Hingga April, KUR BRI Tembus Rp96,5 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kian kokoh menjaga komitmennya untuk mendorong tumbuh kembangnya usaha mikro. Hal tersebut terlihat dari kuatnya ekspansi Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke masyarakat, utamanya sektor mikro.

Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan, total KUR yang telah disalurkan BRI dari 2007 hingga April 2014 sebesar Rp96,522 triliun. ”Jadi, KUR kita tembus Rp96,5 triliun sampai akhir April 2014 sejak KUR diluncurkan tahun 2007,” ujarnya di Jakarta, Senin.

Ini artinya, lanjut Budi, sejak Januari-April 2014, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp9,5 triliun untuk lebih dari 700 ribu debitur. Sebab, pada akhir 2013 lalu, total KUR BRI mencapai Rp87 triliun. Budi juga menerangkan, hingga akhir April 2014, BRI telah menyalurkan KUR kepada hampir 10 juta debitur.

Meski cukup ekspansif, perseroan tetap berhati-hati dalam menyeleksi calon debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (non performing loan/NPL) KUR yang hanya sebesar  2,34%. “Target kami memang usaha mikro dan pengusaha pemula, utamanya di pasar-pasar dan sentra-sentra perekonomian rakyat. Namun selain ekspansif kami juga melakukan pendampingan dan pembinaan. Hasilnya, bisa terlihat NPL KUR sangat terjaga pada level yang ideal,” paparnya.

Budi melanjutkan, porsi KUR BRI secara nasional sebesar 64,24% dari total KUR nasional Rp150,3 triliun. “Adapun komposisi KUR BRI terdiri dari KUR Ritel sebesar Rp18,442 triliun dan KUR Mikro sebesar Rp78,080 triliun,” tambah dia. Sektor ekonomi dan usaha yang menyerap KUR BRI masing-masing perdagangan dan bisnis kuliner mencapai 61%, disusul dengan pertanian 14,23%.

Tak hanya, meningkatkan ekspansi KUR, BRI juga mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari munculnya aksi migrasi ratusan ribu debitur KUR BRI ke kredit komersil BRI “Yang naik kelas hampir satu juta debitur KUR ke Kredit Komersil BRI. Pinjaman mereka tercatat Rp 15,429 triliun,” ucap Budi.

Dia mengatakan, dengan hijrah tersebut, para bekas debitur KUR BRI akan dikenakan bunga komersil diikuti oleh persayaratan adiministrasi sesuai dengan ketentuan normal perbankan. “Ini yang kita syukuri sebab akhirnya mereka menjadi bankable dan siap mendapat pinjaman yang lebih besar dari KUR dengan syarat-syarat sesuai ketentuan. Berarti daya saing mereka meningkat,” tandasnya. [retno]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…