IHSG Berpeluang Balik Arah Ke Zona Hijau

NERACA

Jakarta – Tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memberikan sentiment negatif terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi ini makin memperburuk pergerakan indeks sejak diawal perdagangan yang dibuka sudah terkoreksi.

Mengakhiri perdagangan saham di BEI, IHSG ditutup melemah 9,593 poin (0,19%) ke level 4.932,564. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 3,211 poin (0,38%) ke level 832,089. Sementara pada perdangan Kamis (5/6) diproyeksikan bakal balik arah ke zona hijau seiring kembali pulihnya kepercayaan investor untuk melakukan aksi beli.

Pada perdagangan kemarin, saham-saham unggulan di sektor komoditas dan finansial jadi sasaran aksi jual. Aksi jual ini banyak dilakukan investor domestik. Investor asing masih konsisten berburu saham dan tempatkan dana di pasar modal.

Transaksi investor asing hingga penutupan perdagangan tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai lebih dari Rp 900 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 200.699 kali pada volume 4,346 miliar lembar saham senilai Rp 5,482 triliun. Sebanyak 129 saham naik, 151 turun, dan 96 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Tembaga Mulia (TBMS) naik Rp 1.600 ke Rp 9.600, Bida Dana (ABDA) naik Rp 450 ke Rp 5.500, Lippo Insurance (LPGF) naik Rp 350 ke Rp 4.450, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 300 ke Rp 53.800. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gowa Makassar (GMTD) turun Rp 500 ke Rp 7.500, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 400 ke Rp 29.600, Tower Bersama (TBIG) turun Rp 225 ke Rp 7.725, dan BCA (BBCA) turun Rp 200 ke Rp 11.050.

Sementara pada perdagangan sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup terkoreksi 16,173 poin (0,33%) ke level 4.925,984. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 4,057 poin (0,49%) ke level 831,243. Saham-saham unggulan di sektor komoditas dan finansial jadi sasaran aksi jual. Aksi jual ini banyak dilakukan investor domestik. Investor asing masih konsisten berburu saham dan tempatkan dana di pasar modal.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 105.876 kali pada volume 2,456 miliar lembar saham senilai Rp 3,275 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 125 turun, dan 88 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia masih bergerak variatif pada sesi pertama. Bursa saham Tiongkok dan Singapura terjebak di zona merah sejak awal perdagangan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Binda Dana (ABDA) naik Rp 450 ke Rp 5.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 350 ke Rp 53.850, Selamat Sempurna (SMSM) naik Rp 275 ke Rp 4.720, dan Mandom (TCID) naik Rp 200 ke Rp 15.700. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 400 ke Rp 68.000, Saratoga (SRTG) turun Rp 300 ke Rp 4.500, Tiga Raksa (TGKA) turun Rp 260 ke Rp 1.865, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 250 ke Rp 29.750.

Sementara diawal perdagangan, indeks BEI dibuka melemah 9,04 poin atau 0,18% ke posisi 4.933,12 , sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,35 poin (0,28%) ke level 832,95 mengikuti pergerakan bursa saham global,”Mengikuti sentimen di bursa AS dan Eropa yang mengalami pelemahan berimbas pada bursa saham di kawasan Asia pada pagi ini termasuk indeks BEI," kata Analis Samuel Sekuritas Aiza .

Dia menuturkan, minimnya sentimen dan juga aksi tunggu terhadap keputusan bank sentral AS (ECB) terkait suku bunga dan juga pengumuman produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2014 di sebagian negara Eropa menjadikan Bursa AS dan Eropa mengalami pelemahan.

Dia menambahkan, sentimen dari dalam negeri yang juga cenderung kurang mendukung seiring dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah, perkembangan politik yang diluar perkiraan serta memburuknya neraca perdagangan Indonesia periode April 2014 membuat laju indeks BEI tertahan. Kendati demikian, menurut dia, di tengah kondisi minimnya sentimen positif seperti saat ini, saham-saham dengan nilai kapitalisasi rendah dan juga batubara masih memiliki momentum penguatan.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 108,52 poin (0,47%) ke level 23.182,52, indeks Nikkei turun 1,97 poin (0,01%) ke level 15.032,28 dan Straits Times melemah 10,48 poin (0,32%) ke posisi 3.285,82. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…