Hasil Tangkapan Berorientasi Ekspor - PPS Nizam Zachman Kerap Disebut Pelabuhan Tuna

NERACA

Jakarta – Berdasarkan data yang tertulis sesuai dengan Surat Ijin Penangkapan Ikan(SIPI) ada sekitar 1478 kapal yang terdaftar di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara. Dalam sehari ada sekitar 15 – 20 kapal bersandar di pelabuhan ini, yang total produksi ikan hingga mencapai 350 ton per hari dengan 70% hasil tangkapannya adalah ikan tuna. Maka dari itu pelabuhan ini melekat dengan julukan pelabuhan tuna terbesar Indonesia.

Kepala PPS Nizam Zachman Jakarta, Bustami Mahyuddin mengatakan kapasitas pelabuhan Nizam Zachman sangat besar, dalam sehari bisa menyandarkan puluhan kapal-kapal besar di sini sehingga menjadi magnet tersendiri bagi kapal-kapal besar bersandar dipelabuhan ini. Dalam sehari saja paling sedikit ada 15 kapal besar bersandar di sini, dengan hasil tangkapan mayoritas ikan tuna. 

“Hampir semua kapal yang bersandar di sini adalah kapal besar dengan hasil tangkapan ikan besar juga terutama tuna, makanya pelabuhan ini kerap disebut menjadi pelabuhan tuna,” katanya saat berbincang dengan Neraca di kantornya di Jakarta, Senin (2/6).

Dengan hasil tangkapan ikan besar hampir 80% hasil ikan tangkapan dari pelabuhan Nizam Zachman orientasinya ekspor, dan sisanya untuk pasar domestik untuk restoran maupun hotel dalam negeri. “Karena hasil tangkapannya mayoritas ikan tuna, maka orientasinya untuk ekspor karena permintaan ikan tuna dunia masih sangat tinggi,” imbuhnya.

Selain itu juga, didalam pelabuhan ini juga ada terdapat 58 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang siap mengolah hasil tangkapan dari nelayan. “Didalam pelabuhan ini juga bukan hanya menampung ikan hasil tangkapan saja, tapi sudah menerapkan hillirisasi industri sesuai dengan program yang digaungkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) tentang industrialisasi perikanan tangkap,” paparnya.

Fungsi Pelabuhan

Karena apa, sambung Bustami lagi, fungsi dari pelabuhan sendiri adalah selain menampung ikan hasil tangkapan pelabuhan merupakan menghubungkan kemasan produksi sama pemasaran. Mulai dari daerah tangkap dengan berbagai alat tangkapnya yang kemundian mendaratkan ikan sehingga mutu ikan tidak menurun sehingga harga masih tinggi. Disamping itu juga,  bagaimana kita bisa memasarkan konsumen layak di makan.

“Pelabuhan bukan hanya tempa mendaratkan ikan saja, tapi harus mampu menggaet para konsumennya. Dan tidak lupa juga pelabuhan harus mampu menjadikan hasil tangkapannya dapat diolah sehingga ada nilai tambah proses ini sejalan dengan program minapolitan,” tuturnya.

Namun begitu, dia juga mengakui dari sekitar 816 pelabuhan yang tersebar di Indonesia baik belabuhan yang berkelas Samudera, Nusantara atau yang di bawahnya belum semua memaksimalkan semua layanannya seperti belum optimalnya gudang logistiknya, cool storagenya, disamping itu infrastruktur penunjangnya seperti jalan dan lain-lainnya. Oleh karenanya dia menghimbau agar ada sinergitas dari pusat, daerah maupun swasta untuk dapat mengembangkan pelabuhan daerahnya masing-masing.

“Untuk dapat mengembangkan pelabuhan bukan hanya tugas dari pemerintah pusat saja, harus ada peran aktif dari pemerintah daerah, swasta, bahkan kementrian terkait sebagi pendukung sarana dan prasarana penunjangnya,” jelasnya.

Selain itu, dia berkeinginan pola pengembangan pelabuhan sudah tidak lagi dikelola oleh pemerintah tapi dikelola oleh kaperasi secara independen dan mandiri pemerintah hanya memantaince saja sehingga tidak terus memberatkan beban anggaran pemerintah dalam pengembangan pelabuhannya.

“Seperti di Jepang sendiri sudah mengaplikasikan pola itu dan berhasil pelabuhannya lebih maju disana. Harapannya Indonesia bisa meniru pola seperti itu,” tukasnya.

Sedangkan pada kesempatan sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo menuturkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), berkomitmen untuk mengoptimalkan peran Pelabuhan, upaya ini  dilakukan untuk untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat nelayan di wilayah pelabuhan.

“Potensi perikanan tangkap nusantara sangat besar. Untuk itu pengelolaan pelabuhan, serta peningkatan fasilitas pelabuhan harus benar-benar dioptimalkan," kata Sharif.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…