Manfaatkan Sungai Batanghari, Jambi - Indonesia Ingin Saingi Produksi Ikan Patin Vietnam

NERACA

 

Jambi - Vietnam merupakan salah satu negara penghasil ikan patin terbesar di dunia. Produksi ikan patin di Vietnam bisa mencapai 3 juta ton setiap tahunnya dan ikan patin tersebut cukup banyak peminatnya misalnya dari Eropa dan Amerika Serikat. Berdasarkan hasil kunjungan kerja yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Vietnam, produksi yang sebesar 3 juta ton setiap tahunnya karena memanfaatkan sungai Mekong yang melintasi 3 negara.

Berkiblat dari Vietnam, Indonesia khususnya Provinsi Jambi juga mempunyai sungai yaitu Sungai Batanghari yang melalui 5 Kabupaten dan panjang 1.740 kilometer bisa menjadi andalan untuk memproduksi ikan patin dan bisa menyaingi Vietnam. Hal tersebut seperti diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Mohamad Abduh Nurhidajat saat melakukan penebaran perdana benih patin di lokasi percontohan budidaya patin kolam dalam, di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, Senin (2/6).

"Gagasan awalnya ketika kami berkunjung ke Vietnam. Produksi ikan patin disana, cukup tinggi bahkan bisa di ekspor ke Amerika dan Eropa. Padahal Sungai Mekong itu dipakai untuk 3 negara sementara di Jambi ada Sungai Batanghari yang dikelola oleh 5 Kabupaten di Jambi. Jadi, potensi yang kita miliki jauh lebih besar baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya," ungkapnya.

Abduh menjelaskan Vietnam mengekspor ikan patin dalam bentuk vilet sebesar 1 juta ton. Artinya untuk memproduksi vilet 1 juta, dibutuhkan bahan baku sekitar 3 juta ton. "Saat ini memang produksi ikan patin nasional hanya 500 ribu ton atau belum mencapai target 1 juta ton. Kendalanya menyebar, baik dari hulu ke hilir. Namun, dengan adanya percontohan budidaya patin kolam dalam dan dengan memanfaatkan aliran sungai Batanghari ini, maka merasa optimis produksi nasional akan meningkat. Terlebih, di Jambi terdapat Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) yang akan mempersiapkan dari sisi teknologi dan benih yang unggul," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Dirjen Budidaya KKP Slamet Soebjakto. Ia menjelaskan bahwa sistem budidaya patin kolam dalam yaitu budidaya yang memanfaatkan adanya air pasang dari Sungai Batanghari untuk mengisi kolam disepanjang aliran sungai sekaligus mmelakukan pergantian air saat surut. Dengan dua kali pasang surut di Sungai Batanghari, maka air kolam akan terjaga sehingga ikan patin tumbuh lebih cepat. "Dengan teknologi budidaya patin kolam dalam, kedalaman air lebih kurang 3meter, dan padat tebar sekitar 15 ek/m2, benih ukuran 8 – 10 cm, maka dalam tempo waktu 4,5 – 5,5 bulan sudah dapat dihasilkan patin ukuran 500 – 600 gr/ek," papar Slamet.

Bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi Jambi dan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan percontohan budidaya patin kolam dalam di Kecamatan Sabak Timur. "Tujuan percontohan ini adalah menerapkan sistem budidaya baru dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya alam yang ada di Jambi, dengan tujuan peningkatan produksi patin. Percontohan ini akan mendukung program minapolitan perikanan budidaya di Propinsi Jambi, dan program industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue economy khususnya komoditas Patin," tambah Slamet.

Integrasi Sistem

Untuk mendukung peningkatan produksi patin di Propinsi Jambi, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah ketersediaan pakan, induk unggul dan benih bermutu di sekitar produksi patin. "Untuk Induk serta benih, Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi mengembangkan benih patin siam dimana produksinya bagus dan dagingnya putih. Hal berbeda dengan daging patin lokal cenderung berwarna merah. Sedangkan untuk pakan saat ini akan di  bangun pabrik pakan di Jambi yang diharapkan akan mempermudah pembudidaya mendapatkan pakan berkualitas dengan harga yang relative murah atau terjangkau. Semua ini dilakukan sebagai wujud kepedulian pemerintah baik pusat maupun daerah terhadap perkembangan budidaya dan juga kesejahteraan para pembudidaya," ungkap Slamet.

Kerjasama antar stake holder di bidang budidaya patin juga akan terus ditingkatkan. "Pembudidaya patin melalui Asosiasi Pembudidaya Patin Jambi (AP2J) kami harapkan dapat terus menjadi penghubung antara pembudidaya dengan pemerintah. Demikian juga kerjasama pihak swasta maupun perbankan dapat terus memberikan dukungan kepada para pembudidaya. Sinergi dan kerjasama yang terus dijalin untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan perikanan budidaya dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tukas Slamet.

Ditempat yang sama, Kepala Balai Budidaya Air Tawar Jambi, Mimid Abdul Hamid menjelaskan pemanfaatan air Sungai Batanghari ini dapat membuat daging ikan patin lebih putih. "Biasanya, kalau budidaya dengan air biasa dan tidak diganti maka daging ikan patin cenderung berwarna kuning. Nah, kalau dengan air kolam dalam yang memanfaatkan air pasang maka daging ikan patin cenderung berwarna putih. Itu yang lebih disukai oleh eksportir," ucapnya.

Dari ketersediaan benih, Mimid meyakini bahwa Balai Budidaya Air Tawar Jambi dapat memenuhi permintaan benih yang unggul. Akan tetapi, ia mengharapkan agar pembudidaya rakyat ikut berperan aktif dalam menyediakan benih.

Sementara itu, soal pakan ikan. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Jambi Saipudin mengatakan pada Januari 2015, pihaknya akan meresmikan pabrik pakan yang ada di Pangkit, Muara Jambi. "Kita akan bikin pabrik pakan sendiri. Nanti akan mulai pada Januari 2015. Pabrik itu, kita buat dengan memanfaatkan APBD dan untuk mengembangkan budidaya perikanan di Provinsi Jambi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…