lokal, maupun tingkat dunia.

 

Soal itu, Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta menyontohkan, koperasi di daerah dapat disiapkan menjadi industri pengelola produksi buah kelapa.   Selama ini, kata Wayan,  industri pengolahan kelapa tidak terkelola secara terpadu. Akibatnya, kesejahteraan petani pengolahnya tidak kunjung membaik. Petani kelapa sampai saat ini masih mengandalkan kopra sebagai sumber penghasilan utama. “Tapi karena rendahnya harga maka kualitas hidup mereka belum beranjak membaik,” kata Wayan.

 

Menurut Wayan, Indonesia merupakan negara dengn luas lahan terluas di dunia, yaitu 3,88 juta ha dan mampu memproduksi 19,5 miliar butir kelapa dan 1,2 ton kopra.  Dari luas lahan sebesar itu, 97% lahan merupakan perkebunan rakyat. “Pengembangan industri pengolahan kelapa terpadu oleh koperasi akan sangat menguntungkan mengingat ada upaya peningkatan produksi di dalamnya dengan menekankan bahan baku dari anggotanya,” kata dia.

Wayan menjelaskan, koperasi akan dapat menjaga kualitas dan kuantitas produksi serta stabilitas harga di tingkat petani. Kendala yang dihadapi para petani saat ini adalah masih banyaknya praktik ijon. Modusnya, petani tergiur mendapat uang dari praktek ijon yang menerapkan bunga tinggi. Sebaliknya, kata dia, dengan adanya industri pengolahan, setiap koperasi mampu meningkatkan prokduktivitas, menyerap banyak tenaga kerja. “Jika demikian,  pendapatan koperasi dan anggota juga meningkat karena berhasil memberi nilai tambah produk kelapa, dan yang penting mampu menekan impor,” kata Wayan.   

 

Didukung Regulasi

Sementara itu Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko menyatakan optimistis bahwa koperasi mampu menjawab tuntutan tidak hanya anggota, tapi juga masyarakat. “Asalkan didukung oleh regulasi pemerintah, kami yakin koperasi kita mampu mengejar ketertinggalan dalam memenuhi tuntutan masyarakat maupun pasar bebas,” kata Agung.

 

Benarkah regulasi pemerintah saat ini sudah memenuhi harapan masyarakat, Agung mengakui tak banyak regulasi yang dibuat pemerintah mampu menunjang kegiatan usaha koperasi. Bukan sebaiknya,”ujar Agung.

 

Karena itu, Agung berharap, siapapun presiden yang terpilih nanti, mampu mengakomodasi aspirasi atau tuntutan sektor usaha, lebih khusus lagi di kalangan koperasi-koperasi. “Dengan tetap mengacu pada Pasal 33 UUD 1945, kita berharap pemerintah tak menyeret kalangan UKM dan koperasi lebur dalam sistem ekonomi liberal. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambag Yudhoyono pernah melontarkan bahwa Indonesia tak bisa menghindarkan diri dari faham ekonomi pasar bebas sebagai bagian dari politik luar negeri yang bebas dan aktif.

 

“Ya kami berharap, apapun, pemerintah tetap harus bertanggung jawab melindungi usaha dalam negeri, tak bisa pemerintah mengutamakan kepentingan asing dalam bentuk investasi dan sejenisnya,” kata Agung.

“Mudah-mudahan siapapun presiden mendatang yang terpilih mau memberikan perhatian kepada dunia koperasi,” ujarnya. (saksono)

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…