Penguatan IHSG Masih Berlanjut

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 18,183 poin (0,37%) ke level 4.912,091. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 4,527 poin (0,55%) ke level 829,078. Data inflasi Mei sebesar 0,16%, disikapi pelaku pasar masih terkendali dan memacu aksi beli.

Analsi Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya mengatakan, setelah mengalami tekanan cukup signifikan pada akhir pekan lalu, pelaku pasar kembali mengakumulasi saham domestik sehingga indeks BEI kembali menguat, “Aksi beli yang dilakukan investor membawa sentiment positif bagi indeks BEI,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Masih masuknya dana asing ke pasar saham domestik juga turut menunjang indeks BEI berada di area positif ke depannya. Kendati demikian, lanjut dia, penguatan indeks BEI masih tertahan menyusul terkoreksinya mata uang rupiah dan defisit neraca perdagangan Indonesia. Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama April 2014 defisit US$ 1,96 miliar.

Sementara analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan, momentum penurunan indeks BEI mulai merada setelah mengalami tekanan pada pekan lalu. Hal itu dipicu dari pelaku pasar jangka pendek yang muncul untuk menstabilkan harga,”Pelaku pasar mengambil kesempatan untuk kembali masuk ke pasar," katanya.

Berikutnya, indeks BEI Selasa diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatan. Tercatat pada perdagangan Senin awal pekan, aksi beli asing di saham-saham unggulan berhasil dorong IHSG menanjak ke zona hijau setelah bergerak fluktuatif.

Tercatat transaksi investor asing hingga sore melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 848,85 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 208.357 kali pada volume 5,573 miliar lembar saham senilai Rp 5,949 triliun. Sebanyak 118 saham naik, 193 turun, dan 72 saham stagnan.

Bursa Tiongkok dan Hong Kong tidak berdagang karena menyambut hari nasional. Bursa Jepang melonjak hingga lebih dari 2% menutup perdagangan di zona hijau bersama Bursa Singapura. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.100 ke Rp 29.750, Maskapai Reasuransi (MREI) naik Rp 1.050 ke Rp 5.950, Link Net (LINK) naik Rp 800 ke Rp 2.400, dan Unilever (UNVR) naik Rp 625 ke Rp 29.750

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Pool Advista (POOL) turun Rp 950 ke Rp 4.100, Matahari (LPPF) turun Rp 625 ke Rp 13.900, Astra Agro (AALI) turun Rp 450 ke Rp 26.875, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 400 ke Rp 68.500.

Sebaliknya, pada perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup melemah 13,833 poin (0,28%) ke level 4.880,075. Sementara Indeks LQ45 turun 1,892 poin (0,23%) ke level 822,659. Saham-saham komoditas, serta konstruksi dan infrastruktur, menjadi sasaran aksi jual. Sedangkan saham konsumer dan bank jadi incaran investor asing.

Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 123.255 kali pada volume 3,035 miliar lembar saham senilai Rp 3,711 triliun. Sebanyak 80 saham naik, 191 turun, dan 80 saham stagnan. Beberapa bursa Asia masih libur dan tidak berdagang. Pasar modal di buka bergerak kompak menguat di zona hijau, dipimpin bursa Jepang yang melonjak hingga lebih dari 2%.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mandom (TCID) naik Rp 1.300 ke Rp 17.000, Maskapai Reasuransi (MREI) naik Rp 1.100 ke Rp 6.000, Link Net (LINK) naik Rp 800 ke Rp 2.400, dan Fastfood (FAST) naik Rp 450 ke Rp 2.670. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 750 ke Rp 51.300, Matahari (LPPF) turun Rp 475 ke Rp 14.050, Astra Agro (AALI) turun Rp 450 ke Rp 26.875, dan Lippo Cikarang (LPCK) turun Rp 300 ke Rp 7.950.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka menguat 15,14 poin atau 0,31% menjadi 4.909,05 sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,02 poin (0,49%) ke level 828,57,”Indeks BEI dibuka menguat menyusul ekspektasi positif terhadap neraca transaksi berjalan yang surplus sekitar 178 juta dolar AS," kata analis Samuel Sekuritas Aiza.

Di sisi lain, lanjut dia, nilai tukar rupiah yang cenderung melemah juga diperkirakan dapat memberikan sentimen positif terhadap saham sektor komoditas. Sementara itu, Tim Analis Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa masih derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar modal domestik berpotensi membawa sentimen positif bagi pergerakan indeks BEI.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka menguat 71,51 poin (0,31%) ke level 23.081,65, indeks Nikkei naik 267,93 poin (1,83%) ke level 14.900,64 dan Straits Times menguat 4,55 poin (0,14%) ke posisi 3.300,40. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…